Chapter 3

10 5 26
                                    

"I hate my self. But I always try to love my self"
-Raina Santika Pramudya-

••••

Di pagi yang cerah dengan angin berhembus pelan menyapa permukaan. Hari adalah hari pertama Raina menjalani hari-harinya di sekolah barunya. Sekolah elit dan terfavorit di Jakarta. Sekolah yang dihuni oleh siswa siswi berprestasi dan juga kebanyakan siswa dan siswinya dari kalangan keluarga yang kaya. Nama sekolah itu SMA ASTRONESIA.

Raina melangkah memasuki sekolah yang sudah di penuhi oleh murid-murid yang siap untuk menjalankan tugas sebagai siswa dan kemungkinan ada juga yang hanya numpang nama saja. Raina melangkah dengan riang menuju lorong sekolah. Dari penjuru arah semua menatap Raina dengan berbagai tatapan. Kehadiran Raina mampu membuat satu sekolahan ramai dengan bisik bisik mempertanyakan siapa dan dari mana ia.

Cukup lama ia berjalan di lorong sekolah namun tak juga menemukan ruangan yang ia cari. Hingga ada seorang gadis cantik yang berpenampilan agak tomboy melewatinya. Dengan ragu ia menghentikan langkah gadis itu.

"Permisi boleh nanya di mana ruang kepseknya gak?" Tanya Raina kepada gadis tadi.

Gadis itu berhenti dan menoleh ke hadapan Raina. Ia menatap Raina dari atas kepala hingga ujung kaki. Membuat perasaan Raina sedikit takut. Takut jika ia terlihat aneh atau bahkan akan menjadi bahan cibiran karena penampilannya tak cocok dengan kesan sekolah ini.

"Murid baru? Gue anter deh ayo!" Ujar gadis itu lalu berjalan mendahului Raina. Raina yang cengo dengan segera mengikuti gadis itu dengan raut wajah bingung.


Setelah melewati beberapa ruangan dan beberapa belokan. Akhirnya ia sampai di depan ruangan bertuliskan "Ruang Kepala Sekolah".

"Nih ruang kepseknya."

Raina mengangguk lalu tersenyum.
"Makasih ya"

Gadis itu mengangguk lalu melangkah pergi meninggalkan Raina yang kini memasuki ruangan kepala sekolah.

"Permisi pak selamat pagi. Saya Raina Santika Pramudya, Murid pindahan pak" ujarnya saat ia sudah berada di hadapan kepala sekolah.

"Ah iya silahkan duduk dulu tunggu wali kelas yang akan mengantarkan mu menuju kelas mu ya." Ujar Pak Bimo, kepala sekolah.

Raina mengangguk. Ia duduk di kursi yang ada di hadapan kepala sekolah. Ia menunggu seraya menahan rasa gugupnya. Ia menatap kepala sekolah yang sibuk mengerjakan sesuatu di komputernya. Tak lama datanglah seorang wanita cantik yang terlihat masih cukup muda.

"Permisi pak Bimo."

Pak Bimo menoleh lalu tersenyum.
"Ah Bu Diana. Ini anak didik baru yang akan menjadi siswa di kelas ibu. Namanya Raina. Tolong antar dia ke kelas ibu." Ujar Pak Bimo.

"Baiklah. Mari nak ikut ibu" ucap Bu Diana kepada Raina. Raina mengangguk mengikuti langkah bu Diana.

"Semangat belajar di sekolah baru Raina" ucap Raina dengan setia mengikuti langkah bu Diana.

****

Pada ruangan yang penuh dengan meja dan kursi ini siapapun pasti sudah tau ruangan apa itu. Keempat laki-laki berdiam diri disana. Di salah satu meja yang penuh coretan, satu laki-laki tertidur dengan tangan kanan sebagai bantalan. Dua laki-laki lainnya sedang menikmati sebatang rokok yang terselip di sela-sela jari mereka. Satu lagi sedang asik mencoret bukunya.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Apr 18, 2022 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

(3)•Raina's Diary•Where stories live. Discover now