"Mau apa kau dikamar ku? Keluar!!!" bentak ku.

"Oh gadis manis, aku sudah membayar mahal kepada bibi mu untuk bermalam disini denganmu" dengan tersenyum dan mulai membuka kancing celananya ia menghampiriku.

Laki-laki itu menarik tubuhku dan membanting aku kekasur. Dengan sekuat tenaga aku berusaha kabur, namun tenagaku tidak sepadan dengannya. Ia mengunci kedua tanganku diatas kepala, pria itu mulai menciumi leher, bibir hingga dadaku. Aku terus berusaha memberontak, air mata terus mengalir deras saat ia terus melakukan hal buruk itu padaku.

Tanganku menyentuh benda yang ada dibawah bantal, aku baru ingat bahwa gunting tadi aku taruh dibawah bantal. Aku meraih gunting itu dan dengan sekuat tenaga aku mencoba memberontak lebih keras. Saat pria itu mulai melepaskan tanganku dan hendak menyobek dress piyamaku, dengan cepat aku bangun dan menusuknya.

Darah bercucuran dimana-mana, pria itu terkulai lemas sambil mengerang kesakitan. Sebelum bibi sampai dikamar, dengan cepat aku kabur.

Aku berlari keluar kamar dengan baju yang terkena noda darah dan bertemu bibi diruang tamu yang sepertinya hendak kekamarku setelah mendengar teriakan pria itu. Aku mendorong bibi sampai ia jatuh tersungkur, tanpa memperdulikan bibi yang berusaha menangkapku, aku dengan cepat membuka pintu dan berlari kearah hutan dibelakang rumahku.

Aku lebih baik mati dari pada harus melayani laki-laki hidung belang seperti mereka.

Aku terus berlari menelusuri hutan ini, ini bukan hutan terlarang atau berbahaya, ini hanya hutan biasa, hutan yang akan membawamu kesebuah tebing terkenal di Irlandia. Aku terus menelusuri hutan itu sambil sesekali menoleh kebelakang, melihat apakah bibi mengejarku, namun sepertinya tidak.

.

Saat ini aku sudah sampai ditebing itu, keadaan malam ini sangat sepi. Biasanya tempat ini akan ramai oleh pengunjung walaupun sudah larut malam. Aku duduk tepat dipinggir sekali tebing itu, merasakan hembusan angin yang lumayan sejuk.

Tebing laut ini bernama The Cliffs of Moher, Irlandia.

Tempat ini tidak jauh dari rumahku, sekitar satu kilometer dari rumahku

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Tempat ini tidak jauh dari rumahku, sekitar satu kilometer dari rumahku.
Aku menatap kosong udara hampa didepanku, meratapi nasibku yang memburuk setelah ayah dan ibu pergi meninggalkanku untuk selamanya.

Malam ini langit sangat cerah tanpa awan sedikitpun, bintang yang menghiasi langit dan serta bulan yang berwarna merah. Ya itu adalah fenomena New Moon.

Aku tidak tahu harus pergi kemana, aku juga takut polisi menangkapku karena mungkin saja pria itu mati karena tusukanku tadi dilehernya bukan?.

Aku ingin pergi kerumah Anna, tapi rasanya tidak mungkin setelah aku ingat bahwa nasib kami tak jauh berbeda.

Ayah Anna pasti akan langsung melapor kepada bibi jika aku ketahuan berada disana dan bibi akan membawaku kembali kerumah itu. Rumah itu yang dulu banyak sekali kenangan indah bersama orang tuaku, justru selama lima tahun ini lebih banyak kenangan buruk yang membuatku muak berada disana. Putus asa menguasai pikiran ku saat ini.




Baiklah..aku rasa ini adalah akhir dari hidupku...
Aku sudah tidak tahan dengan semua ini...
Selamat tinggal dunia yang kejam...

Dan..

Maafkan aku ayah..
Maafkan aku ibu..
Aku tidak bisa menjadi anak yang berguna untuk kalian...








Byuuurrrr!!

Byuuurrrr!!

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.



•••••

Mysterious MateWhere stories live. Discover now