chapter 12

94.6K 9.7K 171
                                    

Pagi pagi sekali Zehan dan teman temannya sudah bersiap untuk berangkat ke panti asuhan, dengan membawa banyak kebutuhan anak panti seperti makanan, baju dan mainan yang di letakkan di belakang bagasi mobil milik Zehan.

"Woy buruan cup!" Asep berteriak dari dalam mobil sembari mendengus kesal karena Ucup yang berjalan sangat lambat

"Bentar setan! Keburu amat Lo."

"Ck! Gue udah kangen sama babeh sama anak anak panti juga. Makanya buruan"

"Sabar elah, orang baru kelar pipis juga" Ucup berucap dengan kesal sembari duduk di samping Asep yang berada di belakang kemudian menutup pintu mobil dengan kencang

"Ribut mulu lo berdua" Aksal yang berada di samping Zehan berkomentar sambil terus mengunyah permen karet di dalam mulutnya

Sedangkan Zehan tak banyak bicara, ia mulai menyalakan mesin mobil dan menginjak gas melaju dengan kecepatan sedang membelah keramaian kota Bandung di hari Minggu ini.

Setelah menempuh perjalanan hampir setengah jam akhirnya mereka berempat sampai di halaman "PANTI ASUHAN AL HIDAYAH"

Zehan dan yang lainnya langsung bergegas keluar mobil, masing masing dari mereka membawa satu kardus berukuran besar dan meletakkannya di depan pintu rumah yang di pastikan adalah tempat utama dari panti asuhan itu

"Permisi salam Zehan bersamaan dengan teman temannya lalu beberapa saat kemudian munculah sosok pria paruh bayah bersama beberapa ibu ibu pengurus panti asuhan

"BABEHH!!" Keempat cowok itu kompak memeluk sosok yang sangat mereka rindukan layaknya seperti anak yang lama tidak berjumpa dengan Ayahnya membuat beberapa anak panti yang sedang bermain di dalam kini berhamburan keluar karena mendengar suara teriakan Zehan dan teman temannya

"Gimana kabar kalian semua?" Wijaya bertanya sembari menatap satu satu wajah Zehan dan teman temannya

"Baik beh" Aksal menjawab dengan sopan membuat anak anak panti yang menyaksikan interaksi mereka dengan babeh langsung berteriak kegirangan

"Abang ganteng!"
"Uwa angen abang ganteng!"
"Billy uga angen abang!
"Zen juga kangen banyak banyak sama abang ganteng!!"

Aksal terkekeh pelan mendengar suara anak anak panti yang sangat menggemaskan menurutnya. Ia berjongkok agar anak anak panti tidak perlu mendongak saat berbicara dengannya

"Halo dede gemesnya abang ganteng" Aksal menyapa dengan ramah sembari menyerahkan beberapa Lollipop berwarna warni yang semulanya di sembunyikan di dalam saku celananya

"Halo abang ganteng!"

"Siapa disini yang sudah-"

"Uwa uwa mau gendong!" Salah satu anak perempuan dengan jepit berwarna merah muda di kepalanya memotong ucapan Aksal dan langsung saja menempel pada tubuh Aksal membuat sang empunya tidak bisa menolak keinginan anak itu dan langsung menggendongnya sembari melayangkan beberapa kecupan pada wajah anak itu

"Gemes banget kamu"

Hilwa yang berada di dalam gendongan Aksal hanya tertawa karena tak mengerti dengan ucapan Aksal

"Abang ganteng lama nda kecini! Uwa angen tauu!!"

"Iyaa abang gantengnya sibuk harus sekolah, jadi nggak kesini dulu" Aksal mengusap rambut panjang hilwa yang terasa lembut di tangannya

"Bohong tuh dek, abang gantengnya sering bolos di sekolah" Asep tiba tiba sudah berada di samping Aksal dengan menggendong satu anak laki laki yang sedang menjilati Lollipop

"Bolos itu apa Abang?" Billy menatap penasaran kearah Aksal dan juga Asep secara bergantian

"Nanti kalau udah besar pasti tau" Asep membenarkan rambut Billy yang sedikit berantakan.

"Tangan lo kalau emang mau gue patahin kaga usah ngode begitu" Zehan berucap sembari menyembunyikan beberapa kue kering yang sedari tadi terus di curi oleh Ucup

"Pelit amat cuma minta 5 doang"

"Lo nyuri!"

"Nggak usah fitnah Han"

"Lo kira gue buta apa?"

"Beh Zehan ngatain saya buta" Adu Ucup kepada Wijaya yang sedang duduk sambil menyaksikan interaksi keduanya

"Cih bukan babeh lo juga" Zehan tersenyum miring karena merasa dialah yang paling dekat dengan Wijaya

"Kata sapa? Ini babeh gue, bukan babeh lo." Ucup sengaja memanas manasi Zehan yang memang mudah terpancing emosinya ketika ada yang mengaku bahwa Wijaya adalah babehnya

"BABEH GUA YA ANJING RIBUT SINI!!" Zehan berpindah duduk di sebelah Wijaya sembari menatap tajam kearah Ucup

"Kok ribut? Udah itu babeh gue aja" Asep tiba tiba datang sembari membawa Billy ang masih setia menjilati Lollipop nya

"Gua gampar ya mulut lo." Zehan melayangkan tatapan sinisnya kepada Asep

"Diem aja, yang adil itu babeh gue bukan babeh kalian" Aksal tanpa permisi mendudukkan dirinya di tengah tengah Zehan dan Wijaya dengan hilwa yang kini sudah tertidur di gendongannya

"Udah udah, ayo masuk semua sebentar lagi mau ada tamu" Wijaya beranjak dari duduknya kemudian membereskan meja yang sedikit berantakan akibat ulah Zehan dan Ucup

"Tamu apa beh?" Ucup ikut berdiri kemudian membantu Wijaya membereskan meja

"Donatur panti"

Aksal, Ucup dan Asep kompak mengangguk kemudian mereka bertiga masuk kedalam, menuruti perintah Wijaya

Sedangkan Zehan tidak beranjak dari duduknya, ia malah mengubah posisinya kini menjadi tiduran di atas kursi panjang

"Kenapa ga masuk?" Wijaya mendudukkan dirinya di samping kepala Zehan kemudian mengusap kepala cowok itu dengan sayang

"Masih kangen babeh" Zehan benar benar merindukan Wijaya yang sudah ia anggap Ayahnya sendiri, karena hanya beliau lah yang mampu memberikan kasih sayang kepadanya seperti saat ini. Setengah tahun tak berkunjung ke panti benar benar membuat Zehan menyesal karena hampir melupakan keluarga keduanya disini

"Ayahmu gimana? Masih suka mukul?"

"Udah enggak beh"

"Kenapa?"

"Di usir dari rumah"

"Sekarang tinggal dimana?"

"Apartemen"

"Gapapa, yang penting masih punya tempat buat tinggal. Kalau butuh apa apa bisa dateng kesini, insyaallah babeh akan bantu"

Zehan mengangguk kemudian memejamkan matanya, ia jadi mengantuk sekarang.

"Kalau mau tidur di dalen gih, tuh tamunya udah dateng soalnya" Wijaya berdiri kemudian menyambut kedatangan tamu yang katanya adalah anak pemilik perusahaan kaya raya yang akan memberikan donasi ke panti, ia dapat melihat satu mobil sport berwarna silver dengan beberapa bodyguard yang mengawal dari arah belakang menggunakan motor besar

Zehan bangun dari posisi tidurnya lalu ikut berdiri, menaikkan sebelah alisnya menatap punggung seseorang yang baru saja keluar dari mobil sport berwarna silver yang terparkir tepat di sebelah mobil miliknya. Ia spontan berteriak ketika salah satu bodyguard tak sengaja menyenggol kaca spion mobilnya

"WOY SPION GUA!"

Wijaya menatap cemas pada Zehan yang sudah berjalan dengan langkah lebar menghampiri bodyguard yang sudah menyenggol kaca spion mobilnya. Ia melupakan satu fakta bahwa Zehan tak pernah takut pada siapapun dan pasti akan mencari keributan kepada orang yang telah mengusik sesuatu yang sudah menjadi miliknya

"Anjing spion gua Bret!" Zehan menatap kesal pada spion mobilnya yang tergores akibat aksesoris tajam yang melekat pada jaket bodyguard itu

"Heh bapak tua! Ganti rugi cepet."

Bodyguard tersebut hanya diam tanpa berekspresi, ia mempersilakan seseorang yang berada di belakangnya agar maju menampakkan dirinya di hadapan Zehan

"Berapa?"

•••

TBC

Ketos Vs Badboy [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang