18. Jujurlah padaku

Start from the beginning
                                    

"Apasi yang buat kamu ga setuju?"tanya Widya heran.

"Seline masih pengen kuliah ma."ucap Seline memelas.

"Kamu kan tetep bisa kuliah. Theo juga kayaknya ga bakal ngelarang."ucap Widya santai. Ia tidak mau anaknya nanti ileran ya! Lagipula sekarang atau besok Seline tetap akan menikah dengan Theo bukan?

Ia dan Morgan tau tabiat Theo. Dibalik wajah polosnya saat bersama Seline, Theo adalah raja drama yang tidak usah diragukan lagi aktingnya. Meski awalnya ragu, namun setelah melihat perilaku Theo pada Seline ia pun harus mau menerima apa adanya bukan? Ia pisahkan pun Theo pasti tidak akan membiarkannya.

"Seline masih muda."ucap Seline berharap bundanya ini luluh.

"Dewasa seseorang ga dilihat dari umur. Bunda lihat kamu udah cukup dewasa dan pintar buat ke jenjang yang lebih serius sama Theo."bantah Widya.

"Seline belum siap buat jadi ibu!"ucap Seline keras.

"Yaudah asalkan kamu jangan sama Theo ngga sampe malam pertama aja kamu ga bakal punya anak."ucap Widya santai.

Enak sekali mulut bundanya ini!

Tapi, memang Theo bisa ngelakuin itu?

Theo bukanlah tipe orang yang mesum dan berfikiran sampe sana. Jadi, seharusnya ia tidak perlu khawatir sampe kesana.

"Kasih waktu buat Seline mikir."ucap Seline pada akhirnya.

****

"Oke sip. Udah bagus. Tinggal tampil besok lusa."

Seline senang ia dan Theo bisa menyelesaikan lagu mereka dengan baik. Setelah debat tadi, Seline dan Theo memutuskan untuk latihan menyanyi sekali lagi karena ulang tahun sekolah tinggal 2 hari lagi!

"Menurut Seline gimana soal ngidamnya bunda Widya?"tanya Theo tiba tiba setelah beberapa saat hening.

Seline menoleh ke arah Theo kemudian ia menatap bulan.

"Menurut mu, kita benar benar harus menikah?"tanya Seline pelan.

"Harus."

Jawaban Theo membuat Seline langsung menoleh terkejut.

"Bukankah aku sudah pernah bilang aku menyukaimu? Sekarang atau pun nanti tidak akan ada bedanya. Kita akan tetap menikah."ucap Theo dengan nada rendah yang membuat Seline merinding.

'kenapa Theo kayak bisa nyeremin gini si anjir!'batin Seline keras.

"Apapun akan kulakukan untuk mendapatkanmu. Bahkan jika harus mendapatkanmu dengan cara licik sekalipun."

"Theo!"

Seline refleks berteriak saat mendengar lanjutan ucapan Theo. Apa? Apa maksud Theo?

Theo maju mendekat kearah Seline dan berbisik di telinga Seline dengan nada rendah.

"Seline adalah milikku. Dulu, sekarang, dan nanti. Kamulah yang memulai semua ini. Jangan harap ada kata akhir disini."ucap Theo.

Cup

Seline membeku saat merasakan Theo mencium dahinya pelan.

"I love you. Aku akan terus mengatakan itu selama jantung ini berdetak." Ucap Theo mengambil lengan Seline dan meletakkannya di dadanya.

Seline tetap terdiam. Ia tidak tau harus menjawab apa. Jantungnya terus berdetak kencang.

Theo menempelkan dahinya dengan dahi Seline.

"Apapun yang terjadi padamu, datanglah padaku. Saat dunia ini menolakmu, ingatlah bawa ada aku yang akan selalu menerimamu. Dan saat jantungku tak lagi berdetak, maka pergilah, lupakan aku, dan hiduplah dalam kebahagian."

Obsesi Antagonis [ON GOING]Where stories live. Discover now