#PECUNDANG?

247 53 1
                                    

  Dua remaja yang mengusung konsep hirarki kelas atas sudah duduk bersama pengikut setianya yang bodoh dan hilang akal karena uang. Kavindra tampak di kipasi dua gadis menyedihkan seperti Yolanda dan Monica. Menikmati hidup dengan baik dan bergelimang harta, lalu tersenyum seolah mereka pemenang dari semua permainan yang telah mereka ciptakan. Tak sadar kah, ada badut kumuh yang sedang menunggu giliran berada paling atas dan tertawa saat hirarki itu terbalik.

  Zevky mematikan layar ponselnya saat wajah-wajah orang itu berkeliaran di media sosial miliknya. Beberapa kali juga dirinya melihat foto jelek yang menangkap keberadaannya. Zevky sudah menduga kejadian malam kemarin pasti bocor, lagi pula ini internet, apapun bisa dengan cepat terekspos.

  Ia hanya duduk di bangku sambil menatapi dirinya di cermin, membolos sekolah hari ini mungkin tidak buruk baginya. Lagipula dia cukup malu jika harus keluar dari kamarnya perihal malam itu, di tengah lamunannya itu, tiba-tiba buyar oleh ketukan pintu. Ia hanya menatap pintu kayu itu dan tidak berniat sedikitpun untuk berdiri dan membukanya lebar-lebar. Tak lama, suara pintu tidak lagi terdengar dan Zevky kembali menatap wajahnya di cermin, mencari satu titik yang mungkin bisa membantu mencari solusi terbaik untuk dirinya sendiri.

  Di tempat berbeda, mata Zefarino tidak berkedip sedikitpun saat dirinya dan Kenzie berdiri di antara rak buku perpustakaan sekolah. Kebetulan sekali perpustakaan sekolah sangat jarang dikunjungi, lagi pula tidak perlu bingung soal itu, anak jaman sekarang lebih suka mengkonsumsi internet dibanding buku.

"Mereka membully Zevky, berencana untuk mengubah persepsinya tentang high society. Menurut lu, bukannya itu pantas? Anak dari kawasan kumuh bakalan mengotori tempat kita 'kan?" Ucap Kenzie, menutup pertanyaan dengan senyuman remeh yang ditujukan pada Zefarino.

"Bullying parah? Lu gila ya, sebelum lu ikutan sama Kavindra, lu harus ingat posisi lu berada di kelas mana." Jawab Zefarino santai, dia menepuk pundak Kenzie dengan kuat sambil menaruh uang yang telah dijanjikannya tepat di bahu Kenzie, cowok kuning langsat itu keluar meninggalkan Kenzie sendirian. Kenzie menatap orang angkuh yang tiba-tiba saja berubah menjadi baik akhir-akhir ini, dia tidak memikirkan perubahan cepat anak itu, matanya berpindah pada uang yang dijanjikan oleh Zefarino padanya, Kenzie tersenyum kecil dan membungkuk mengambil uang suap.

Kenzie segera keluar dari perpustakaan, kakinya sudah melangkah pergi tepat ke toilet laki-laki. Sekolah cukup sepi, atau karena jumlah toilet di sekolah ini banyak?  Sebagai alasan mengapa toilet di sini jarang dikunjungi. Langkah kaki Kenzie berhenti tepat saat suara seseorang berbicara di salah satu sekat toilet laki-laki, bukan karena penasaran dengan topik pembicaraan, hanya saja suara Zefarino yang serius membuat Kenzie curiga. Di berhenti sebentar di sana, memasang telinganya dengan benar dan menjaga diri agar tidak menimbulkan kecurigaan.

"Game dimulai, liat siapa yang bisa bertahan di kelas high society."

Kenzie segera melangkah setelah mendengar hal itu, bukan, bukan karena Zefarino tapi karena tiba-tiba saja Yolanda datang ke toilet laki-laki sendirian. Membuat Kenzie segera bergerak berpura-pura tidak melihatnya, Kenzie bersembunyi dibalik pintu sambil menunggu Yolanda keluar dari toilet yang sedang digunakan Zefarino.

"Lama nggak menciptakan sesuatu yang hangat belakangan ini 'kan?" Uc jiap Yolanda dan dibalas suara berat Zefarino yang tiba-tiba saja. Kenzie keluar dari persembunyiannya, dan pergi dengan cepat meninggalkan toilet laki-laki itu.

🏷️🏷️🏷️

Ketukan pintu kembali membuat gebrakan baru dengan kuat dan jelas berisik tentunya mengganggu, Zevky menatap pintunya yang diketuk begitu keras. Zevky memperbaiki kerah seragamnya, tiba-tiba saja dia membatalkan rencana untuk membolos seharian penuh dari sekolah. Lagipula,  memikirkan kejadian semalam tidak akan ada habisnya, faktanya semua orang yang ada di pesta kemarin mabuk, beberapa dari mereka mungkin sudah lupa, termasuk Zevky yang berusaha melupakannya. Zevky menatap pintu kayu itu, kembali menatap dirinya di cermin, lalu melangkah dengan malas untuk membukakan pintu pada tamu berisik yang ia sendiri juga tidak tahu. Zevky segera melangkah, memutar kunci dan menekan kenop pintu.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Mar 28 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

IT'S I AM HIGH SOCIETYWhere stories live. Discover now