DUA PULUH

329 49 2
                                    

Karena sudah di Bandung, sayang sekali kalau Kanaya hanya berdiam diri di rumah sang nenek. Alangkah baiknya menggunakan waktu liburan dengan baik bersama orang yang tepat, yaitu Aksara si atlet tinju yang kegantengan nya mengalahkan Zyan Malik.

Tato punya, badan berotot, muka gak jelek-jelek amat, kulitnya juga udah glowing dan gak sedekil dulu, tingginya juga udah pas buat ikutan militer. Yakali masih gak ada yang mau? Eh sebenarnya banyak sih yang mau, cuma si Aksara ini orangnya konsisten sama cinta jaman baheulanya.

”Kalian beneran mau berdua aja perginya? Gak mau di anterin, ayah?” tanya ayah Nizam.

”Gak perlu, yah. Nanti parkirnya ribet, mending naik motor aja,” timpal Kanaya yang sudah siap pergi.

”Yaudah hati-hati.” Aksara dan Kanaya mengangguk, mereka berdua kemudian menyalami semua orang yang ada di ruang tengah kemudian kelas berangkat.

Berhubung satu-satunya motor di rumah adalah motor tua peninggalan sang kakek, meskipun sudah tua, tapi mesinnya masih apik dan suaranya masih mulus. Soalnya dulu, waktu kakeknya masih hidup, si merah ini sering di manjain, bahkan jarang banget di pakai pergi jauh biar awet katanya. Itu makanya sampai sekarang keadaan motornya masih bagus.

 Itu makanya sampai sekarang keadaan motornya masih bagus

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

”Udah siap?”

”Udah.”

”Pegangan.”

”Emang harus pegangan?”

"Kalo mau jatoh silahkan, soalnya ini motor gak ada pegangan di belakang.” Kanaya lantas mencari pegangan di motor tersebut dan benar saja, motornya tidak ada pegangan.

”Gak ada kan?”

”Iye.”

”Pegangan yang erat.” Kanaya kemudian melingkari tangannya di perut pria itu.

Tanpa pria itu sadari, sudut bibirnya tertarik ke atas. Dan jantungnya mulai berdegup tak karuan.

Mereka akhirnya berangkat.

Selama di perjalanan, suasana hening. Baik Kanaya maupun Aksara tidak ada yang membuka pembicaraan. Sebenarnya, Kanaya malas keluar apalagi di saat kakinya belum pulih sehingga pergerakannya terbatas. Tapi, karena gak enak saja dengan Aksara dan orang-orang rumahnya, makanya Kanaya bersedia ikut.

”Sebenernya kita mau kemana sih?”

”Kemana-mana hatiku senang.” Kanaya otomatis memukul punggung Aksara.

”Orang nanya serius, jawabnya gak jelas. Awas lo ya, kalo udah sampe gue cakar muka lo!” ancam Kanaya yang membuat Aksara terkikik.

”Nanti kalo di seriusin bilangnya bercanda.” Kananya mengerutkan dahinya, dia berusaha menafsirkan apa maksud ucapan Aksara.

Ah sudahlah, Kanaya tidak mau ambil pusing dan lebih pilih duduk manis sampai mereka sampai tujuan. Berdebat dengan Aksara tidak akan ada ujungnya.

”Gak usah ngambek, Lo jelek kalo manyunin bibir.” Kanaya berdecih. Siapa juga yang ngambek? Sok tahu.

”Lo tau kebun teh om Jefri? Sekarang tempatnya udah di modifikasi jadi tempat wisata,” jelas Aksara.

”Om Jefri inisiatif kasih jembatan untuk pengunjung yang mau lihat-lihat sampai ke puncak kebun teh, dan begitu kita udah di puncak, kita bakal di suguhin pemandangan kebun teh yang seger-seger. Pokoknya mah, seru,” jelas Aksara antusias.

”Kira-kira buat sampe puncaknya jauh?”

”Lumayan.”

”Yah ...”

”Gue bakal gendong lo, jadi gak usah manyun-manyun lagi.” Kanaya berdecih namun langsung tersenyum tipis. Bersyukur nya ia memiliki teman yang pengertian seperti Aksara. Duh, Kanaya jadi teringat dengan Raynar. Mereka berdua sama-sama gantle pokoknya. Cuma si Raynar itu buaya rawa kalau Aksara itu atlet tinju. Jadi kualitasnya beda jauh.

Buat siapapun yang nanti jadi pacar Aksara, kalian bakal beruntung banget karena Aksara ini paket komplit. Sudah jago tinju, pengertian, dan bonusnya ganteng. Eh badannya juga gak kalah bagus, apalagi tuh bocah punya tato di lengannya yang membuat image Aksara itu cowok badas.

Cocok lah kalau main film action. Itu loh, yang jadi kru angkat perlengkapan. Haha ...

”Btw, Sa. Lo tau Jihan gak? Itu loh mantan ketos yang pernah gue tunjukin foto nya ke lo.” Aksara mengangguk.

”Dia cantik ya?”

”Relatif.”

”Beberapa hari ini dia sering chat gue, nanyain gue soal lo. Sejauh ini lo belum punya pacar kan?” Aksara langsung diam saat mendengar pertanyaan tersebut.

”Dia bilang mau kenal deket sama lo, cuma gue masih tahan diri biar gak kasih nomor telepon lo ke dia. Soalnya lo pernah bilang ke gue buat gak kasih sembarangan nomor telepon lo,” jelas Kanaya.

Jauh di lubuk hati Aksara, sebenarnya pria itu sudah memiliki gadis yang ia suka. Bahkan jauh sebelum Aksara seperti ini.

Tapi ya gitu. Cinta bertepuk sebelah tangan.

Gapapa. Sebelum janur kuning melengkung, gue bakal tetep usaha dan berdoa di sepertiga malem

Boleh gue kasih gak?”

”Jangan.”

”Kenapa? Kan kalian sama-sama jomblo, kali aja cocok habis itu jadian deh.”

”Gak.”

”Ya, kenapa?”

”G-gue udah suka sama orang lain.”

Kanaya membulatkan bola matanya. Ha? Yang benar? Kok si Aksara diem-diem bae. Tumben banget gak cerita.

”Kok lo gak cerita sih, anjir?!”

”Gapapa, lagian ceweknya juga rada sangklak. Masa di sukain cowok seganteng gue tapi gak peka-peka.” Aksara mengerucut bibirnya. Sementara Kanaya berpikir keras untuk menebak siapa gadis yang di maksud pria itu.

”Satu sekolah sama kita?” Aksara mengangguk kecil.

”Kira-kira kenapa dia gak peka ya kalo gue suka sama dia?”

Kanaya mengulum bibirnya lalu dia mencoba cari solusi.

”Mungkin lo kurang aksi dan kurang aktif buat dapetin hati cewek yang lo taksir.” Aksara diam berpikir. Jangan-jangan iya juga. Karena selama ini Aksara masih malu-malu. Nanti kalau di gaspol malah ilfeel. Kan gak seru. Belum apa-apa udah di jauhin.

”Kalo gitu, tipe cowok idaman lo kayak apa?” Kanaya tertegun.

”Buat referensi gue, jadi jangan ge-er.” Kanaya berdecih sebelum memukul helm yang di kenakan Aksara.





🔸🔸🔸



Ada yang kangen mas Aksa? Haha


Makin lama si Aksa makin curi" kesempatan keknya nih haha, sama Baskara aja udah mulai cemburu padahal baskara niatnya cuma latihan


Tapi mereka emang kocak sih, kalo sehari gak ribut itu rasanya aneh banget

Jangan lupa vote dan komennya bestieeeee

FRIENDSH!T✓Where stories live. Discover now