Kamu & Kehilangan - Foto yang terselip di balik lembaran kisah

845 53 0
                                    

"Nyatanya kita tidak akan pernah tahu tentang kejadian yang akan datang,"

-QA-

Laki-laki dengan perawakan tegap itu menyusuri bongkahan dari sisa puing-puing rumah yang sudah hangus terbakar, tangannya terus mencari sesuatu yang berharga. Tak dihiraukannya teriakan dari beberapa orang yang berada di sana untuk menyingkir dari tempat itu.

Matanya menatap berbinar begitu menemukan sebuah kotak besi yang masih tersegel rapi dan tidak ikut terbakar.

Srek!

"Ah.." Desis laki-laki itu saat tangannya tak sengaja terkena goresan dari pecahan kaca yang berada di sana.

"Hei! Kau tak apa-apa?" Tanya seseorang dari kejauhan. Laki-laki itu mengangkat tangan dan melambai, mengisyaratkan bahwa dirinya tidak apa-apa.

Tangannya mengambil brangkas besi tersebut lalu merengkuhnya dengan erat sembari berjalan keluar dari rumah yang telah habis dilahap api.

Begitu keluar, laki-laki tersebut langsung disambut dengan suara tamparan yang begitu panas di pipinya.

"Sialan! Bagaimana jika puing-puing rumah itu jatuh dan mengenaimu hah?! Berpikirlah dengan akal sehat Askar, lagipula manusia bodoh mana yang mau masuk ke dalam area yang sudah dilahap api demi brangkas kuno tidak berguna ini?!" Teriak wanita dengan bercucuran air mata.

Askar, laki-laki itu terdiam sembari menyorot penuh pada Iskar yang menangis tersedu di depannya.

"Kau tahu Iskar, hanya benda ini yang aku punya. Ini kenangan paling berharga satu-satunya milikku yang paling istimewa, aku akan sangat bersalah jika benda ini ikut terbakar,"

"Itu hanya barang lama yang seharusnya sudah kau lupakan—"

"Nyatanya aku tidak bisa bernafas barang sedetik pun saat benda ini hilang,"

"Askar!" Iskar berteriak frustasi. Wanita itu tidak tahu lagi harus berkata apa pada sang kekasih yang terus meracau jika benda itu adalah nyawanya.

"Askar ingat," Iskar mendesis kesal. "Benda yang kau bawa itu hanyalah benda mati yang sudah lama di tinggal pemiliknya mati!"

"Lancang!" Dada Askara naik-turun, memperingatkan betapa marahnya laki-laki itu karena sang kekasih mulai membicarakan masa lalunya.

Askara menatap penuh amarah pada Iskar. "Dengar, dia tidak pernah mati. Dan selamanya akan tetap berada di sisiku!"

Askara berbalik, menuju ke mobilnya dan meninggalkan Iskar bersama sang sahabat yang sedari tadi hanya menatap keduanya dengan pandangan tak terbaca.

—Kamu & Kehilangan—

"KATAKAN CHEESE!"

"CHEESE!"

cekrek!

"Ah, Askar! Aku kan sudah menyuruhmu untuk tersenyum lebar seperti ini." Ucap gadis dengan rambut sebahu itu. Bibirnya mengerucut karena Askara tidak melakukan apa yang diperintahkannya.

"Hah... sudahlah, kamu sudah banyak mengambil foto kita. Lagipula kenapa wanita selalu saja mengabadikan setiap hal yang sama di setiap saat?" Keluh Askara.

Kamu dan KehilanganTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang