Han family

1.6K 233 38
                                    

Suara dering ponsel Cheongsan sedikit banyak membuat Suhyeok terbangun dari tidurnya, Pemuda bermarga Han itu menatap Cheongsan yang tertidur lengannya sebari memeluk perutnya.

"Cute Cheong," gumam Suhyeok sambil terkekeh kecil, kemudian mengambil ponselnya dan memotret Cheongsan yang sedang tertidur, setelah mengganti wallpaper layar utamanya menjadi foto Cheongsan -Suhyeok tidak sebodoh itu mengganti kunci layarnya menjadi foto Cheongsan bisa-bisa teman-teman tahu- Pmuda Han itu mengangkat kepala Cheongsan perlahan dan menarik lengannya yang dijadikan bantalan, tidak lupa melepaskan pelukan Cheongsan pada perutnya.

Suhyeok beranjak bangkit dari tempat tidur Cheongsan, kemudian berjalan keluar dari kamar si ketua kelas. Suhyeok membuka ponselnya, masih jam 04.52 KST.  Suhyeok berjalan menuju pintu utama berharap ada kuncinya di pintu.

Saat akan membuka pintu Suhyeok dikejutkan dengan sebuah tangan yang menyentuh bahunya.

"Mau kemana pagi-pagi?" Suhyeok berbalik dan mendapati Jongsuk yang memegang bahunya dan bertanya menghela nafas lega, dia kira anakkuntil.

"Pulang bang, kalo nanti siangan takut telat," jawab Suhyeok.

"Yakin takut telat? Takut telat kok tiap hari telat," celetuk Jong-suk kemudian ketawa ngeliat Suhyeok yang bingung terus nyengir malu.

"Cute Cheong suka ngeluh kalo aku pulang kerja, katanya "Suhyeok ganteng-ganteng kok suka telat, mana tiap hari! Nyusahin! Kalo gak niat sekolah gausah masuk daripada telat" gitu," ujar Jong-suk menirukan gaya Cheongsan saat mengeluh tentang pemuda di depannya, Suhyeok ketawa geli.

"Kalian kenapa tah? Pagi-pagi ketawa-tawa depan pintu? Kerasukan jin kah?" tanya seorang pria paruh baya yang tak lain adalah Appa Jong-suk dan Cheongsan.

"Hushh, Appa ngawur!" tegur Jong-suk, Appa Cheongsan hanya tersenyum.

"Hyeok mau pulangkan? Hati-hati di jalan," ujar Jong-suk, Suhyeok nganggap terus senyum ke Appa Cheongsan.

"Iya, pamit dulu ya om, bang," pamit pemuda bermarga Han itu kemudian keluar dari rumah keluarga Yoo.

"Temen Cheongsan ganteng banget kayak Appa waktu muda," Celetuk Appa Yoo dengan senyum narsis, si sulung hanya menatap datar sang Appa.

:::

"Semalam Oppa kemana?! Kok nda ada di rumah," tanya gadis kecil yang berada di punggung Suhyeok, gadis itu Jinsoo adiknya.

"Nginep di rumah teman," jawab Suhyeok singkat, Jinsoo mengangguk mengerti.

"Oppa berkelahi dengan Appa lagi?" Langkah Suhyeok berhenti, membuat Jinsoo meruntuki dirinya sendiri karna bertanya hal sensitif.

"Kau melihatnya?" nada dingin yang keluar membuat Jinsoo sedikit meringis.

"Aku khawatir denganmu, Oppa. Aku melihatnya sedikit setelah itu ditarik oleh Nam-ra eonnie kembali ke rumah Woojin Oppa," jelas Jinsoo, menundukkan kepalanya merasa bersalah.

"Jangan mengkhawatirkanku, Aku akan baik-baik saja," lirih Suhyeok yang hanya dapat didengar oleh Jinsoo.

"Jangan berkelahi dengan Appa," ucap Jinsoo dengan ekspresi wajah kosong. Suhyeok menurunkan gadis kecil itu ketika sampai di depan gerbang sekolah Jinsoo.

"Belajar dengan rajin," ujar Suhyeok sebari mengelus rambut Jinsoo pelan.

"Oppa juga, papay!" gadis itu melambaikan tangan sebelum berlari memasuki gerbang meninggalkan Suhyeok yang diam merasa Dejavu.

Dulu Appa dan Eommanya tak seperti sekarang, dulu mereka adalah keluarga yang harmonis dan bahagia, Namun semuanya sirna kala Jinsoo berumur 5  tahun.

Perayaan hari kelahiran Jinsoo yang berujung bertemunya dua insan yang saling menyukai di masa lalu, dua insan yang berpisah karena terdesak oleh keadaan yang tidak mengenakan.

enemy of love - Hyeoksan [ End ]Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ