K E E N A M

93 24 2
                                    

Suasana kelas sangat hening saat ini. Siswa/i fokus untuk menyalin semua yang ada di depan papan tulis, begitu pula dengan Chelsea. Beda halnya dengan Gilang, dia menyandarkan punggungnya dan bermain smartphone dengan samtai di bawah meja -tak memerdulikan guru killer yang masih berada di depan kelas.

Chelsea berusaha menyipitkan matanya, agar dapat membaca tulisan di papan putih tersebut. Chelsea juga sesekali menegakkan tubuhnya. Namun, hasilnya nihil. Chelsea sama sekali tidak bisa membaca tulisan di depannya. Chelsea menoleh perlahan ke arah Gilang di sampingnya.

"Hey." Bisik Chelsea. "Lu bisa baca tulisan di depan?" Chelsea menunjuk ke arah papan tulis.

Gilang melirik ke arah Chelsea dan langsung menoleh ke depan.

"Gue kagak bisa liat jelas tulisannya." Lanjut Chelsea pelan.

"Pak Dani." Panggil Gilang sembari mengangkat tangan kanannya.

"Iya?" Pak Dani menoleh ke arah Gilang dengan cepat.

"Cewek ini ngajak ngobrol saya." Gilang menunjuk ke arah Chelsea -tanpa menoleh.

Chelsea menoleh kaget ke arah Gilang, mengerutkan dahinya perlahan.

"HEY, CHELSEA." Panggil Pak Dani tegas.

Dengan cepat, Chelsea menoleh ke arah Pak Dani di depan kelas.

"Kamu baru pindah beberapa hari." Ucap Pak Dani. "Jangan buat masalah dalam kelas saya!"

"Baik." Chelsea mengangguk pelan.

"Oke." Pak Dani menutup buku paket di atas meja.

Chelsea melirik malas ke arah Gilang, menghela nafas panjang.

"Mungkin cukup sekian untuk hari ini." Pak Dani mengedarkan pandangannya kepada siswa/i. "Pertemuan selanjutnya kita akan membahas bagian 4. Silakan persiapkan terlebih dahulu." Pak Dani bersiap merapihkan barang bawaannya. "Sampai jumpa besok lusa." Pak Dani berjalan keluar kelas.

"Terima kasih, pak." Ucap siswa/i dengan kurang semangat.

Chelsea menoleh kesal ke arah Gilang yang bersikap sangat santai -seolah tidak ada apapun. Dengan cepat, Chelsea menarik bangkunya -menjauhi Gilang.

"Kenapa lu harus kyk gitu?" Tanya Chelsea kesal. "Gue bener-bener kagak paham sama lu." Chelsea mengalihkan pandangan pada buku catatannya.

"Itu karena kita berada pada dunia yang berbeda." Ucap Gilang cepat.

Perlahan, Chelsea menoleh heran ke arah Gilang.

"Kakek gue pemilik saham terbesar di dunia, mamah gue CEO perusahaan terbesar di kota ini, dan papah gue Kepala Kepolisian bagian SOU." Gilang menatap Chelsea datar.

"Terus?" Salah satu alis Chelsea terangkat.

"Sedangkan lu..." Gilang menatap Chelsea dari atas hingga bawah.

Chelsea menatap dirinya sendiri dan kembali menoleh ke arah Gilang.

"Lu bukan apa-apa, selain manusia pada umumnya." Ucap Gilang datar. "Penampilan lu, keluarga lu."

"Hah?" Chelsea mendengus kesal, tersenyum tak percaya. "What the...?!" Chelsea mengalihkan pandangannya sejenak. "Oke, lu bener!" Chelsea kembali menatap Gilang kesal. "Maaf kalau semua itu ngeganggu lu!"

Gilang kembali menyandarkan punggungnya dengan santai.

"Gue bakal duduk di tempat lain!" Ucap Chelsea cepat dan kembali menatap buku catatannya.

Sreeet...

Gilang menarik bagian belakang kursi Chelsea sehingga kursi mereka saling bersentuhan. Chelsea membelalakkan matanya kaget -tanpa menoleh ke arah Gilang.

Mafia Girl & S.O.U Boy || UN1TY × StarBe [END]Where stories live. Discover now