THIRTY FOUR ✧ WE MEET AGAIN

22.1K 588 182
                                    

I'm sorry for disturbing you in the beginning. Just in case you didn't comfortable with english dialogue, you can skip this part. I'm not gonna forced you if you don't like this or if you're unable to read too many english dialogue. Cuz a whole dialogue in this part will be written in English. Sorry, i'm not comfortable to use Indonesian language in sex scenes tbh.

✧✧✧

"Ngghhh Felix! hah.. hahh.."

Mendengar desahan Jessi membuat Felix semakin bersemangat memaju mundurkan pinggulnya dengan brutal.

Kedua tangan Jessi berpegangan erat pada pagar balkon, sementara kakinya sudah lemas tidak dapat menopang tubuhnya.

"Lix!!! p-pleasee.. h-hahh... i'm.. exhausted.."

"Already?"

Jessi hanya mengangguk, ia bahkan kesulitan untuk berbicara karena tenggorokannya di cengkram oleh Felix.

"S-spare.. me.."

"Don't you like it? if you don't like it, you won't cum that much earlier."

"AHHHHH!!!!"

Felix mengangkat kaki kanan Jessi, meletakkannya pada bahunya, membuat Jessi terpaksa memiringkan posisinya.

"Ngghhh.. ahh.. ahhh.. mmm..mhh Fel..lix.. ahhh.."

"Don't be too loud, Jessica. How if we get caught by someone? or... that's your intention hm?"

"Ng-nnohh!! i'm.. n-not... ahh Felix!!"

"Ah~"
"You cum again."

Entah kenapa, suara rendah Felix terdengar begitu menggoda saat mengatakannya, membuat Jessi malu sekaligus terangsang. Apa-apaan ia? bisa-bisa nya ia merasa terangsang hanya karena suara? ia pasti sudah gila! ya, Felix yang membuatnya gila. Pria itu tidak berhenti memaju mundurkan penisnya dengan cepat.

"Your leg, Jessi."
"Put your leg on my shoulder."

Jessi membelalakkan matanya tidak percaya. Jika kedua kakinya berada di bahu Felix, maka tubuhnya hanya dapat bertopang pada tangannya? selain itu, Jessi juga harus memutar posisinya yang tadinya membelakangi Felix, menjadi menghadap Felix? astaga, Felix benar-benar gila.

"Hurry"

"I... can't..."

Felix mulai melambatkan pergerakannya, lalu menghela napas,

"Do as i say, or i'll edge you until you cry."

Setelah terdiam cukup lama, barulah Jessi mengangguk, kemudian perlahan memutar badannya sejauh seratus delapan puluh derajat, Jessi meringis saat merasakan penis Felix terasa bagaikan mengobrak-abrik vaginanya saat ia berputar.

"Good girl."

Felix langsung memompa lagi, cepat. Membuat Jessi semakin mengeratkan kedua kakinya pada leher Felix. Tangannya gemetar, lemas menopang tubuhnya. Tiba-tiba ia merasa takut pagar balkon yang ia jadikan tumpuan akan roboh.

"It won't break honey.. let's just enjoy our precious time."

Felix selalu bisa membaca pikirannya, entah apa yang membuat suaminya itu mengerti semua yang ia khawatirkan. Tiba-tiba, Felix mulai bergerak perlahan, wajahnya tampak terkejut sesaat.

"Oh?"

Salah satu alisnya terangkat, sudut bibirnya menampilkan seringaian licik.

"We have audience!"

DominantOù les histoires vivent. Découvrez maintenant