TUJUH BELAS

334 50 3
                                    

Karena Kanaya bosan berdiam diri di rumah saja seperti pengantin yang di pingit, gadis itu memutuskan untuk pergi ke tempat latihan tinju milik ayahnya. Hitung-hitung cuci mata melihat beberapa atlet yang berlatih di sana.

Sebenarnya Mama Nilam udah ngomel, katanya mending Kanaya belajar buat besok sekolah daripada nemenin sang ayah mengajar di tempat latihan. Tapi karena Kanaya ini anaknya keras kepala dan pemberontak, alhasil Mama Nilam menyerah.

Setibanya di sana, Kanaya cukup terkejut melihat beberapa murid perempuan di sana.

”Yah, ini serius cewek-cewek di sini ikut kelas tinju?” tanya Kanaya pada sang ayah untuk memastikan. Dan ayahnya mengangguk.

”Ayah minta tolong Aksa buat promosiin tempat latihan ini, eh gak taunya yang daftar rata-rata perempuan. Awalnya kaget sih, tapi ada untungnya juga. Ayah jadi ada pemasukan,” ungkap sang ayah dan Kanaya memperhatikan beberapa perempuan yang tengah berlatih tinju dengan beberapa pelatihnya, termasuk Aksara.

”Ayah udah ngelepasin si Aksa buat ngelatih?” Sang ayah lantas mengangguk.

”Dia udah cukup lama dan kompeten, skill nya juga udah setara sama kamu. Tinggal di ikutin turnamen-turnamen untuk tingkatan skill nya,” jelas sang ayah.

”Kamu gak usah banyak tingkah kayak reog, cukup duduk manis dan liatin orang-orang latihan aja, paham?” Kanaya berdecak sebelum akhirnya mengangguk.

Gadis itu mencari bangku kosong untuk memperhatikan beberapa perempuan yang tengah berlatih bersama Aksara, Alam, Bara. Kira-kira kalau di total, ada enam perempuan di kelas malam. Gak tahu kalau pagi dan siang.

”Aya ...” Aksara melambaikan tangan sambil tersenyum girang tatkala Kanaya memperhatikannya. Sontak, Kanaya pun langsung membuang wajah.

Selang beberapa detik kemudian, masuk seorang pria yang nampaknya juga murid baru di sini.

Kanaya memperhatikan lekat pria itu dari ujung kaki sampai ujung kepala. Gadis itu sedikit tertegun saat melihat penampilannya, maksudnya, gimana bisa orang mau latihan tinju tapi berpakaian rapi seperti ingin nonton film dengan pacar?

”Eum, murid baru di sini?” tanya Kanya yang beranjak dari bangku dan  menghampirinya.

Pria itu tampak malu-malu, dia menggunakan kacamata kuda serta poni lebatnya nyaris menutupi matanya. Benar-benar sukses membuat Kanaya geleng-geleng.

”Lo yakin gak salah tempat?” pria itu menggeleng.

”Tapi lo bawa baju ganti kan?” dia menganggukkan kepala.

”Kalo gitu cepet ganti baju lo dan balik lagi ke gue,” perintah Kanaya dan pria itu pergi ke toilet untuk mengganti pakaian.

Usai mengganti pakaian, pria itu kembali pada Kanaya. Kini dia sudah mengganti pakaiannya dengan kaos oblong warna hitam serta celana boxer yang sepadan.

”Ini pertama kalinya ayah gue kedapatan murid culun kayak lo, kenapa? Korban bully ya?” tanya Kanaya blak-blakan.

”Sebelum latihan, ada baiknya lo lepas kacamata.” Kanaya menarik kacamata yang bertengger di telinganya.

”Lain kali potong rambut gih, yakali mau latihan rambut lo ngalangin pengelihatan lo. Yang ada jadi gak fokus,” perintah Kanaya dan gadis itu melepaskan kuncirannya untuk di gunakan oleh pria di hadapannya.

 Yang ada jadi gak fokus,” perintah Kanaya dan gadis itu melepaskan kuncirannya untuk di gunakan oleh pria di hadapannya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
FRIENDSH!T✓Where stories live. Discover now