Can You Love Me, Sasuke? 16

Start from the beginning
                                    

"Penyebab kematian Minato dulu adalah karena kami terlambat melakukan transplatasi jantung. Dulu Fugaku-kun mati-matian mencarikan pendonor untuk Minato. Tapi memang dasarnya suamiku itu bodoh ia malah memilih untuk bergantung pada obat-obatan. Karena jika ia melakukan transplatasi jantung dan jika jantung itu tidak cocok dengan tubuhnya maka ia akan mati lebih cepat. Itulah yang ia pikirkan dulu. jika saja kami tidak mengikuti ucapan bodohnya mungkin ia masih ada disini sekarang. Pada saat itu kaa-san duduk seperti ini memandangi Minato yang sedang memperjuangkan hidupnya dan sekarang anakku lah yang terbaring disini." Ucap Kushina panjang lebar dengan air mata yang sudah mengalir secara perlahan melewati pipinya yang tirus.

Sasuke memahami arah pembicaraan Kushina. Menurutnya Kushina adalah wanita yang tegar, dan ia mulai memahami dari mana sifat lelaki pirang satu itu menurun.

"Hn, Naruto adalah orang yang kuat. Karena ia memiliki orang tua seperti Kaa-san." Jawab Sasuke yang menenangkan Kushina.

Mendengar jawaban dari Sasuke membuatnya terkekeh kecil . "Ternyata kau anak yang baik Sasuke-kun. Pantas saja anakku sangat menggilaimu.". Mendengar penuturan tersebut membuat Sasuke tersenyum tipis. Rasanya ia tak pantas mendengar itu dari ibu yang anaknya sudah sering ia lukai secara sadar.

"Sebenarnya Kaa-san baru saja mendapati kabar bahwa pendonor untuk Naruto sudah ada." Jelas Kushina yang membuat perasaan Sasuke bercampur aduk seketika.

"Benarkah? Kapan operasinya akan dilakukan Kaa-san?"

"Besok pagi."

"Baiklah, aku akan berada disini." Ujar Sasuke.

"Besok kau harus sekolah Sasuke-kun. Tidak apa-apa , kaa-san akan mengabarimu saat operasinya sudah selesai."

"Tapi-"

"Lebih baik kau pulang dan beristirahat Sasuke-kun. Besok kau harus sekolah. Kau sudah menemani seharian ini." Ucap Kushina sambil memegang pundak Sasuke. Sedangkan yang lebih muda hanya bisa menghela nafas dan mengangguk pasrah. Jujur saja ia menjadi khawatir saat ini.

"Kalau begitu, aku pamit." Ujar Sasuke sambil membungkukan badannya sebelum melangkah menuju pintu keluar.

"Sasuke-kun," Panggil Kushina yang menghentikan langkah Sasuke. Lelaki raven itu membalikkan tubuhnya.

"Mengenai ucapan kaa-san kemarin tentang merahasiakan ini saat Naruto bangun nanti. Sepertinya kaa-san akan menarik ucapan kaa-san padamu saat itu" Tanya Kushina. Sasuke yang mendengar itu hanya menatap bingung ibu satu anak itu.

"Sekarang kaa-san berubah pikiran. Saat Naruto terbangun nanti tolong untuk melihat anak itu. Walau kaa-san sendiri tidak tau apa yang kau rasakan kepada anak nakalku itu. Tapi setidaknya biarkan dia sedikit merasakan bahwa kau melihatnya." Sasuke terdiam mendengar penuturan Kushina. Entahlah ia harus merespon seperti apa.

"Aku tidak tau apakah Naruto akan marah padaku atau tidak. Tapi tolong datang kekamarnya dan carilah kotak kayu yang berada disana lalu bukalah. Kaa-san harap itu bisa membuka hatimu pada anakku. " Ujar Kushina dengan senyuman tulusnya yang dibalas dengan anggukan kecil. Setelah itu Sasuke keluar dari ruangan Naruto meninggalkan ibu dan anak itu dengan kesunyian.

"Naru, tolong bangun dan berbahagialah."

***

"Tadaima."

Keheningan yang Sasuke dapatkan. Ia baru saja sampai kedalam rumahnya, dan benar saja rumahnya terasa sangat sepi. Ia baru ingat bahwa ibunya sedang mengunjungi neneknya, ayahnya pasti tidak akan pulang malam ini. Ya, ia sendirian saat ini. Seketika ia jadi teringat ucapan Kushina tadi.

Tanpa pikir panjang Sasuke langsung melangkahkan kakinya menuju kamar Naruto. Ia memandang pintu didepannya dengan pandangan kosong, ia jadi teringat hari dimana ia melukai Naruto dengan perkataannya. Sasuke membuka pintu itu secara perlahan, seketika aroma citrus memasuki indra penciumannya. ia melangkahkan kakinya kedalam memperhatikan setiap sudut ruangan milik pemuda pirang yang belakangan ini mengganggu pikirannya.

Sasuke berjalan mendekati meja belajar Naruto yang berada disudut ruangan. Disana tertata dengan rapi buku-buku serta ada rak kecil yang berisikan beberapa komik dan hiasan kamar namun matanya langsung tertuju pada kotak kayu yang berada ditengah-tengah antara dua figura kecil yang berisikan foto Naruto kecil dengan ibu dan ayahnya. Sasuke tersenyum kecil melihat Naruto kecil yang terlihat sangat menggemaskan.

Tunggu sebentar, apa ia baru saja berpikiran bahwa Naruto menggemaskan? Ah, lupakan. Tujuan ia kesini adalah mengambil kotak kayu, bukan untuk memuji lelaki pirang itu. Tanpa pikir panjang Sasuke langsung mengambil kotak kayu itu dan menduduki dirinya di kursi belajar Naruto. Dibukanya kotak yang berukuran 21x35 cm tersebut. Hal pertama yang ia temukan adalah selembar foto berisikan dua anak lelaki yang tak lain adalah dirinya dengan Naruto yang sepertinya berumur sekitar 10 tahun.

"Kapan foto ini diambil?" Monolog Sasuke sambil mengamati foto tersebut.

Setelah merasa cukup memandangi foto tersebut ia meletakkannya dimeja belajar Naruto dan kembali memeriksa isi kota tersebut. Lalu ia mendapati sebuah cincin yang terdapat ukiran inisial 'S' itu adalah cincin yang mereka beli saat liburan kelulusan SD dulu, mereka membelinya untuk sebagai tanda persahabatan.

'Ternyata ia masih menyimpannya.' Batin Sasuke. Ia meraba kalung yang digunaannya, dimana kalung tersebut terdapat cincin yang dijadikan sebagai pengganti liontin, ia pun melepaskan kalungnya dan memandang cincin yang ada dikalungnya tersebut. Ya, ia juga masih menyimpan cincin tersebut. Digabungkannya cincin milk Naruto dengan kalungnya dan ia pun menggunaannya kembali.

Sasuke pun kembali menelusuri isi dari kotak tersebut dan didapatinya sebuah buku dengan sampul berwarna biru langit yang ia yakini adalah buku catatan harian milik Naruto. Dibukanya buku tersebut dan ia mendapati halaman pertama adalah foto yang ia temukan diawal tadi. Sepertinya Naruto memiliki salinannya. Dibawah foto tersebut terdapat tulisan dengan tinta berwarna hitam dimana bertulisan kalimat 'Una in Perprtuum'. Dibukanya kembali halaman pada buku tersebut dimana halamann berikutnya berisikan curahan hati pemuda pirang itu. Sasuke terus membaca setiap kalimat yang berada didalam buku tersebut, entahlah hatinya terasa seperti di cengram dengan sangat kuat dan ia mulai merasa bahwa dirinya adalah orang paling bodoh didunia ini.

Drrrtt..drrtt...

Sasuke menghentikan kegiatannya saat merasakan sebuah getaran di sakunya, dan ia mendapati Kushina meneleponnya. Ia pun mengangkat panggilan tersebut.

"Moshi-moshi."

"Sasuke-kun. Naru.."

Sasuke membelalakkan matanya saat mendengar penuturan Kushina. Tanpa pikir panjang ia langsung bergegas mengambil kunci motornya untuk menuju rumah sakit.

"Kumohon, beri aku kesempatan."


TBC

Una in Perprtuum : Bersama untuk selamanya


Hollaaaa Minnaaaaaaa~

ini aku up yang terbaru yahhh, mohon maaf kalau masih ada typo-typo hihiiiii, mungkin bakal bener bener slow rest tapi aku usahain tetep lanjut. terimakasih yang udah mau nungguin hihiiii

hope you like it guyssss xoxo


*Gambar aku ambil dari pinterest jadi itu bukan milik aku yupsss wwkwkw*

Can You Love Me? (Slow Up)Where stories live. Discover now