chapter 4

109K 11.4K 740
                                    

Zehan dan Aksal berjalan di lorong sekolah, sengaja meminta izin kepada guru untuk ke kamar mandi walaupun sebenernya mereka hanya ingin membolos dari pelajaran yang menurutnya sangat membosankan.

"Han gimana kalo kita ke kelasnya Ucup sama Asep? Ajak mereka bolos juga sabi sekalian makan makan ke kantin, gue laper" ucap Aksal yang di jawab dengan acungan jempol oleh Zehan

Keduanya menoleh ke pintu ruang guru. Ada Bu Lisa dan Rangga yang sedang mengobrol disana

"Terimakasih informasinya ya nak. Nanti setelah jam istirahat akan ibu periksa semua tas murid di kelas Asep" kata Bu Lisa sembari tersenyum ramah

Rangga membalas senyuman Bu Lisa sembari berucap dengan bangga
"Memang sudah tugas saya Bu sebagai anggota OSIS membantu guru BK. Tadi kebetulan juga saya lihat Ucup ikut ikutan merokok di samping gudang."

Setelah itu Rangga berpamitan dan berjalan menuju arah kelasnya.

Zehan yang mendengar topik obrolan Rangga dan Bu Lisa dengan cepat berlari menghampiri cowok yang menyandang jabatan anggota OSIS itu.

Setelah sampai Zehan menarik kerah seragam Rangga dan langsung menyeretnya kearah gudang sekolah. Aksal berdiri di depan pintu berjaga jaga supaya Rangga tidak kabur dari amukan Zehan

"Lo nggak ada sopan santunnya sekali ya sama anggota OSIS!"
Bentak Rangga melepas cengkraman tangan Zehan dari kerah seragamnya

"Gue rasa nggak perlu bersikap sopan santun sama anggota organisasi babu sekolah yang demen ngaduan ke guru guru."

"Itu udah tugas gue."

Zehan menendang bangku yang berada di depannya hingga membentur kaki Rangga

"Tugas kata lo? dibayar berapa sama sekolah ha?!"

"Gua nggak butuh bayaran dari sekolah! gue udah bilang itu tugas gue."

Zehan berjalan mendekat kemudian kembali mencengkeram kerah seragam Rangga "Gue nggak peduli kalo lo mau cepuin murid lain ke guru, tapi kali ini lo salah milih korban."

Zehan tersenyum miring sembari menatap tajam kearah cowok yang berada di hadapannya "Ucup sama Asep temen temen gue. Lo berani ganggu mereka itu sama aja nyari masalah sama gue."

Tidak memberikan kesempatan lawannya untuk menjawab. Tanpa aba aba satu tonjokan keras mengenai wajah Rangga. Cowok itu jatuh kebelakang dengan punggung membentur meja hingga meja itu mundur dan menyebabkan Rangga tersungkur dilantai

Zehan menarik seragam Rangga memaksanya untuk berdiri

"Pinter banget lo ya cari muka di depan guru, apa kalau mau jadi OSIS harus punya bakat kaya lo ini?"

Tanpa di duga Rangga juga memberi satu tinju tepat kearah wajah Zehan yang membuatnya terdorong ke belakang karena tak siap

Selagi Zehan sibuk menyeka darah yang keluar di sudut bibirnya, Rangga dengan tangan yang gemetar cepat cepat menghubungi nomor seseorang dan memintanya untuk membantunya

Zehan berdecih mengetahui tindakan Rangga, ia benar benar tidak peduli dengan seseorang yang di mintai bantuan itu. Ia teringat pertama kali dirinya membenci organisasi OSIS di sekolahnya karena ada salah satu anggota OSIS yang melaporkan bahwa Asep bertengkar dengan murid sekolah lain sehingga temannya itu di skorsing selama beberapa hari

Awalnya Zehan tidak mempermasalahkannya, namun setelah mendapat kabar bahwa Asep di larikan diri ke rumah sakit karena di pukul habis habisan oleh pamannya benar benar membuatnya murka.

Asep seorang anak yatim piatu yang di besarkan oleh paman dan bibinya setelah kedua orangtuanya meninggal akibat kecelakaan pesawat, kehidupannya benar benar menyedihkan karena pamannya itu selalu bertindak kasar pada ponakannya

Jika saja anggota OSIS tidak melaporkan Asep pada kepala sekolah maka ia jamin temannya itu tidak akan berakhir terbaring di rumah sakit

Kembali memikirkan kejadian beberapa bulan yang lalu membuat Zehan marah, ia hendak melayangkan pukulannya pada wajah Rangga namun tangannya lebih dulu di tahan oleh seseorang yang tiba tiba masuk kedalam gudang

Zehan menoleh kearah Heickal dengan tatapan tajamnya, ia menarik tangannya dengan kasar sehingga mudah terlepas dari genggaman tangan Heickal

Aksal menyusul masuk kedalam gudang menghampiri Zehan dengan kaki yang sedikit pincang, tidak usah di tanyakan lagi sudah pasti itu perbuatan ketos yang tidak terima karena Aksal menghalangi jalannya untuk masuk kedalam gudang

Rangga bernafas dengan lega karena Zehan tidak dapat memukulnya lagi, ia segara pergi keluar gudang setelah mendapat perintah dari Heickal melewati tatapan mata

Zehan hendak mengejar Rangga namun  langsung di hadang oleh tubuh Heickal. Ia menoleh kearah Aksal memberinya kode lewat tatapan mata menyuruhnya supaya juga keluar, Aksal dengan cepat mengangguk karena dirinya harus mengobati kakinya yang sepertinya memar. Ia pergi meninggalkan Zehan tanpa rasa khawatir sedikit pun karena ia tahu Zehan sangat jago bela diri dan bisa melindungi dirinya sendiri sewaktu nanti ketos itu ingin macam macam kepada sahabatnya

"Mau lo apasih!" bentak Zehan tepat di depan wajah Heickal. Ia merasa sangat kesal karena belum puas membuat Rangga babak belur

"Lo." Jawaban singkat Heickal mampu membuat Zehan terdiam beberapa saat sembari berfikir keras. Ia tidak mengerti maksud dari perkataan Heickal

"Gajelas lo. Minggir gue mau pergi" Heickal mengabaikan ucapan Zehan, memilih mengulurkan satu tangannya kemudian mengusap sudut bibir Zehan yang terlihat ada bekas darahnya namun Zehan segera menepis tangan itu

"Gue bilang minggir anjing!" Heickal menatap Zehan dengan tatapan tajamnya

Zehan menaikkan sebelah alisnya
"Ngapain lo natap gue begitu? Gue enggak takut."

"Keras kepala." Heickal menarik tangan Zehan dengan paksa kemudian mendudukkannya di salah satu kursi yang kebetulan berada di dekatnya. Ia meletakkan alkohol dan juga kapas diatas paha Zehan yang sedari tadi di simpan didalam saku celananya

Tangannya dengan cekatan menuang cairan alkohol pada kapas kemudian mendekatkan dirinya dengan wajah Zehan, Heickal menempelkan kapas yang sudah diberi cairan alkohol pada luka di sudut bibir Zehan dengan hati hati. Setelah selesai ia membuang kapas itu ke sembarang arah lalu memasukkan kembali alkohol dan sisa kapas yang di bawanya pada saku celana

Zehan sedari tadi hanya terdiam, ia tidak tahu harus merespon apa atas perlakuan Heickal padanya saat ini.

•••


TBC.

Ketos Vs Badboy [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang