ILUSI - 19

51.9K 5.8K 377
                                    




"Mas ...."

Panggilan dari Raline biasanya selalu berintonasi ringan cenderung ceria, tapi yang baru saja Langga tangkap dalam lirih itu ada semacam kesedihan bercampur kekhawatiran. Langga lantas menepikan mobilnya guna menyatukan seluruh fokusnya ke sambungan teleponnya dengan si calon istri.

"Ada apa?"

Tidak terdengar isakan, namun napas yang terbuang pendek-pendek, menjadi penanda bahwa di seberang sana, Raline tak baik-baik saja.

"Bapak ... nge-drop lagi. Sekarang aku di rumah sakit."

Rasa khawatir dalam tempo yang sangat singkat, menular pada Langga. laki-laki yang tadinya hendak berangkat ke kantor itu lekas memutar tujuan kendaraannya. "Di rumah sakit biasa?" tanyanya sembari mengendalikan kemudi.

"Iya ...."

Hanya seperempat jam, waktu yang Langga butuhkan untuk sampai ke tempat di mana Raline dan calon mertuanya tengah berada. Ia setengah berlari menghampiri Raline yang tengah berdiri kaku di depan sebuah kamar rawat inap.

"Gimana keadaan Bapak?"

Ayah kandung Raline menderita penyakit gagal ginjal. Kondisi itu baru diketahui sekitar satu tahun belakangan. Nyeri pinggang dan mudah kelelahan yang sejatinya sudah lama dialami, selalu berusaha diabaikan. Akibatnya, ketika diperiksakan ke dokter, fungsi ginjal sudah tidak bisa berjalan normal dan dapat dikatakan penyakitnya terlanjur parah.

Usapan lembut Langga di lengan, tak mampu menghadirkan senyum di bibir Raline. "Ya harus cuci darah seperti biasa."

"Kita akan usahakan pengobatan yang terbaik buat Bapak. Jangan khawatir ... Bapak pasti sembuh." Langga mencoba untuk menguatkan sekaligus membesarkan hati calon istrinya meski ia sendiri pun dilanda kegelisahan yang serupa.

Laki-laki paruh baya yang tengah berbaring di brankar rumah sakit itu sudah dianggapnya seperti ayahnya sendiri. Wisnu sosok yang penyanyang dan sangat bijaksana, membuatnya suka berlama-lama bertamu di rumah Raline. Langga merasa kehadirannya diterima dengan baik.

"Nak Langga ...."

Langga lekas menoleh. Seorang perempuan berparas mirip dengan Raline memanggilnya dari ambang pintu kamar. "Iya, Bu?"

Anita, perempuan yang telah melahirkan Raline ke dunia, beranjak lebih dulu mendekati anak dan calon menantunya. "Ada pesan dari Bapak, Ibu diminta menyampaikan."

Menanggapi dengan segenap atensi, Langga akan mengerahkan segala daya yang ia punya supaya ayah Raline sembuh dari penyakit yang menggerogoti tubuh.

"Bapak takut nggak ada umur ...." Mata Anita berkaca-kaca. Pembicaraan tentang sesuatu yang akan disampaikannya, terjadi kemarin malam saat ia dan suaminya mau tidur. Entah ada angin apa, tiba-tiba saja kalimat yang Anita benci perihal kematian, terucap lemah dari mulut Wisnu. "Beliau minta pernikahan kalian dipercepat karena Raline anak perempuan ... jadi Bapak ingin menikahkan sendiri putrinya."

Namun, di luar dugaan Langga, ternyata yang hendak dibahas Anita bukanlah mengenai pengobatan untuk Wisnu. Padahal ia pikir mungkin berkaitan dengan mencari pendonor ginjal yang cocok.

"Tolong, Nak ... pikirkan lagi permintaan Bapak ini ...."

Setelah memberikan kejutan melalui ucapan pada Langga, Anita kembali masuk ke ruang perawatan. Meninggalkan anak pertamanya yang masih tertunduk lesu dan calon menantu yang diam membisu.

ILUSI (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang