{07} NAMANYA...

3.8K 1.1K 91
                                    

Hani benar-benar butuh cermin untuk bercermin, dia berencana memakai makeup namun bagaimana dia bisa bersolek jika tidak ada cermin?

Dan kenapa tidak ada satupun cermin disini. Dari sekian benda yang ada di dunia ini kenapa harus cermin.

Hani menghela nafas, dia lalu berjalan keluar dari kamar. Jam masih menunjukkan pukul 4 pagi, dia terbangun karena perutnya berbunyi meminta jatah makan malam yang tidak sempat ia makan.

Hani tertidur pulas tadi malam jadi melupakan makan malamnya. Dan sekarang Hani berencana ingin mencari makanan untuk mengganjal perutnya.

Hani berjalan menuju dapur umum. Jika kalian bertanya dari mana dana yang didapat oleh panti, Jawabannya adalah dana sosial dan jaminan dari pemerintah.

Saat Hani berjalan masuk ke dapur umum, dia melihat ada seorang gadis yang berlari di sebrang. Hani sontak memutar langkahnya mengikuti gadis itu.

"Hey Lo kenapa?" Tanya Hani saat melihat gadis yang tadi ia lihat berhenti dan berjongkok di semak-semak.

"T-tolongin aku hiks tolong" tangis gadis itu.

Hani segera mendekat dan ikut berjongkok, dia bisa melihat pakaian dan rambut acak-acakan dari gadis itu.

"Lo kenapa heh"

Hani memegang bahu gadis tersebut dan menggoyangkannya. Gadis di depan Hani mendongak menatap Hani dengan wajah berurai air mata.

"K-kenapa hiks...harus aku?" Tanyanya sembari menangis.

Hani terdiam, apa dia baru saja dibully?.

"Lo di bully sama siapa? Bilang ke gue" ucap Hani.

"Hiks...aku takut hiks..."

"Heh gausah takut bilang siapa yang bully Lo" ucap Hani.

"Aku bukan di b-"

"Hani"

Mereka berdua terdiam mendengar suara Daniel, Hani lalu menoleh menatap Daniel yang berdiri di sebelahnya.

"Lo dicariin sama Lili, temen sekamar Len dia bilang Lo ngilang dari tadi malem ternyata Lo disini" ucap Daniel lalu menarik gadis yang menangis di depan Hani.

"Gue duluan, ayo Lili minta bantuan ke gue tadi suruh nyari lo" ucap Daniel pada Hani lalu menyeret gadis itu pergi dari sana.

Hani menatap keduanya dengan kening berkerut, kenapa dia sekarang curiga dengan Daniel. Hani hendak menyusul mereka sebelum suara perutnya yang keroncongan terdengar.

*Kruyukkk kruyukkk*

"Makan dulu kali ya, gue tandain muka Lo Daniel" gumam Hani yang kini berbalik dan berlari kembali kearah dapur umum.

Saat Hani sedang masuk ke dalam dapur untuk mengambil makanan dia terdiam melihat satu figura cermin yang terlihat kosong. Sepertinya memang cermin menjadi pantangan di panti ini.

"Kenapa disini ga ada cermin Bi?" Tanya Hani.

Dia tentunya tidak sendirian, ada seorang koki dan bibi pengasuh lainnya yang berada disana sedang menyiapkan sarapan pagi.

"Kalau masalah itu tanyakan pada ibu pengasuh saja kami dilarang berbicara apapun mengenai hal itu" jawab salah satu bibi pengasuh.

Hani mengangguk, dia mengangkat roti berisi daging dan sosis kemudian keluar dari sana. Dia harus berbicara dengan ibunya.

.
.

Rasya kini tengah berada di ruang kantor dengan dahi berkerut. Sialnya panti ini tidak menyediakan cctv, jadi dia tidak bisa menebak siapa saja yang berkeliaran saat malam hari.

TRIO KWEK-KWEKK {🦆³}حيث تعيش القصص. اكتشف الآن