Miss Scapegoat Changed Her Destiny ✔ End

2 - Para Tokoh

≪•◦ Happy reading ◦•≫

Baru saja Fiona dan Olivia keluar dari UKS, pengeras suara di masing-masing koridor kelas terdengar, mengatakan bahwa seluruh murid diperbolehkan pulang sekarang karena adanya rapat guru. Seketika sorakan bahagia para murid terdengar nyaring di masing-masing kelas yang kini penghuninya mulai berhamburan keluar ruangan.

Udah lama aku gak lihat suasana ini, terakhir kali kurang lebih satu tahun lalu sebelum lulus SMA, batin Fiona.

Olivia dan Fiona menyusuri koridor sampai berhenti di depan ruangan dengan papan tertulis X-1 MIPA di atas pintunya. Karena bangunan kelas 12 lebih dekat dengan jalanan keluar-masuk sekolah daripada bangunan kelas 10, makanya Olivia ke kelasnya duluan untuk mengambil tasnya.

"Kakak tunggu bentar, aku mau ngambil tasku dulu."

Fiona melirik Olivia yang kini sudah masuk ke dalam kelas. Dia kemudian menyenderi dinding di samping pintu sambil memandang orang-orang yang berlalu lalang di koridor, tidak peduli kegugupan seluruh adik kelasnya atas kehadirannya. Fiona Arsha Serenity, salah satu most wanted Xavier High School, gadis dingin yang memesona. Valerie tahu fakta ini dari novelnya.

"Itu kak Fiona, kan?"

"Dilihat dari deket, aura misteriusnya cool abis! Andai gue bisa deketin."

"Sebelum sempet deketin, lo udah jadi batu es duluan."

"Eh ada kak Ethan juga! Bisa-bisanya kelas kita didatengin dua most wanted sekolah!"

Fiona yang awalnya tidak memedulikan bisikan para adik kelasnya yang tidak bisa dibilang bisikan beralih menatap ke samping saat mendengar suara langkah kaki mendekat. Ada seorang laki-laki berhenti tepat di samping kanannya.

Laki-laki di sampingnya ini memakai seragam lumayan berantakan. Kemeja dikeluarkan dari dalam celana, blazer dan dasi entah ke mana, mengenakan sandal jepit juga. Poninya menutupi dahinya, tapi tidak menyembunyikan bentuk mata tajamnya. Penampilan ala bad boy ini dilengkapi name tag Ethan Harvey Madison, nama tokoh utama pria di novel 'Daya Tarik Cinta'.

"Gue gak nyangka lo yang minus rasa peduli bisa nungguin adek lo kayak gini," ujar Ethan.

Dih, sok akrab. Oh aku harus terbiasa pake kata 'gue-lo' lagi! Udah lama gak pake gaya bahasa gini. Untung Fiona gak friendly, jadi gak bakal susah.

Fiona mengabaikan saja dan beralih menatap koridor depan. Diam-diam ia bersyukur karena bukan cuma wajah, namun kepribadiannya juga kurang lebih sama seperti Fiona asli sehingga dirinya bisa mudah beradaptasi.

Ethan sendiri mengernyitkan dahi kesal karena diabaikan, meski ia tahu Fiona memang jarang menanggapi perkataan orang lain.

"Eh, Kak Ethan ada di sini," ujar Olivia yang baru keluar kelas.