DUA PULUH TIGA

248 37 0
                                    

Hari weekend telah usai. Kembali lah Aksara dan Kanaya pada kegiatan sehari-hari yaitu sebagai anak pelajar. Sebenarnya sih, Aksara mau cepat lulus saja. Udah capek belajar. Soalnya bikin otak stres, niatnya sih nanti kalau kuliah mau cari jurusan yang gak ada hitung-hitungannya. Tapi, harus di seimbangkan dulu dengan Naya. Soalnya Aksara gak mau jauh dari mba crush nya.

Pagi ini ada upacara seperti biasa, jadi semua murid harus berangkat pagi mau tidak mau. Atau kalau telat, hukumannya bisa lebih parah.

Namanya juga Senin creepy.

Begitu bel berdenting, semua murid langsung berhamburan keluar untuk berbaris. Begitupun dengan Aksara yang tak mau jauh-jauh dari Kanaya. Bahkan pria itu asal masuk barisan tanpa teman-temannya.

”Heh, Aksa! Ini barisan adek kelas, main embat aja lo,” protes Ajeng yang baris di belakang Kanaya.

”Heh, burung emprit. Diem aja sih, namanya juga orang lagi PDKT.” Ajeng mendengus sebal lalu memukul lengan Aksara.

”Ye, ganteng-ganteng beleguk sia!” sembur Ajeng yang membuat Kanaya reflek tertawa.

”Aksa, lagian lo ngapain sih anjir nyatu sama adek kelas?” tanya Kanaya yang melirik Aksara.

”Gue males kalo sama anak kelas, sukanya main colek-colek pantat. Udah tau gue pria sejati.” Ajeng yang mendengarnya langsung berdecih.

”Heh burung emprit, lo jangan jadi orang ketiga di antara kita berdua ya. Mending lo diem aja atau ajak ngobrol siapa kek, kasian banget gak ada gandengannya,” celetuk Aksara yang membuat Ajeng otomatis menendang tulang kering Aksara sebelum akhirnya pindah ke belakang.

”Anjir si Ajeng! Badan kecil tenaga kayak kuli. Mana sakit banget kaki gue, Ajeng kampret!” Aksara mengusap-usap tulang kering nya yang habis di tendang.

”Perhatian untuk para murid agar segera merapikan barisannya karena upacara akan di mulai,” ucap Pak Setya yang tengah mengecek mic.

Semua murid pun langsung merapikan barisnya dan menghentikan obrolan mereka untuk fokus pada upacara yang akan berjalan.

Sinar matahari mulai terik menerpa barisan depan sehingga beberapa dari mereka tidak bisa membuka mata lebar dan ada juga yang menundukkan kepala akibat sinar mataharinya langsung menyinari wajah.

Begitupun dengan Kanaya yang sedari tadi menundukkan kepala.

”Panas Ya?” tanya Aksara yang menutupi sinar di wajah Kanaya dengan telapak tangannya.

”Menurut lo? lo kan ngerasain, yakali rasanya dingin kayak di kutub utara,” celetuk Kanaya yang menyingkirkan tangan Aksara dari wajahnya.

”Ya makanya gue tutupin muka lo biar gak kepanasan.” Aksara kembali menghalau sinar di wajah Kanaya menggunakan telapak tangannya.

”Gak usah anjir, nanti di omelin sama pak Satya.” Kanaya menepis tangan Aksara, namun pria itu bersikukuh ingin menutupi sinar yang menerpa wajah Kanaya.

Sementara Pak Satya yang melihat kedua muridnya tampak bermesraan di barisan depan, segera datang menghampiri mereka.

”Kanaya! Aksara.” Aksara reflek menyingkirkan tangan dari wajah Kanaya.

”Kalian ini malah asik-asikan pacaran. Kalau mau pacaran tuh di mall, masa pacaran di sekolah, gak modal amat.” Aksara terkikik geli mendengarnya. Entah kenapa dia merasa sangat senang saat Pak Satya mengomeli mereka berdua. Terlebih lagi saat Pak Satya mengira kalau mereka adalah pasangan. Rasanya Aksara mau loncat-loncat biar tingginya ngalahin tiang voli.

”Kita gak pacaran pak——”

”Doa'in langgeng pak! Nanti kalau langgeng saya kasih martabak telor spesial tiap hari.”

”Kanaya, kamu denger kan? Pacarmu mau traktir bapak kalau hubungan kalian langgeng,” ujar pak Satya yang menatap Kanaya.

”Ya pokoknya kalian harus langgeng! Jangan sampai putus. Biar Aksara bisa bolak-balik kirim martabak telor ke rumah bapak,” kata Pak Satya yang kesenangan. Dia bahkan sudah membayangkan martabak telor spesial yang akan di berikan Aksara setiap hari.

”Siap laksanakan!” Aksara membentuk sikap hormat.

”Yaudah, baris yang bener.” mereka berdua mengangguk patuh.

”Tuh Ya, Pak Satya aja dukung kita. Tapi gapapa, gue gak minta lo jawab buru-buru. Tapi jangan lama-lama juga, oke?” Aksara mengusap puncak rambut Kanaya sebelum akhirnya pindah barisan.

Kanaya memegangi dadanya saat Aksara sudah menghilang dari pandangannya.

Ini kenapa sih? Tiba-tiba jantungnya gue heboh kayak lagi demo

🔸🔸🔸

Hari ini up ini dulu bestiee, saya lagi gemas dengan mereka berdua

Yang biasanya gelut malah cie"an haha

Si Aksara kalo udah gaspol, bawaannya cuma Kanaya doang yang ada di matanya haha

Jangan lupa vote dan komennya bestie

FRIENDSH!T✓Where stories live. Discover now