#KEHIDUPAN LAKI-LAKI

324 68 2
                                    

  Banyak sekali jenis manusia di dunia ini, maksudnya tipikal orang di dunia ini. Manusia hidup di bumi, tapi mereka tidak sadar kalau mereka masih berdiri di atas tanah, mereka tidak sadar kalau di atas sana masih ada langit, bahkan lupa bahwa mereka masih di dalam tampungan planet bumi.

  Serakah, egois, dan impulsif. Manusia memiliki tiga hal tersebut, namun ada yang sangat tampak di dalam dirinya adapula yang tidak demikian. Satu hari berada di lingkungan masyarakat kelas atas membuat Zevky menyadari bahwa tiga hal di atas, lebih menonjol pada mereka. Faktanya, mereka hanya beruntung dilahirkan dari keluarga kaya raya.

Namanya juga manusia, terkadang bicaranya sangat berisik dan otak mereka bisu, mulut mereka ahli melontarkan kata-kata sombong tapi, telinga mereka tuli saat orang lain memberikan saran.

Mau menang sendiri, ingin diakui, gila status dan berusaha untuk menjadi terbaik demi dipandang sebagai jagoan, pemenang dan menjadi penguasa, ahlinya pembuat keputusan yang pastinya akan dipatuhi orang-orang bodoh yang mengikuti langkahnya hanya karena mereka, high society. Harta dan tahta, kalimat itu mungkin sudah tidak asing bagi kebanyakan orang di bumi ini, satu hal yang diketahui Zevky soal kata itu adalah merujuk pada orang dari kelas atas.

Apa yang menjamin kehidupan manusia? Ya, tentu saja jawabannya uang. Ada yang bilang, memiliki banyak uang membuat kita sangat mudah mendapatkan apa yang kita inginkan, barang mahal? Bercinta satu malam dengan gadis cantik atau pria tampan? Semuanya hanya perlu sedikit uang, bermasalah dengan kepolisian, atau mungkin membunuh orang lain? Hanya perlu gunakan uang untuk menutupi kasusnya. Namun satu yang disadari Zevky, satu hal yang tidak dapat dibeli menggunakan uang sebanyak apapun adalah, harga diri.

  Zevky sudah terbangun dari tidurnya, tidurnya tidak nyenyak—untuk pertama kalinya berada di asrama ini. Zevky duduk menghadap buku tebal yang dipelajarinya, katanya belajar di jam empat subuh itu baik, otak terasa tenang dan cepat menyerap dan mengingat ilmu. Zevky berakhir menutup bukunya dan mengambil Handphone barunya—Zevky menelepon Ayahnya, tapi sudah dua kali teleponnya itu tak dijawab sang Ayah, Zevky berpikir mungkin Ayahnya sibuk.

  Zevky segera masuk ke kamar mandi, tak memakan waktu yang lama laki-laki itu sudah rapi berseragam sekolah. Di subuh hari seperti ini, Zevky sudah berdiri di balkon yang memang tidak jauh—ia duduk di sana merenungi nasibnya sendiri, menurut Zevky sendiri tidak buruk soal penampilan dirinya, apalagi soal bentuk wajah. Lalu, kenapa orang-orang di  kelasnya mengatakan hal-hal yang menurut Zevky tidak benar. Satu menit kemudian, Zevky memilih tidak memikirkannya.

🏷️🏷️🏷️

 
  Di dalam kelas yang berisik ini, lagi-lagi orang-orang kaya itu berbicara kualitas. Zevky duduk mengabaikan hal itu dan fokus pada buku di depannya, akhirnya lama kelamaan Zevky muak juga dengan pembicaraan mereka yang berulang soal kemewahan. Padahal sekarang jam belajar, hanya karena ditinggal guru sebentar saja mereka berisik seperti anak kucing yang dipaksa dikurung dalam kandang.

Zevky tidak marah, marah dengan hal yang sepele karena merasa terganggu dengan pembicaraan orang lain adalah bukti bahwa kau merasa tersinggung, abaikan saja jika memang mereka tidak menyebut namamu. Zevky mengeluarkan headset dari dalam tasnya dan memasang di kedua telinganya, matanya kembali fokus pada setiap baris kata baku di buku modul tebal itu, apalagi buku itu berbahasa Inggris—karena ini sekolah internasional.

  Berselang beberapa menit, fokus Zevky buyar ditambah headset yang digunakan olehnya dilepas tanpa permisi oleh seseorang. Zevky melipat ujung halaman terakhir yang dibacanya, lalu menutup bukunya dan menatap sebal wajah tak berharga Kavindra. Zevky tampak bosan, dan berniat kembali membuka bukunya. Tanpa sadar, saat ini semua mata tertuju padanya.

IT'S I AM HIGH SOCIETYOù les histoires vivent. Découvrez maintenant