DUA PULUH EMPAT

229 37 0
                                    

Malam ini, akhirnya Kanaya bisa kembali bertemu dengan Baskara. Dia juga sudah tidak sabar ingin melihat sedikit demi sedikit perkembangan Baskara di tempat latihan.

Setibanya di tempat latihan, Kanaya terkejut saat melihat Baskara yang memotong poni rambutnya sehingga menampakkan wajahnya. Well, itu lebih baik daripada poni panjangnya yang menutupi pengelihatannya.

”Lo potong rambut?” Baskara memegangi rambutnya seraya mengangguk malu.

”Jadi lebih keren, lain kali potong rambut gak harus di ingetin orang kan?” Baskara mengangguk.

”Gimana sama pertahanan lo? Udah mulai kebentuk?” tanya Kanaya yang meletakan tas tentengannya ke atas bangku.

”Sedikit.”

”Udah pemanasan?”

”Udah.”

”Bagus, sekarang kita bisa latihan pukulan.”

Kanaya pergi ke tengah, dia mengambil boxing punch mitt untuk melatih Baskara.

Kanaya pergi ke tengah, dia mengambil boxing punch mitt untuk melatih Baskara

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.

”Gue bakal main pelan-pelan, biar lo gak kagok.” Baksara mengangguk.

”Oke, gue mulai,” intruksi Kanaya.

”Kanan.” bugh!

”Kiri.” bugh!

”Kanan.” bugh!

”Kiri.” bugh!

Kanaya semakin mempercepat temponya, sehingga Baskara tampak kehilangan fokus.

”Tetap fokus!” Baskara menghela napas. Dia memfokuskan matanya boxing punch mitt di tangan Kanaya.

”Kanan! Kiri! Kanan kiri!”

Baskara mulai terlihat piawai. Pria itu bahkan tak pernah melesat dalam sekali pukul. Well, berati Baskara ini cukup cepat tanggap. Kemungkinan kalau seminggu terus berlatih seperti ini, Kanaya yakin, dia sudah siap melakukan fight di ring tinju. Ya walaupun masih dia masih suka terbata-bata.

”Kanan! Kiri! Kanan! Kiri! Kanan——” Kanaya mendadak hilang keseimbangan saat mendapati pukulan acak dari Baskara. Pria itu pun dengan cekatan menangkap tubuh Kanaya namun sialnya, karena menggunakan sarung tinju, Baskara jadi kesulitan meraih tangan Kanaya.

Akhirnya mereka berdua jatuh bersama.

Bruk!

Keduanya meringis bersama.

”Lo gapapa?” tanya Baskara memastikan.

Aksara yang tak sengaja melihat adegan tersebut langsung ngacir mendatangi keduanya. Dia menyingkirkan tubuh Baskara dari atas tubuh Kanaya dan mengangkat gadis itu.

”Lo gapapa, Ya?” tanya Aksara khawatir.

”Gue gapapa, sekarang mending lo balik karena para bidadari lo itu pada sewot ngeliatin gue.” Kanaya mendorong pelan tubuh Aksara.

”Kalo lo heboh kayak tadi, gue tinju muka lo sampe mendelep ke dalem!” Kanaya memberi peringatan. Dia kemudian mengajak Baskara untuk pindah tempat agar Aksara tidak bisa menggangunya.

”Yang tadi itu, pacar lo?”

”Bukan.”

”Tapi kayaknya khawatir banget ketimbang yang lain.”

”Karena kita udah temenan dari bayi, jadi tali persaudaraannya erat banget.”

”Oalah.”

Kanaya menatap curiga Baskara yang tiba-tiba bertanya seperti itu.

”Kenapa nanya gitu?”

”Gapapa, cuma kepo. Btw lo udah punya pacar?” Kanaya tertegun. Dia kembali menatap Baskara curiga.

”Untuk saat ini sampai ujian selesai, gue gak mau pacaran." Baskara mengangguk seraya ber'oh'ria.

”Kenapa? Lo naksir sama gue?” Baskara tersedak air liurnya.

”Jangan naksir sama gue, gue gak mau tanggung jawab kalo lo kena tolak sama gue,” ucap Kanaya yang membuat Baskara stagnan.

”Oh iya, nama sekolah lo apa?”

”SMA Budaya Permata.”

”Kenapa?”

”Gapapa.”

”Yaudah, istirahat dulu lima menit. Gue mau minum.” Baskara mengangguk. Kanaya menghampiri bangkunya untuk mengambil minum.

”Nih.” Kanaya mendongak saat Baksara menyodorkan sebuah botol tumblr warna hitam.

”Apaan?”

”Jus wortel, bagus untuk mata lo.” Baskara memberikan tumblr tersebut pada Kanaya.

”Makasih.” Baskara mengangguk kemudian dia kembali ke bangkunya.

Aksara yang mengetahui hal itu, kembali menghampiri Kanaya dan merampas botol tumblr di tangannya.

”Bagi minum dong, haus gue.” Aksara meneguk minuman di botol tersebut hingga tersisa setengah.

”Dasar brengsek! Main minum aja tanpa izin gue.” Kanaya mencubit perut Aksara.

”Emang kenapa sih? Berbagi itu indah.” Aksara mengembalikan botol tersebut.

”Woi Baskara, jusnya enak juga. Besok-besok  bawain gue juga ya. Bye, bestie ...” Aksara mengacak-acak rambut Kanaya sebelum pergi.

Dasar cowok brengshake! Liat lo ya, gue bakal buat perhitungan!

”Ini Nay, punya gue aja belum di minum.” Baskara menukar botol di tangan Kanaya yang isinya sisa setengah.







🔸🔸🔸







Saya merasakan sinyal" api cemburu buta haha

Kocak banget kalo di bayangin ekspresinya Aksa yang cemburu

Jangan lupa vote dan komennya bestieee

Follow: sugartea__

FRIENDSH!T✓Donde viven las historias. Descúbrelo ahora