(+18) | Go Jinhee (OC) selalu membenci pertumbuhan fisiknya yang menjadi daya tarik, sementara ia hanyalah seorang gadis berumur 18 tahun dengan pemuja di kalangan pria dewasa. Perlahan, Jinhee berubah.
Yang ia sangka lelaki baik-baik, Jeon Jungkook...
Deze afbeelding leeft onze inhoudsrichtlijnen niet na. Verwijder de afbeelding of upload een andere om verder te gaan met publiceren.
Taehyung tampak seperti sandwich guy, yang hobinya selalu memesan roti lapis berisi keju dan ham dengan saus rahasia yang dibuat oleh Cafe Vene, beserta jajaran milk series semua rasanya. Lelaki itu cocok dan memenuhi syarat menjadi brand ambassador Cafe Vene, kecuali statusnya yang masih seorang siswa SMA dan masih seorang teman bagi Jinhee. Tentu saja Taehyung ingin mengubah status itu karena ia pikir, gadis penyendiri dan pandai berbicara seperti Jinhee itu sangat keren. Setidaknya bagi dirinya sendiri.
Hari ini Taehyung hanya memesan satu club sandwich yang dipotong rapi berbentuk segitiga sama sisi, dengan tambahan ham yang lebih banyak dari biasanya. Sebetulnya ia tidak boleh terlalu banyak makan sodium dan banyak olahan daging sebab ia ingin sekali menurunkan berat badan. Sejak dulu ia selalu peduli pada bentuk tubuhnya, bahkan sebelum mengenal Jinhee.
"Aku tidak percaya aku benar-benar berkencan denganmu," Jinhee menatap kesal dan nada bicaranya terdengar agak menyesal. "Aku tidak ingin makan."
"Ralat. Sebuah kencan yang ramah. Aku belum ingin mengajak berkencan kamu, Jinhee. Dan kamu tentu harus makan. Jika tidak, uangku terbuang sia-sia."
"Itu uangmu...." Jinhee menyerah dan memilih diam selama beberapa saat. "Tapi kamu mau?"
"Apa?" Taehyung mencocol roti lapisnya pada saus gochujang.
"Berkencan denganku. Kencan sungguhan."
"Aku pikir kamu keren."
"Tidak, sungguh, kita lebih baik tidak saling menyapa."
Jinhee selalu menolak niat baik Taehyung. Ada perasaan mengganjal yang tak dapat dideskripsikan Jinhee soal lelaki yang tengah makan sandwich dengan mulut berantakan--saos dan remah roti di mana-mana. Mirip dengan adiknya, Go Hanwon yang masih berusia enam tahun.
"Ya. Ingatkan aku lagi nanti setelah aku menghabiskan club sandwich-ku ini. Kamu terlalu banyak mendengarkan mereka dan aku tidak menyukai itu."
"Itu lebih baik. Membenciku." Akhirnya Jinhee menyerah dan mengambil satu potong club sandwich yang hanya tersisa satu di piring. "Kamu harus membenci aku karena aku lebih memilih mendengarkan mereka."
"Kamu ... kamu punya pilihan untuk bebas dari mereka, tetapi kamu memilih jalan yang sulit. Kamu memang keren. Untuk terakhir kalinya, jangan membuatku mengulang: aku tidak suka dengan kamu yang seperti itu." Taehyung kemudian mendiamkan Jinhee dan sibuk dengan lime soda yang baru saja diantar dengan keadaan gula cair yang belum diaduk.
"Haruskah kita membicarakan kabar masing-masing untuk mengenal satu sama lain?"
"Seperti yang kamu tahu, aku akan memilih diam."
"Kamu tidak akan sanggup diam. Percaya padaku. Kenapa kamu selalu seperti itu?"
Seperti itu yang antara terlalu tegas dan keras ataukah mengapa Jinhee selalu sembrono dalam hubungan cintanya? Dengan kata lain yang lebih mendetil: kehidupan seksualnya. "Aku sudah bilang aku tidak akan menceritakan apapun."
"Biar aku ganti pertanyaannya. Apa yang kamu lakukan untuk kesenanganmu?"
Mencari sebuah kesenangan bagi Jinhee adalah hal yang sangat diusahakan dan hampir menguras seluruh energinya. Tidak mungkin Jinhee mengatakan pada Taehyung bahwa tidur dengan banyak pria membuatnya bahagia. Mungkin lelaki, manusia normal seperti Taehyung tidak akan mengerti ketika prioritas utamanya adalah mencari kebahagiaan untuk alasannya hidup. Karena kaum-kaum adam kebanyakan selalu melecehkannya.
"Tidur. Ya, tidur. Sangat biasa untukku yang memiliki kesulitan tidur. Aku akan tidur ketika aku sangat lelah."
"Sepertinya tugasku bertambah."
"Tugas apa?"
"Mengajakmu berjalan-jalan."
Jinhee terkekeh sinis, "Kamu tidak perlu membuat repot dirimu sendiri. Aku lebih suka tidur dan tidur."
"Jadi jika aku ingin membuatmu senang, aku harus tidur denganmu?"
