14

1K 129 4
                                    

• Small Mistake •

Dengan napas tersenggal-senggal, aku menaiki satu per satu anak tangga menuju Lukisan Nyonya Gemuk. Wanita dalam lukisan itu menatapku dengan sedikit bingung ketika aku sampai tepat di depannya. Tanpa berlama-lama lagi, aku langsung mengucapkan kata kunci dan masuk ke dalam.

Akhirnya setelah hampir mati kedinginan di Menara Astronomi, aku bisa merasakan hangatnya Ruang Rekreasi Gryffindor. Ruangan itu sepi, hanya ada ketiga temanku yang sedang duduk di depan perapian. Entah mengobrol apa, mungkin menggosipi Harry dan Cho yang berduaan di Kamar Kebutuhan tadi.

"Hai!" sapaku masih dengan napas putus-putus kemudian duduk di kursi berlengan yang masih kosong.

Mereka bertiga menoleh dengan serempak. Namun wajah mereka tiba-tiba berubah heran melihat kedatanganku.

"Bloody hell! Apa yang kau pakai itu Chris?" seru Ron menatapku begitu heran. Aku juga heran sebenarnya, apa yang salah dari bajuku?

"Aku memakai bajuku," kataku melirik sekilas seragam yang ku pakai. Belum menyadari bahwa jubah yang melekat di tubuhku itu bukanlah milikku.

"Kau seorang Gryffindor, Christy Copper." Hermione menyahut, dia juga tidak kalah heran dari Ron.

"Aku juga tau, Mione. Memangnya kenapa, sih?" kataku mengernyitkan dahi. Aku bisa melihat Ron dan Hermione saling tatap dengan tatapan yang membuatku tidak mengerti.

"Itu jubah Slytherin," ujar Harry sambil menunjuk jubah panjang yang melekat di tubuhku.

Aku lantas menoleh ke bawah, menatap jubah yang ku pakai itu. Begitu sadar bahwa jubah itu memang bukan jubah Gryffindor, aku mengutuk diriku sendiri. Bagaimana bisa aku lupa mengembalikan jubah milik Draco? Merlin, ini karena kedatangan Profesor Snape secara tiba-tiba.

Apa yang harus aku katakan pada tiga orang di depanku ini?

"Dan kemana tusukan rambutmu?" sahutan Hermione membuatku refleks memegang rambutku yang tergerai. Kali ini aku mengutuk Draco karena melepas tusukan itu tanpa izin.

"Uhm, i-itu..." Aku menggaruk leherku yang tidak gatal. Bingung harus mengeluarkan kalimat seperti apa untuk mereka bertiga yang sudah menatapku dengan penasaran.

"Jubah milik siapa itu, Chris?" Hermione bertanya lagi. Wajahnya tampak tidak sabar, tidak beda jauh dengan dua orang lainnya.

"I-Ini milik--"

Belum selesai aku berbicara, Hermione langsung memotong perkataanku. "Milik Malfoy?" katanya membuat aku membisu. Tebakannya tidak pernah salah.

"Malfoy?!" seru Ron tampak kesal mendengar nama itu keluar dari mulut Hermione. Sementara Harry hanya terus menatapku, menunggu penjelasan sepertinya.

"I-Itu, uhm, a-aku--"

"Kalau memang benar, bagaimana bisa kau yang memakainya? Kalian bertemu tadi?" Harry bertanya dengan tenang, tapi jelas itu membuat aku makin gugup.

"Chris, mau beri penjelasan, tidak?" Hermione bertanya garang. Tapi aku sama sekali tidak tahu harus berkata apa, lidahku kelu, otakku buntu.

"Ya sudah kalau kau belum mau menjelaskan. Lebih baik kau kembalikan dulu jubah itu," kata Harry. Aku mendadak merasa tidak enak pada mereka. Astaga, rasanya seperti aku sudah mengkhianati persahabatan kami.

"M-Maafkan aku. A-Akan ku ceritakan nanti pada kalian," kataku menunduk. Tidak berani menatap mata mereka bertiga. Walau sebenarnya mereka terlihat tidak begitu marah. Apalagi Harry yang notabenenya adalah musuh Draco.

"Tidak masalah. Kembalikan saja dulu jubah itu," kata Harry lagi.

Aku lantas beranjak dari dudukku kemudian keluar dari Ruang Rekreasi Gryffindor. Kembali melewati Lukisan Nyonya Gemuk sampai tiba di ujung tangga turun. Ketika ingin melangkah turun, aku mendapati Draco tengah berada di bawah tangga. Bersandar pada pegangan tangga sambil memasukkan kedua tangannya ke dalam celana.

REDAMANCY || Draco MalfoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang