9 - PDKT

20K 2.7K 53
                                    

≪•◦ Happy reading ◦•≫

Rất tiếc! Hình ảnh này không tuân theo hướng dẫn nội dung. Để tiếp tục đăng tải, vui lòng xóa hoặc tải lên một hình ảnh khác.

≪•◦ Happy reading ◦•≫

Di hari pertama masuk Xavier High School, dulu Olivia sangatlah pemalu, maklum dia baru beradaptasi. Karena masih merasa canggung, Olivia sering menolak ajakan pergi ke kantin dari teman-teman sekelasnya, menanggapi obrolan mereka dengan singkat dan menunduk saja, sehingga orang-orang merasa tidak nyaman dengannya.

Sejak hari itu, belum pernah ada yang mendekatinya lagi, setidaknya sampai hari ini. Tadi, tepat ketika bel istirahat pertama berbunyi, beberapa teman perempuannya mengajaknya lagi ke kantin. Tidak membuang kesempatan, Olivia menyetujuinya. Kini terlihatlah Olivia dan teman-temannya berada di kantin sekolah sedang makan nasi goreng dan minum es teh.

"Em ... kenapa tiba-tiba hari ini kalian ngajak aku ke kantin? Kita kan gak pernah deket," ujar Olivia gugup.

"Santai aja, sebenernya kami ngerasa lo kesepian di kelas. Lagian kami juga pengen deket sama adeknya kak Fiona," ucap gadis bernama Amelia.

"Iya, tapi karena kami ngerasa lo gak nyaman, kami gak ngajak lagi. Meski lama-lama gak enak lihat lo sendirian terus," celetuk gadis lain, Thiara.

"Lo tahu gak sih Liv? Kak Fiona tuh populer banget di angkatan kita sama kelas sebelas. Gara-gara dia gak galak pas MOS kayak senior OSIS lain. Dia tuh kalem, cool, diam-diam perhatian juga!" ucap gadis bernama Luna.

"Bener! Gue masih inget waktu MOS dulu pernah lupa bawa botol minum. Gila takut banget dimarahin! Tapi gue berani jujur aja sama kak Fiona. Kak Fiona malah beliin terus bilang 'lain kali jangan lupa bawa', dia gak minta uang ganti terus pergi gitu aja. Duh, beruntung gue bilang sama kak Fiona, anak-anak yang bilang ke senior lain pada dihukum! Kak Fiona juga diam aja, gak ngasih tahu temennya kalo gue juga lupa bawa minum," celetuk gadis bernama Icha.

"Iya, dia tuh baik banget. Heran sama kakak kelas 12 yang kebanyakan pada ngehujat dan bilangin dia sombong," ujar gadis bernama Vania.

"Iri aja paling tuh tante-tante genit," celetuk Icha. "Ah ya, sayang banget masa OSIS-nya kak Fiona udah habis."

Olivia hanya tersenyum menanggapi. Ia akui meski kakaknya tidak banyak bicara, pesonanya sudah luar biasa. Menurutnya, kehidupan kakaknya itu hampir sempurna dari segala aspek. Kakaknya punya banyak penggemar, pintar, kaya, dan terpenting memiliki ayah yang menyayanginya. Sempurna kalau sifat dinginnya itu dikecualikan.

Tidak seperti kepribadiannya yang pemalu dan selalu menunduk ketika berbicara, kakaknya sangat tegas dan selalu bisa menatap lawan bicaranya. Tidak seperti dirinya yang sejak dulu diasuh ibunya yang cuma fokus pada karirnya saja sampai mati, kakaknya memiliki sosok ayah yang diam-diam perhatian padanya. Walau sekarang dia juga punya kesempatan mendapat kasih sayang dari ayahnya, rasanya susah sekali karena terasa canggung.

Apa Olivia iri? Jelas dia iri. Namun iri tidak selalu buruk, asalkan itu tidak berlebihan. Perasaan irinya ini justru membuatnya mengagumi kakaknya. Apalagi hanya Fiona yang memberi kasih sayang kepadanya meski tipis-tipis saja, tidak seperti Rossa yang tidak peduli dan Narendra yang kaku. Sejak dua hari lalu pun, Olivia tidak hanya mengagumi karena iri lagi tapi juga mulai sangat menyayangi kakaknya.

Miss Scapegoat Changed Her Destiny ✔ EndNơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ