Kubalas pelukan kak Atsuko tidak kalah eratnya, dan kubenamkan wajahku ke ceruk lehernya "hikss aku cengeng kak"

"Enggak Nanda, menangis bukan pertanda bahwa kamu cengeng tapi menangis adalah pertanda bahwa kamu ingin menjadi kuat dan tangguh dari sebelumnya, jadi menangislah sesuka hatimu, tapi jangan nodai leherku dengan ingusmu"

Aku sontak memukul pelan punggung kak Atsuko "Hiksss kakkk"

Kudengar kak Atsuko terkekeh geli sambil mengusap-usap rambutku "hahahaha bercanda Nanda"

Kak Atsuko emang gak tau suasana, aku lagi sedih kayak gini tapi malah di bercandain

"Lihat pacar kamu"

Kulepaskan pelukanku dari tubuh kak Atsuko dan menoleh kearah kak Aera, kak Aera sedang menunjukan jari tengahnya kearah kak Atsuko sedangkan kak Atsuko ikut-ikutan menunjukan jari tengah tangan kanannya sedangkan jari tangan kirinya membentuk sebuah lingkaran lalu memasukan jari tangan kirinya masuk kedalam jari tengah tangan kanannya 🖕👌

Kulihat kak Aera menghentakkan kakinya lalu berjalan masuk kedalam rumah setelah Ileana membawa kak Kaitlyn masuk kedalam rumah

Kak Atsuko dan kak Aera seperti seorang ayah dengan anak perempuan nya

*******

Kepalaku menunduk dan kedua mataku fokus membaca sebuah novel terjemahan, suara orang yang berlalu lalang di depanku bahkan tidak aku hiraukan sama sekali

"Nan"

Kepalaku mendongak dan aku hanya terdiam melihat wajah Agne yang tiba-tiba berada didepanku, wajahnya benar-benar dekat dengan wajahku, bibirnya tersungging tipis "kamu udah lihat papan remidial?"

Dahiku mengernyit "emang udah keluar?"

Agne mengangguk dan memegang kedua pundakku lalu meremasnya pelan "selamat atas kemenanganmu, kamu sama sekali gak remidi"

"Ya?"

"Kamu menang dan aku kalah"

"Itu gak mungkin"

Agne sontak duduk disamping ku dan mengeluarkan ponselnya untuk menunjukan beberapa orang yang ikut remidial "lihat.... semua kolom remidialmu tidak ada yang di centang, jadi kamu gak ada yang remidi, sedangkan aku? Kolom mapel sejarah ku di centang"

Kedua mataku berkedip pelan menatap layar ponsel milik Agne

"Jadi kamu mau minta apa sama aku?"

Aku gak tau harus minta apa sama Agne karena aku juga bingung harus minta apa, soalnya aku juga gak ingin minta apa-apa padanya

"Kamu mau minta apa? Bercinta denganku?"

Kepalaku langsung menggeleng cepat "itu gak mungkin"

Alis sebelah Agne terangkat "lalu kamu mau minta apa?"

"Apa boleh permintaan ku di tunda?"

Agne tersenyum manis "tentu saja boleh, apa sih yang enggak buat kamu Nan?"

Aku hanya tersenyum tipis dan mengangguk "thanks, aku akan menagihnya lain kali"

"Bangsattt kamu Nan, kenapa kamu bisa gak remed sama sekali?"

Aku menoleh kearah Kevin yang sedang berjalan kearahku lalu duduk disamping ku "ah sial...kenapa aku harus remidi fisika sama kimia? Tapi kamu malah gak remidi sama sekali"

Aku memilih menunduk dan melanjutkan kegiatan membacaku "mungkin aku hanya beruntung"

"Bener, kamu seperti nya memang orang yang beruntung, akhhh sial....aku mau remidi dulu Nan"

Aku mengangguk pelan "hum, semangat Vin"

"Walaupun satu Indonesia bilang semangat tapi kalau lagi capek ya tetep capek anjing"

Aku hanya tertawa pelan saat Kevin menunjukan jari tengah tangan kanannya kearahku

Pria sinting

Kurasakan tangan Agne merangkul pinggangku dan menyandarkan kepalanya di lenganku "kenapa kamu kelihatan jadi orang yang serius kalau kamu lagi fokus baca kayak gini? Padahal kamu orang yang tergolong manusia lawak"

Aku? Manusia lawak? Sejak kapan?

Aku menoleh kearah Agne sambil menaikan sebelah alisku "apa kamu sedang menggodaku?"

Agne tersenyum tipis "tentu saja, aku kan perempuan penggoda, kamu lupa kalau aku..."

"Aku gak lupa dan aku ingat seluruh percakapan kita dari awal kita bicara pertama kali, jadi kamu gak perlu mengingatkan nya kembali padaku"

Kedua mata Agne berkedip pelan dan tatapanku malah turun menatap bibir tipisnya yang berwarna merah menggoda itu lalu aku kembali menatap kedua matanya dengan lekat

Kamu memang menggoda Agne tapi entah....aku udah gak dapet feel sama sekali, mungkin kalau aku terpesona sama kamu sih iya, aku gak mau munafik kalau aku bilang gak terpesona sama kamu

"Apa kamu menyayangiku?"

Aku mengangguk "iya"

"Nanda...udah kubilang kan, jangan menaruh perasaan apapun padaku"

Aku menggeleng "aku tidak menaruh perasaan lagi padamu, rasa sayangku ke kamu ini hanyalah rasa sayang seperti saudara kandung, rasa sayangku ke kamu  itu berbeda, bukan rasa sayang untuk cinta atau perasaan, tapi lebih ingin melindungi dan menjagamu, jadi kamu jangan salah paham"

Alis sebelah Agne terangkat "oh ya? Kamu tau kan kalau aku pernah berkata jika kamu menaruh perasaan sama aku maka kamu akan kalah, jadi apa kamu yakin sama ucapan kamu barusan?"

Aku mengangguk mantap "tentu, kamu sudah kuanggap sebagai salah satu keluargaku sendiri dan aku harus melindungi kamu"

Tiba-tiba Agne tersenyum menggoda "lalu bagaimana kalau aku mengajak mu bercinta atau berciuman? Apa kamu akan menolakku?"

"Tentu aku akan menolaknya"

"Benarkah? Kesempatan gak akan datang untuk kedua kalinya lho Nanda"

Kuusap rambut panjang Agne dengan lembut dan jari jemariku memegang dagunya "aku tidak akan mengambil kesempatan itu karena kamu seorang player dan lagi pula aku ini bukan typemu, typemu kan cewek cantik, bohay dan berpayudara besar"

"Hahahaha"

Aku hanya tersenyum tipis mendengar tawa Agne yang terdengar sangat renyah di gendang telingaku "bener banget, typeku yang berdada besar, aku suka banget ngelihat cewek cantik berdada besar"

Kugenggam novelku dengan sedikit erat "Agne yang kukenal memang seorang player sejati, kamu dan Kevin sama-sama player gila"

"Tentu saja, aku ini emang player, brengsek dan penggoda"

"Bangga banget", sindirku

Agne mengibaskan rambut panjangnya kebelakang "tentu aja, jarang lho ada perempuan yang seliar aku"

Liar apanya? Di sentuh dikit aja langsung keluar, duh kepercayaan dirinya emang tinggi banget, tapi pas main sama aku cepet banget keluarnya

Dasar Agne...tapi btw, kenapa aku dulu bisa suka sama Agne ya? Walaupun sejujurnya aku rindu berbincang seperti ini padanya

Tapi tenang saja, cuma kak Aeralah yang sekarang menetap di hatiku, kalau Agne? Aku menyayanginya hanya sebatas melindungi nya, bukan menyayangi dalam arti lain

Agne seperti sosok manusia yang sok kuat padahal dalam dirinya sendiri itu dia sangat rapuh, lemah dan tak berdaya, rasanya aku ingin tinggal satu rumah dengannya untuk melindunginya dari apapun

Voted?
Komen?

Don't You Remember (Completed)Where stories live. Discover now