[Find Us: The Beginning of Ruwada Universe]

129 25 43
                                    

[Trailer ma-ni-pu-la-si]


[About Ruwada]

Ruwada, yang merupakan singkatan dari Riyadhul Ulum wal Huda, merupakan sekolah Islam yang menyediakan fasilitas pesantren, tetapi tidak diwajibkan bagi setiap siswanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ruwada, yang merupakan singkatan dari Riyadhul Ulum wal Huda, merupakan sekolah Islam yang menyediakan fasilitas pesantren, tetapi tidak diwajibkan bagi setiap siswanya. Oleh karena itu, terdapat dua golongan siswa di Ruwada:

1. Golongan anak full-day school, yang tidak mendaftar di pesantren. Biasanya, tempat tinggal golongan ini masih berada di sekitar Tasik, sehingga memilih untuk pulang-pergi sekolah dari rumah, sebagaimana sekolah pada umumnya.

2. Golongan anak mes, yang tinggal di asrama dan mengikuti kegiatan pesantren. Biasanya, golongan ini berdomisili di luar Kota Tasik, sehingga lebih memilih pesantren sebagai solusi. Meski begitu, tak jarang juga yang memiliki motivasi tersendiri untuk mendaftar di pesantren, walaupun tempat tinggalnya masih berada di sekitar Tasik.

Selain itu, Ruwada memiliki program yang mengklasifikasikan dua jurusan tambahan: sains tahfiz dan sosial tahfiz, yang berupa kelas unggulan dengan tambahan jam pelajaran tahfiz dan ilmu keagamaan. Anak mes maupun full-day school memiliki kesempatan yang sama untuk memilih dua jurusan unggulan tersebut.

Yang termasuk jurusan sains tahfiz adalah kelas MIPA-1 dan MIPA-2. Karena kurangnya peminat, yang termasuk jurusan sosial tahfiz hanyalah kelas IPS-1. Di setiap kelas (unggulan maupun reguler), anak pesantren digabungkan dengan siswa full-day school. Selain itu, meski berbasis Islam, Ruwada tidak memisahkan laki-laki dan perempuan dalam kelasnya. Dengan begitu, diharapkan siswa-siswi Ruwada bisa berkolaborasi dengan lawan jenis, tanpa menghilangkan batasan yang harus dijaga baik-baik.

Bicara tentang anak mes, mereka tidur di kamar masing-masing yang disebut dengan kobong, biasanya terdiri dari empat sampai lima orang, dan setiap kobong memiliki nama yang berbeda-beda, diambil dari nama-nama negara Islam atau wilayah yang memiliki peran dalam sejarah Nabi.

[Who's Involved?]

[Who's Involved?]

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Manipulasi [Open PO]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang