chapter 17

82K 9.9K 563
                                    


Hidup itu keras, yang lembek mental gue anjing. - Zehan

•••


Heickal melajukan mobilnya dengan kecepatan diatas rata rata. Ia mengabaikan umpatan umpatan yang di lontarkan kepadanya dari pengguna kendaraan yang sedang berlalu lalang

Heickal memukul pelan setirnya kemudian beranjak keluar dari mobilnya. Ia berjalan memasuki bar dengan tergesa-gesa. Heickal menatap sekelilingnya, suara musik memekakkan telinga membuat Heickal sedikit terganggu

Beberapa wanita terang terangan memintanya untuk di jamah.

Jika saja ia tidak sedang fokus mencari keberadaan Zehan sudah Heickal pastikan para jalang tersebut terkena pukulan darinya karena Heickal saat ini mati matian menyimpan emosinya untuk ia luapkan kepada seseorang yang telah menjebak Zehan.

Heickal terus melangkahkan kakinya menulusuri seluruh ruangan yang berada di dalam bar. Ia memberhentikan langkahnya dari kejauhan sembari memperhatikan salah satu ruangan yang sedang di jaga oleh beberapa bodyguard. Ruangan itu cukup mencurigakan, membuat Heickal penasaran dengan apa yang terjadi di dalamnya

•••

Zehan menggertakkan giginya saat bibir Jakson mencium lehernya. Ia sedang berfikir untuk melakukan perlawanan kepada pria yang sedang menindih tubuhnya.

Jakson tersenyum puas setelah menciumi leher Zehan. Ia beralih hendak mencium bibir Zehan namun Zehan lebih dulu menggigit bibirnya

"Mampus."

Zehan menendang milik Jakson yang kebetulan berada di atas kakinya

AKHH!!

Tangannya yang sedang di tahan terlepas begitu saja karena Jakson kini sibuk memegangi asetnya yang terasa sakit sekaligus perih. Zehan berdiri diatas ranjang kemudian menendang tubuh Jakson hingga terjatuh diatas lantai, ia mengambil ancang ancang hendak melompat keatas punggung Jakson

"JANGAN LAKUKAN ITU!"

"Bodoamat anjing."

Zehan melompat dari ranjang hingga mendarat diatas punggung Jakson. Dapat ia dengar suara tulang yang sepertinya retak

Zehan dapat bernafas dengan lega. Ia berjalan menghampiri pintu kemudian mendobrak pintu itu sambil berteriak

"WOY BUKA!!"

"BUKA BANGSATT"

"BODYGUARD BOTAK!!"

"BUDEK ANJINGG!!"

"BODYGUARD SIALAN LO!!!"

Zehan terduduk diatas lantai sembari bersandar pada pintu. Ia benar benar kelelahan. Ingin tidur tapi disini bukan kamarnya, lagi pula Zehan belum merasa dirinya aman karena ia masih berada satu ruangan dengan Jakson

Zehan mengambil ponselnya yang sudah hancur. Ia mencoba menghidupkan layarnya namun tak kunjung menyala

Zehan beranjak dari duduknya. Ia berdiri kemudian menatap pada kaca yang berada diatas pintu. Zehan tersenyum mendapatkan satu ide cemerlang, ia pasti bisa keluar dari ruangan ini dengan caranya sendiri

Zehan mengangkat satu balok kayu yang berada di pojok ruangan. Ia melihat di dalamnya terdapat banyak bekas botol minuman beralkohol.

Beberapa saat kemudian Zehan tersenyum menatap pada tumpukan balok yang sudah ia susun membentuk sebuah tangga agar bisa sampai pada kaca yang berada diatas pintu. Ia nampak berfikir sebentar mencari sesuatu yang kurang

"Handphone?"

Zehan meraih sebuah handphone yang berada di saku celana Jakson. Pria itu masih belum sadarkan diri ternyata.

"Kalau hp gue rusak berarti hp dia harus rusak juga."

Zehan menaiki tangga yang terbuat dari balok tempat bekas botol minuman sembari menggenggam handphone milik Jakson. Setelah sampai pada balok terakhir Zehan langsung menghancurkan kaca yang berada di atas pintu menggunakan handphone yang di pegangnya

"KAPTEN ZEHAN SIAP MELUNCUR!!"

Zehan menyembulkan kepalanya di balik lubang kemudian menatap pada kepala dua bodyguard yang sedang menjaga di depan pintu. Ia langsung saja melompat keluar dengan menginjak kepala botak dua bodyguard itu. Untung saja kacanya luamayan besar dan muat untuk ukuran tubuh Zehan jadi lubang nya juga akan besar

Zehan tersenyum sembari mengipas wajahnya yang terasa panas. Ia tidak merasakan sakit sedikitpun setelah jatuh dari ketinggian karena Zehan mendarat diatas punggung dua bodyguard bertubuh besar

"Pingsan?"

"Sukurin."

  •••

Heickal yang sedari tadi mengawasi pintu yang sedang di jaga oleh bodyguard kini menyaksikan langsung bagaimana aksi Zehan yang dengan beraninya melompat dari ketinggian

Heickal berlari menghampiri Zehan kemudian memeluk tubuh yang lebih pendek darinya itu

"Eh"

Zehan kaget bukan main, ia tidak menyangka Heickal akan menemuinya disaat saat seperti ini. Zehan kira tidak ada yang peduli dengannya, ia diam diam tersenyum merasakan dekapan hangat dari Heickal

"Kamu gapapa?"

Heickal bertanya sembari membersihkan serpihan kaca kecil yang yang menempel pada baju Zehan kemudian ia mengusap kepala Zehan dan menciuminya bertubi-tubi

Aku kamu? Zehan menggigit bibirnya merasa gemas dengan gaya bahasa Heickal yang sekarang merubah kata 'Lo/Gue' menjadi 'Aku/Kamu'

"Gapapa." Zehan melingkarkan tangannya pada pinggang Heickal. Ia mengada untuk melihat wajah Heickal namun matanya lebih dulu mendapatkan kecupan dari cowok yang sedang memeluknya dengan erat saat ini

"Beneran gapapa?" Heickal kembali bertanya

"Gapapa."

"Serius?"

"Iya serius."

"Nggak bohong?"

"Nggak. Kok jadi bawel sih?"

Zehan sedikit kesal karena Heickal malah menertawakannya. Ia meninju perut Heickal hingga pelukan keduanya terlepas begitu saja

"Ayo pulang!"

Heickal menatap pada Zehan. Sebenarnya banyak yang ingin ia tanyakan pada Zehan namun setelah melihat raut wajah anak itu yang sepertinya kelelahan membuat Heickal mengurungkan niatnya. Mungkin ia bisa bertanya besok

Tanpa Heickal dan Zehan sadari. Interaksi keduanya sedari tadi sedang di saksikan oleh ketiga teman Zehan yang sedang bersembunyi dari balik meja

"Dunia serasa milik berdua"

"Bener kata bunda, malem malem begini enaknya langsung tidur"

"Berasa ngontrak di bumi gue."

•••

TBC.

Ketos Vs Badboy [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang