DUA BELAS

385 67 8
                                    

Usai film selesai, keduanya memutuskan untuk memisahkan diri dengan Raynar dan Tina. Menurut Kanaya, sudah cukup untuk membalaskan dendam kesumat nya pada Raynar.

Dari tampangnya sih, Raynar kelihatan bete gitu. Bagus deh. Berati rencananya berhasil.

Sukurin lo, Ray. Lo cuma lo doang yang bisa.

Usai keluar dari bioskop, Kanaya jadi teringat kalau liptint di rumahnya sudah habis karena ia belum sempat beli.

Akhirnya, Kanaya mengajak Aksara ke Guardian untuk membeli liptint .

”Gue pikir buat merahin bibir lo pake stabilo,” kelakar Aksara yang membuat Kanaya reflek memukul perutnya.

Begitu menemukan produk yang di cari, Kanaya mengambil sampelnya produk terbaru untuk di tester langsung ke bibir Aksara. Kalau tidak salah, produk barunya sudah di iklankan di TV dan Kanaya tergoda untuk membelinya.

”Diem, Sa. Sini gue jadiin kelinci percobaan.” Kanaya menarik tangan Aksara agar pria itu lebih dekat padanya.

”Eh, ngapain nih? Gak mau ah. Masa lakik pake Kayak gitu. Nanti kalo gak bisa ilang gimana? Jangan aneh-aneh ya, kan lo punya bibir.” Kanaya memelototi Aksara dan pria itu langsung diam. Aksara berakhir pasrah di sana.

Kanaya mengambil lalu tester peach sprinkels untuk di coba langsung oleh Aksara.

”Awas ya, kalo kagak ilang. Nanti muka lo gue ciumin sampe bibir gue bersih.” Kanaya berdecak pelan. Mana ada kayak gitu? Orang liptint nya transprof. Jadi tidak mudah menempel, hilang, atau berbekas.

Saat Kanaya coba meratakan cairan yang menempel di bibirnya, tiba-tiba jantung Aksara berdegup seperti orang hajatan. Tubuhnya langsung stagnan dan matanya tak mau beralih ke objek manapun selain gadis di hadapannya.

”Tuh kan bagus, warnanya natural. Jadi gak keliatan pake,” ujar Kanaya yang meletakan kembali tester tersebut ke rak.

Kanaya kemudian mengambil satu produk baru dengan varian yang sama, kemudian dia juga ambil liptint magic potion yang baru karena di rumah sudah habis.

”Ayo Sa, bayar. Gue udah nih.” saat Kanaya ingin melangkah pergi, tiba-tiba mencekal tangan Kanaya sehingga gadisbitu tidak bisa pergi.

”Lo makeinnya banyak banget anjir, gue ngerasa ada yang ganjel di bibir gue. Gue gak mau tau, pokoknya lo harus tanggung jawab.” tiga detik selanjutnya, aksara menangkup kedua pipi Kanaya dan menempelkan bibirnya di dahi. Tidak. Jika kalian mengharapkan kecupan romantis yang akan Aksara berikan, kalian salah besar.

Karena kenyataannya, Aksara menggunakan dahi Kanaya untuk membersihkan bibirnya dari liptint. Aksara menggesek-gesek kasar bibirnya agar liptint di bibirnya segera hilang sementara Kanaya yang terus memberontak tidak di gubris oleh Aksara.

”Udah. Bibir gue sekarang jadi lebih enteng. Gue gak mau ya, jadi tester lo lagi. Ayo bayar.” Aksara lantas berjalan pergi untuk menunggu Kanaya di luar.

”Ish, dasar cowok sangklak. Bisa-bisanya jidat gue di jadiin lap bibirnya yang bau jigong naga.” Kanaya menghentakkan kaki lalu segera pergi ke kantin.

Usai membeli liptint yang di inginkan, keduanya memutuskan pulang. Tadi, Aksara dapat pesan dari sang bunda kalau bundanya buat masakan cukup banyak untuk mengundang keluarga Kanaya makan malam bersama.

Tapi, karena bunda juga membuatkan kue tiramisu kesukaan Kanaya, akhirnya Bunda menyuruh Aksara untuk mengajak Kanaya berkunjung sebentar untuk mencicipi kuenya.

Begitu tiba di rumah, keduanya segera masuk ke dalam.

”Bunda ... Aya kangen banget sama bunda ...” Kanaya langsung berlari memeluk Bunda Rara yang sedang memasak.

FRIENDSH!T✓Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz