32 - Ingatan

6.3K 1K 31
                                    

≪•◦ Happy reading ◦•≫

Йой! Нажаль, це зображення не відповідає нашим правилам. Щоб продовжити публікацію, будь ласка, видаліть його або завантажте інше.

≪•◦ Happy reading ◦•≫

Saat ini, ketiga anggota keluarga Serenity berada di ruang makan mansion mereka dan baru selesai menghabiskan sarapan mereka.

"Fiona, besok hari ulang tahunmu. Kamu mau dirayain di mana?" tanya Narendra.

"Gak usah dirayain," jawab Fiona.

"Eh? Ini ulang tahun ke-18 Kakak loh! Hari kedewasaan!" celetuk Olivia.

Narendra yang masih ingat perkataan Fiona di rumah sakit kemarin tidak mau anaknya itu mengalami paksaan sehingga ia mau mencoba membujuk terlebih dahulu. "Kenapa? Karena 'para penjilat'? Kalau memang itu masalahnya, Papa nanti bakal taruh beberapa bodyguard di dekatmu supaya gak ada 'serangga-serangga' yang dekatin kamu. Papa gak mau maksa tapi kamu pasti paham, pesta ini penting buat pamor-mu sebagai pewaris perusahaan Srnty."

Fiona berekspresi tidak peduli, dia yakin sebentar lagi dunia ini akan mencapai ending dan berakhir, yang berarti dia tidak akan sempat memimpin perusahaan Srnty, jadi untuk apa dia memikirkan pamor-nya. Dia menghela nafas pelan sambil menyibak rambut depannya. Seketika ia berhenti saat memegang dahinya yang terasa sedikit panas. Pantas tadi saat bangun dia merasa pusing, ternyata dia demam.

"Aku gak enak badan hari ini, Pa. Gak tau besok bakal sembuh atau engga, jadi gak usah dirayain aja," jelas Fiona yang sudah mendapat alasan bagus.

Fiona pikir Narendra akan berucap 'besok mungkin sembuh. Tapi kalo belum sembuh, kamu pamer wajah aja sebentar, baru ke kamar istirahat, yang penting pestanya tetap jalan' atau balasan semacamnya, karena setahunya meski Narendra sangat menyayangi anak-anaknya tapi dia lebih mementingkan reputasi perusahaannya. Namun sekarang ayahnya malah memegang dahinya, dan tidak terlihat akan memaksanya.

"Panas banget. Kenapa baru bilang sekarang?" Narendra menjauhkan tangannya. "Pergi ke kamarmu dan istirahat. Papa bakal panggil dokter."

Olivia berekspresi khawatir sembari berdiri. "Ini pasti karena Kakak main hujan kemaren." Dia lalu merangkul lengan kiri Fiona. "Ayo kuantar ke kamar."

"Kalo gitu pesta--"

"Gak dirayain, kamu sakit begitu," sela Narendra melirik Fiona sebentar, kemudian menatap smartphone-nya dan menghubungi dokter.

Fiona menatap tidak percaya, lalu kembali berekspresi datar dengan perasaan tidak nyaman. Ternyata dia salah mengira, kasih sayang Narendra terhadap anak-anaknya lebih besar dibandingkan apapun di hidupnya. Dia kemudian mengikuti Olivia yang membawanya menuju lantai atas.

≪•◦ ❈ ◦•≫

Saat ini Fiona berbaring di kasurnya, sendirian di kamar. Sebelumnya dia sudah diperiksa dokter yang bilang dia hanya demam ringan, dokter itu pun menganjurkannya minum obat dan banyak beristirahat saja. Setelah dirinya minum obat, dokter, Olivia, dan Narendra meninggalkannya sendiri supaya ia bisa beristirahat.

Miss Scapegoat Changed Her Destiny ✔ EndWhere stories live. Discover now