7. Hello Goodbye

468 68 4
                                    


Mulut itu menguyah dengan semangat, membuat yang lebih tua terkekeh pelan- dia menatap lamat, sesekali ikut membersihkan makanan yang tercecer atau belepotan di mulutnya.

Pernahkan dia bercerita tentang mulut kecil kekasihnya yang sangat imut saat tengah mengunyah? Ahh entah berapa banyak hal yang disukai Jay tentang seorang Sunoo. Mungkin semuanya, bahkan hal buruk sekalipun akan jadi indah saat Sunoo yang melakukannya.

Sunoo menatapnya dengan mata menyala dengan binar, apresiasinya untuk makanan yang dipesankan Jay untuknya. Bentuk rasa syukur dan terimakasih karena Jay mau mentraktir-nya.

Bukal hal yang aneh kok, karena hampir semua hal yang mereka lakukan baik itu membeli atau melakukan- pastilah Jay jadi orang pertama yang bersedia melakukannya. Itu mengapa Sunoo selalu melakukan bagiannya- yaitu memberi ekspresi bahwa ia sangat merasa bersyukur memiliki Jay didalam kehidupannya.

"Hyung selepas makan bisa kita bicara lebih serius? "

Jay mengangguk tidak keberatan, lagipula kedatangannya selain mengobati rasa rindu juga untuk menjelaskan kesalahanpahaman mereka.

Kini mereka sudah duduk di Sofa panjang dekat televisi. Sunoo menatap Jay serius, lalu memantapkan hatinya untuk bertanya.

"Hyung tidak bosan pada Sunoo kan?"

Jay mengerutkan alisnya, menatap Sunoo bingung.

"Jay Hyung tidak mengabari Sunoo hampir tiga minggu lamanya, dan maaf karena Sunoo tidak mendengarkan Hyung yang meminta Sunoo untuk tidak datang nyamperin Hyung...maksud Sunoo, kemarin diam-diam Sunoo datang ketempat tinggal Hyung selama magang, maaf tapi Sunoo benar-benar kangen makanya melakukan itu. Tapi Sunoo malah mendengar kenyataan kalau Hyung tidak tinggal disana lagi, bahkan Sunoo tahu dari orang lain"

Perkataan panjang itu membuat Jay merasa bersalah, wajah tersebut dan rasa bersalah Sunoo yang tidak menepati janji sejujurnya cukup membuat Jay gemas, ia hampir ingin menggigit pipi bulat itu. Tapi Sunoo saat ini sedang serius jadi dia abaikan rasa gemasnya untuk beberapa saat. Hanya untuk bicara lebih serius pada pujaannya.

"Gak kerasa udah satu tahun kan noo?"

Sunoo menatap lamat pada satu kalimat tanya yang dilontar Jay, elusan dikepalanya dirasakan oleh Sunoo selanjutnya.

"Sayang, kamu udah seyakin itu sama Hyung?"

"Maksudnya? Kalau Hyung menanyakan perasaan Sunoo- harusnya Hyung sudah tahu jawabanya"

"Hmm.. Hyung tahu, dan Hyung sangat bersyukur dan berterima kasih tentang itu. Kalau Hyung bilang ingin serius, bagaimana pendapat Sunoo? "

"Huh?"

Sunoo membeku mendengar itu, dia sedang mencerna perkataan Jay- takut dia besar kepala dan salah mengartikan pertanyaan Jay.

Tapi tangan yang lebih tua membawa jemarinya dalam genggaman, mengelusnya lembut, hingga akhirnya bibir itu membubuhkan kecupan disetiap jarinya. Sampai kecupan itu berakhir di jari manisnya.

"Sunoo mau tidak jika Hyung melamar?"

Sunoo mengerjap semakin bingung, namun gemuruh di dadanya tidak sejalan. Dia menangkap dengan jelas perkataan Jay.

"Hyung memang masih selalu jadi beban orang tua, tapi setelah Hyung wisuda nanti, dan itu mungkin tidak lama lagi. Hyung akan mulai bekerja, menghasilkan uang sedikit demi sedikit, dan bisa hidup dengan Sunoo dengan kehidupan lebih baik. Tapi untuk menunggu hari itu, Hyung ingin setidaknya punya kejelasan pada hubungan kita-- ikatan yang lebih dalam lagi daripada sekedar pacaran"

Sunoo meneteskan air matanya tanpa sadar, menatap Jay penuh haru. Dia tidak menyangka kalau hari ini akan tiba, dimana dia benar-benar tidak harus meragukan perasaan Jay padanya. Dimana akhirnya dia bisa merasakan cintanya berbalas.

Jay mengeluarkan sesuatu dari saku celana jeans nya, memperlihatkan sebuah cincin indah yang mungkin sebentar lagi akan melingkar pada jarinya.

"Kamu tahu kan Hyung tidak romantis? Jadi tidak masalahkan jika Hyung melamarmu dengan cara seperti ini?"

"Bodoh! Siapa yang peduli dengan itu" Sunoo tanpa tahu malu mengulurkan tangannya begitu saja, membuat lagi-lagi Jay tertawa gemas akan tingkah kekasihnya.

Jay memakainya cincin itu, menatap jari kekasihnya yang sudah terhias cincin pemberiannya.

"Sunoo terimakasih selalu sabar, terimakasih untuk cinta yang tidak pernah pudar, dan terimakasih sudah memberi kesempatan pada Hyung. Sunoo, Jay Hyung mu ini- benar-benar jatuh cinta padamu"

Dan kecupan lembut pada dahinya membuat Sunoo bersyukur dalam hatinya.

SAY HELLO - GOODBYE√Where stories live. Discover now