18. Red Thread

791 177 33
                                    

»»----><----««

Malam itu hanya terdengar suara hujan yang mengamuk di luar sana dan suara jarinya yang menari-nari di atas keyboard. Satya terus menggigiti bibirnya hingga terkadang tak sadar melukai dirinya sendiri.

Satu dua informasi berhasil ia dapatkan. Data diri orang yang Shasta cari. Catatan kriminal, tempat tinggal, dan orang tua buronan itu. Satya heran, sesuai data-data yang ia dapat, kenapa polisi sampai sekarang masih kesulitan untuk menemukan buronan itu. Padahal data-data ini cukup lengkap untuk menemukannya.

Berita tentang orang yang Shasta cari juga telah tersebar luas di mana-mana. Di berita, sosial media, koran, dan sebagainya. Wajah orang itu juga terpampang jelas.

"Kepolisian mengatakan bahwa orang ini sempat kabur, berpindah-pindah kota. Namun kemudian jejaknya tidak lagi di temukan pada 16 Maret 2020 pukul 2 siang lalu. Orang itu sempat tertangkap CCTV dari toko roti yang berada di bagian pesisir Jakarta. Orang itu juga sempat terlihat berada di sebuah minimarket, Jalan Merpati, dan terakhir di pabrik galon yang sudah tidak terpakai di daerah Jatinegara, Jakarta Timur.. "

Seorang reporter wanita yang tengah membawakan berita terus berbicara. Satya fokus mendengar dan meilihat rekaman CCTV yang jelas di perlihatkan dalam berita. Sepertinya polisi sudah kehabisan ide untuk mencari orang ini, sampai-sampai wajah dan rekaman CCTV orang ini di bocorkan ke media masa, meminta agar jika ada orang yang melihatnya untuk segera lapor ke kepolisian, dan akan mendapatkan sejumlah uang.

Jam menunjukan pukul 00.07
Satya mencari lokasi CCTV itu berada, meretasnya. Jujur saja, Satya mulai penasaran dengan kasus ini. Dia sendiri tahu bahwa dia hanyalah seorang anak SMA biasa yang di anggap sebagai bocah ingusan. Namun, jauh di dalam dirinya, lelaki itu memiliki ambisi dan rasa penasaran yang tinggi.

Pukul 02.15
Satya telah selesai mengecek beberapa CCTV, termasuk CCTV pabrik galon, tempat orang itu terakhir kali terlihat. Ia sudah memutar video itu berkali-kali hingga matanya terasa perih. Video berwarna hitam putih itu tidak terlalu jelas.

Video itu hanya memperlihatkan buronan itu yang celingukan di pekarangan pabrik, kemudian masuk ke dalam pabrik dengan sebuah tas laptop.

Video selanjutnya memperlihatkan buronan itu yang tengah berlari tergopoh-gopoh menuju bagian belakang pabrik. Setelah itu jejak buronan Tidak lagi di temukan.

Satya menyipitkan matanya, menajamkan penglihatan. "Tunggu.. Itu.." Satya bermonolog. Kursor mouse bergerak men-zoom bagian sudut layar. Senyum Satya mengembang.

Setelah berkali-kali memutar video CCTV itu, berusaha mencari celah, Satya melihat ada sebuah CCTV lain di sebuah rumah yang letaknya berada di belakang pabrik galon.

Jari-jari Satya kembali menari-nari di atas keyboard, meretas CCTV rumah itu. 20 menit berlalu dan CCTV rumah itu berhasil ia retas.

Satya memasukkan waktu dan tanggal hari di mana orang itu menghilang. Rekaman CCTV itu tidak berwarna hitam putih, tapi memiliki warna. Senyum Satya kembali mengembang. Dari CCTV rumah itu, terlihat bahwa buronan tengah... Mengobrol dengan seseorang?

Satya men-zoom orang yang tengah mengobrol dengan buronan itu. Tentu saja yang sudah seperti kalian semua ketahui bahwa orang itu adalah Henry. Walau sedikit buram, tapi wajah orang itu masih bisa terlihat jelas. Satya merasa wajah itu.. Familiar.

Orang itu mengeluarkan sesuatu dari saku celananya. Sesuatu berwarna merah. Satya tidak bisa melihat jelas apa yang orang itu keluarkan. Setelah itu kedua orang itu tidak lagi terlihat, tidak tertangkap CCTV.

He's the VillainWhere stories live. Discover now