28

813 72 0
                                    

• Three Broomsticks •

Kemarin malam aku baru sadar kalau selama ini Harry membawa buku pelajaran Ramuan yang harusnya di kembalikan setelah selesai pelajaran. Aku memang sering melihatnya membaca buku itu, tapi aku tidak sadar kalau itu adalah buku Ramuan. Hampir tiap hari Harry duduk sambil membaca buku itu.

Kemarin malam saat kami duduk di depan perapian pun dia tetap sibuk membaca buku itu. Bahkan sempat bertanya pada Hermione soal mantera Sectumsempra. Tapi Hermione tidak pernah mendengarnya, aku juga begitu.

Saat itu Hermione ingin merebut bukunya, tapi Harry tidak mengizinkan gadis itu melakukannya. Kami penasaran memang buku siapa itu, karena sampulnya sudah rusak. Padahal buku-buku kami yang lain masih terlihat baru. Kemudian setelah mengitari ruangan, Ginny akhirnya berhasil merebut buku itu dari Harry. Buku yang katanya milik Pangeran Berdarah Campuran.

Pangeran Berdarah Campuran? Aku tidak pernah mendengar nama itu selama masuk ke dalam dunia sihir. Tidak ada yang pernah mendengar namanya, termasuk Hermione yang rajin sekali membaca buku.

Lalu pagi ini gadis itu kembali mengomel saat kami sedang berjalan-jalan di sekitat kastil. Dingin memang, karena sudah waktunya salju turun. Tapi pemandangannya indah.

"Harry, berminggu-minggu kau membaca buku itu, bahkan tidur dengan itu. Tapi kau tidak mencari tau siapa itu Pangeran Berdarah Campuran?" begitu kata Hermione ketika kami melintasi jalanan penuh salju.

"Tapi aku juga tidak bisa menemukan referensi apapun tentang Pangeran Berdarah Campuran di perpustakaan," kata Hermione mengeluh.

"Kalau kau tidak bisa menemukannya, Harry juga mungkin tidak bisa, Mione." Aku sedikit membela Harry. Walau aku juga penasaran siapa Pangeran Berdarah Campuran itu. Harry hanya tersenyum tipis padaku sebagai tanggapan.

Lalu beberapa saat kemudian, Harry berhenti melangkah karena mendapati Profesor Slughorn tak jauh di depan kami. Mungkin tujuannya juga sama seperti kami, pergi ke Hogsmeade. Kami ikut berhenti, diam memandangi Harry yang tampak sedang berpikir.

"Ada yang ingin butterbeer?" tanyanya.

Walaupun kami tidak menjawab pertanyaan itu, Harry tetap melangkah. Berjalan sedikit cepat di depan kami untuk mengikuti Profesor Slughorn. Padahal dia juga tahu kemana Profesor Slughorn akan pergi, tapi dia memang tidak bisa sabaran.

Kami memasuki toko bernama Three Broomsticks. Toko yang penuh sekali dengan murid-murid Hogwarts atau warga lainnya. Kami berempat duduk di sebuah meja dekat tangga. Baru saja aku ingin duduk, aku melihat Draco hendak menaiki tangga. Aku mengulas senyum tipis, berusaha untuk tidak mendapat perhatian dari ketiga temanku. Dia menatapku sebentar sebelum akhirnya naik ke lantai atas--entah ingin melakukan apa.

"Oh, astaga." Ron tiba-tiba membuang wajahnya setelah menatap sudut ruangan.

Kami bertiga lantas menoleh, kemudian mendapati Ginny dan Dean sedang berduaan di sudut sana.

"Mereka hanya berpegangan tangan Ron," kata Hermione menatap Ron.

"Dan berciuman," sambungku ketika melihat mereka melakukan hal itu. Aku lantas meringis, jadi teringat soal ciumanku dengan Draco tahun kemarin.

"Aku lebih baik pergi saja," kata Ron benar-benar akan beranjak dari duduknya.

"Apa? Kau tidak serius, kan?" Hermione menyahut, tepat ketika empat gelas butterbeer di letakkan di meja kami.

"Dia adikku," kata Ron membuat Hermione kembali bereaksi.

"Lalu kenapa? Bagaimana kalau kau yang menciumku dan mereka tidak sengaja melihatnya? Kau berharap mereka pergi?" kata Hermione terlihat buru-buru.

REDAMANCY || Draco MalfoyHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin