Chapter 2

11 10 39
                                    

"Seolah tidak apa apa agar semua tetap baik baik saja".
-Raina Santika Pramudya-

Happy reading ✨

••••

Malam semakin larut. Hujan masih sedikit mengguyur jalanan yang gelap yang di sinari oleh lampu jalanan. Motor sport hitam itu masih melaju dengan kecepatan tinggi. Teriakan kagum orang orang yang berada di area itu sudah mulai terdengar, membuat sang pengendara motor sport itu makin melaju. Garis finish itu berhasil ia raih. Sudah menjadi suatu hal yang biasa baginya menjadi pemenang. Sorakan kemenangan memenuhi setiap sudut.

"Udah gue duga Angkasa menang malam ini." Ucap salah satu laki-laki dengan wajah berbinar bahagia.

"Jelas dong! Angkasa ga pernah yang namanya kalah dalam balapan." Ucap laki-laki lainnya yang menggunakan jaket jeans.

"Ga salah lagi! Si raja jalanan di lawan." Ucap laki-laki tampan yang menggunakan jaket kulit berwarna hitam dengan rambut panjang yg di ikat itu.

Laki-laki yang masih duduk di atas motor itu tersenyum tipis. Ia tahu bahwa kemenangan ada di tangannya kali ini. Melihat lawannya yang tidak dapat mengendalikan motornya tadi masih terekam jelas di kepalanya. Membuat ia sangat yakin bahwa ialah pemenangnya.

"Eh Btw si Azka mana? Kok kagak nongol" tanya laki-laki dengan binar bahagia tadi.

"Jatuh. Motornya oleng tadi" ucap si pengendara motor.

Temannya yang lain hanya tertawa menanggapi itu.

"ANGKASA!, HAIDAR!, KENZO!, BARA!"

Teriak seorang perempuan mengalihkan atensi semua orang yang ada di area balap itu. Sang pemilik nama menoleh. Matanya menatap gadis cantik yang ia kenali itu. Mereka menghela nafas. Bencana besar datang. Pikir mereka.

Angkasa Gevano Dirgantara, pria tampan pemilik gelar badboy yang banyak di incar oleh para gadis-gadis cantik diluar sana. Walau memiliki sifat cuek dan tidak peduli, kekaguman mereka tidak luntur. Angkasa memiliki 3 teman laki-laki yang pertama ada Haidar Gionino, laki-laki dengan wajah penuh binar, tampan dan juga primadona sama seperti Angkasa. Haidar memiliki sifat petakilan, jahil, random dan playboy. Akan tetapi walau ia di sebut playboy ia tak pernah memiliki kekasih. Gadis-gadis yang ia dekati hanya sebatas mengajak kencan lalu setelahnya mereka seolah tak saling kenal. Cukup aneh. Tapi itulah Haidar.

Lalu yang kedua teman Angkasa ada Elvio Kenzo Adijaya, laki-laki yang memiliki sifat sebelas duabelas dengan Haidar namun sedikit lebih waras. Ia memiliki paras tampan, ganas namun juga menggemaskan. Dengan rambut panjang yang ia ikat kali ini membuat aura keganasannya terlihat jelas. Terakhir ada Ambara Evan Winata, laki-laki yang memiliki paras tampan dan memiliki senyuman manis. Namun ia lebih waras karena ia juga memiliki sifat cuek namun tak secuek Angkasa. Ia jago dalam bidang menggambar.

"Heh! Kalian ngapain disini jam segini hah?! Balapan lagi?!"

Ah. Hampir saja terlupakan. Wanita yang berteriak-teriak itu adalah satu-satunya teman wanita Angkasa. Ia bernama Clarissa Amira Revalina. Gadis dengan wajah cantik dan berkulit putih mulus. Gadis yang di kenal oleh publik adalah seorang model di salah satu management terkenal. Gadis itu juga di sebut sebagai motivator. Karena memiliki pemikiran yang sangat luas hingga sebutan motivator itu muncul dan menyebar luas.

"Lo ngapain kesini mira!" Ucap Haidar frustasi.

"Gue juga lagi nanya kalian bodoh! Ngapain disini?!" Ucap Mira masih dengan wajah memerah.

"Ki-kita lagi... Anu apasih. Sa jawab lah sa!"  Ucap Kenzo seraya menyenggol lengan angkasa. Angkasa menghela nafas lalu turun dari motor mendekati Mira.

"Mira. Mira udah makan? Atau Mira mau sesuatu? Biar Asa beliin" ucap Angkasa dengan lembut. Seluruh penonton balapan itu menahan tawa mereka karena melihat tingkah Angkasa saat berhadapan dengan Mira. Entah mengapa Angkasa akan melunak jika sudah berhadapan dengan Mira. Namun niat tertawa mereka hilang kala Angkasa menatap tajam mereka.

"Gak! Gue cuma mau kalian pulang sekarang!" Ucap Mira tegas.

Mereka hanya menghela nafas pasrah. Mereka menurut dan kembali menaiki motor mereka masing-masing. Jika sudah Mira berbicara apa saja bisa di ungkit nanti. Maka dari itu lebih baik mengalah dari pada telinga panas di buat oleh Mira.

"Eh! Haidar! Nebeng gue ga bawa duit lebih tadi!" Ucap Mira lalu menaiki motor Haidar.

"Untung cewek!"

***


Keadaan cafe cukup senggang siang ini. Membuat para karyawan sedikit bisa bernafas lega walau masih harus membersihkan peralatan lainnya. Sama halnya yang di lakukan Raina saat ini. Ia membersihkan meja-meja dan juga mengatur posisi tempat duduk agar sedikit rapi.

"Gimana? Kamu udah bilang sama boss kalau mau ambil shif sore mulai minggu depan?"

Raina menoleh setelah mendengar pertanyaan itu. Ia tersenyum menatap perempuan dewasa di depannya. Perempuan yang ia anggap sebagai kakak itu adalah rekan kerjanya namanya Keyla Salsabila. Raina selalu memanggilnya Kak Lala.

"Udah kak. Dan mungkin besok rain ambil sore lagi karena disuruh urus beasiswa. Dan juga urus kepindahan aku kesekolah SMA Astronesia nanti." Jawab Raina dengan senyuman dan nada yang sangat riang.

Entah mengapa Lala selalu suka dengan kepribadian rekan kerjanya itu. Ia selalu tersenyum dalam menjalani hari. Dulu saat ia awal Raina bekerja Lala fikir ia adalah anak manja yang terpaksa bekerja. Namun ternyata salah Raina adalah kebalikan dari itu semua. Ia bercerita bahwa dia bekerja demi keluarganya demi bundanya yang sedang sakit. Ia jadi bersyukur di berikan teman bahkan adik yang sangat kuat itu. Lala sempat ingin membantu keluarga Raina. Namun pastinya Raina menolak. Dengan alasan tidak ingin merepotkan orang.

"Semoga betah di sekolah baru nanti ya! Kakak denger sekolah itu elit dan banyak siswa tampan juga loh siapa tau kamu dapat salah satunya." Ucap Lala dengan senyum menggoda.

Raina melebarkan matanya menatap Lala.
"Kak Lala ihh mana mungkin ada cowok yang mau sama aku! Udah miskin jelek ga modis lah sama mereka yang mungkin aja kaya" ucap Raina dengan wajah masam.

"Kali aja rain. Ga usah cemberut. Dan satu lagi...". Lala menarik dagu Raina agar menatap depan kearahnya. Lala memberikan senyuman tulus kepada Raina. "Kamu itu cantik, siapa yang bilang kamu jelek? Kamu itu cantik dengan cara kamu sendiri. Kecantikan kamu itu langka jarang loh ada yang punya. Kulit putih, rambut hitam panjang, mata indah dan juga senyuman yang manis ini" lanjut Lala dengan mencubit Pipi Raina dengan gemas. Mereka berdua tertawa bersama.

"Ah udah kak! yuk lanjut kerja lagi" ucap Raina lalu beranjak membersihkan meja lainnya. Lala hanya tersenyum memperhatikan Raina yang bekerja dengan riang. Mengelap meja dengan sesekali menyapa karyawan lainnya. Bahkan pengunjung pun tersenyum saat di sapanya. Gadis itu memiliki aura yang sangat positif.

"Tolong tuhan berikan anak itu kebahagiaan."

•••

HAII AKU KEMBALI😋
GIMANA? KABAR KALIAN?
HEHE
KALIAN SUKA GA SAMA CHAPTER KALI INI?
KALI INI GA HUJAN AKU NGETIKNYA WKWK MALAH PANAS BANGET:( TPI GAPAPA

ADA PESAN BUAT RAINA KITA? >>

HEM SEGITU AJA DULU KITA KETEMU DI CHAPTER SELANJUTNYA AJA BYE~~

DON'T FORGET TO VOTE AND COMMENT JUSEYO~~

See you on next chapter~

(3)•Raina's Diary•Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang