"Kok diem sih Nan?"

"Aku memujimu"

"Ckk baru tau kalau aku ini manis? Aku ini kan emang manis dari semenjak aku brojol, gak percaya?"

"Aku percaya kok, percaya banget malah"

Tiba-tiba Agne keluar dari mobil dan berlari menuju pesisir pantai "astaga anak itu"

Aku ikut keluar dari pantai dan hawa dingin langsung menusuk kulit ku saat kulihat Agne berlarian kesana kemari seperti manusia kurang belaian

Agne berhenti menatap kearah laut, kedua tangannya terhentang dan dia mendongakan kepalanya keatas, aku berjalan mendekati nya dan entah aku kerasukan setan dari mana tapi aku memeluknya dari belakang, bisa kurasakan dia terkejut namun aku tidak peduli

Ku sandarkan daguku ke pundaknya bahkan pipi kami saling menempel satu sama lain "aku menyayangi mu Agne Emerald"

Kedua tangan Agne kini menggenggam kedua tanganku yang melingkar di perutnya "aku juga menyayangimu sebagai salah satu orang yang terpenting buatku, walaupun kita tidak bisa menjadi sepasang kekasih karena aku suka perempuan yang cantik, cerdas dan berpayudara besar tapi kamu sudah kuanggap teman yang penting di hidupku"

Aku hanya bisa tersenyum miris dan menghirup bau tubuh di pundak Agne dalam-dalam

Its okey, setidaknya aku bisa selalu dekat sama kamu, walaupun suatu hari nanti kamu akan menikah dengan pria manapun, aku bakalan nungguin jandamu, aku akan selalu setia menunggumu

********

Kenapa di tanggalan harus ada hari senin? Why? Kenapa hari semua hari gak dihilangkan aja? Kecuali hari minggu ya ....hari minggu gak boleh di hilangin

Hujan rintik-rintik mulai menjatuhi bumi saat mobil Kevin sudah mulai memasuki gerbang sekolah, acara salam-salaman ala lebaran didekat pintu gerbang juga gak ada, mungkin karena udah mendung dari tadi jadi di tiadakan, tapi kalau di tiadakan sampai aku lulus juga gak papa sih

"Mapel di jam pertama apa sih?",tanyaku saat Kevin fokus memarkirkan mobilnya di parkiran mobil

"Gak tau, emang apa?"

Bangsat, aku kan tanya dia, kenapa dia malah tanya aku coba? Dasar otak selangkangan

Aku menghela nafas pelan sebelum keluar dari mobil, aku menunggu Kevin di koridor dan Kevin pun keluar dari mobilnya

Kevin merangkul pundakku seperti biasa dan kami berjalan menuju kelas kami, kulirik wajah dekil Kevin yang sedang tersenyum-senyum kearah beberapa murid junior perempuan di sekolahan ini

Tiba-tiba langkah Kevin berhenti dan aku sontak menoleh ke Kevin karena tangan kanan Kevin menahan bahuku "apaan sih Vin? Kamu lihat hantu?"

Kevin mengangguk pelan dan kulihat jangkunnya bergerak naik turun saat pandangan nya lurus kedepan, aku pun ikut melihat kearah tatapan Kevin, kulihat kak Aera berpangku tangan di depan tangga menuju kelasku, tatapannya benar-benar tajam dan menusuk

"Nan ...kamu sebenernya pakai dukun dari mana sampai kak Aera terlalu tersinting-sinting sama kamu?"

"Dukun apaan sih anjir"

"Aku mau kabur, bye"

Aku sontak menoleh kebelakang dan melihat Kevin berlari kearah kantin

Sialan, kabur kok gak ada hitung-hitungan supaya bisa kabur bareng

"Nanda....diam kamu disitu"

Langkahku benar-benar kaku saat kak Aera berjalan kearahku lalu menarik tanganku menuju depan pintu ruang koperasi yang dekat dengan tangga menuju lab TIK

Kak Aera menatapku dari bawah lalu keatas, dia mengeluarkan sisir lalu menyisir rambutku hingga membentuk poni "kamu habis bangun tidur terus langsung berangkat?"

Tubuhku seketika kaku saat tangan kak Aera memasukan seragamku yang keluar kedalam rok osisku dan membenarkan dasi osisku yang miring "diam dan gak usah banyak bacot, ngerti?"

Astaga....statusku sebagai preman di sekolah ini sudah hilang wibawanya

Kak Aera mengambil kaos kaki berwarna putih dari tasnya dan memberikannya padaku "besok seragamku di setrika dan ganti kaos kakimu yang berwarna biru itu dengan kaos kaki ini, ganti sekarang...aku tungguin"

Lagian aku juga gak bisa nyetrika jadi kalau disuruh nyetrika ya up...

Aku hanya bisa menghela nafas pelan, setelah mengganti kaos kakiku, kak Aera mengambil kaos kakiku yang berwarna biru dan membuangnya ke tempat sampah

Aku hanya bisa menatap miris kaos kaki kesayanganku itu dan kak Aera kembali lagi padaku, merapikan seragamku sekali lagi lalu menyentuh pipiku dengan lembut "dengerin aku Nanda....mulai hari ini kamu gak boleh pergi-pergi jauh naik motor, semalam Nesya sama pacarnya kecelakaan dan pacarnya langsung meninggal di tempat sedangkan Nesya koma"

Apa hubungannya kak Nesya sama aku?

"Aku gak mau kamu kenapa-kenapa, naik motor terlalu beresiko, so....jangan pergi kemanapun jika bukan hal yang penting, ngerti?"

"Aku gak ngelarang kamu buat deket sama siapapun tapi aku akan ngelarang kamu jika larangan itu berkaitan demi kebaikanmu sendiri, mengerti?"

Aku hanya diam menatap tatapan datar kak Aera yang sedang menatap bibirku lalu kak Aera menekan bibir bawahku dengan ibu jarinya "aku masuk dulu, jangan sampai kamu remidi bahasa Inggris lagi seperti minggu lalu"

Oh shitttt....kenapa aku diam aja sih?

Kulihat punggung kak Aera yang berjalan pergi meninggalkan ku, dia terlihat tersenyum tipis kearah kak Bertha yang baru keluar dari asrama lalu mereka berjalan bersama menuju kelas 12 IPA 1

Aku segera mengeluarkan seragamku lagi, memiringkan dasiku dan mengacak rambutku dengan kesal, aku gak mau statusku yang menjadi preman di sekolah ini menghilang

Ah sialan

Voted?
Komen?

Don't You Remember (Completed)Where stories live. Discover now