6. Hello Goodbye

434 74 4
                                    

-
Ada yang rindu book ini?
Hehe, happy reading..

Setelah Sunoo menyelesaikan ritual paginya yang cukup telat itu, ia kini hanya memandang tak minat pada makanan yang sudah di siapkan Sunghoon untuknya. Sejujurnya makanan itu bahkan sudah mendingin sedari tadi, Sunoo menatap ponselnya lagi. Berharap pria menyebalkan itu mau menghubunginya lagi, lalu mendengus keras karena sejujurnya ia ingin sekali menghubungi lebih dulu. Tapi gengsinya yang setinggi langit itu tidak memperkenankan nya.

Tepat saat ia akan menyuapkan nasi yang sebesar genggaman tangan di mulutnya yang kecil, ponselnya yang sedari tadi sepi kembali berdering. Nama Jay dengan selipan brengsek dibelakangnya menjadi hal yang memang sedari tadi ditunggunya.

Tapi Sunoo tidak repot-reoot mengangkatnya, ia biarkan sampai panggilan itu berakhir sendiri. Lalu ponselnya kembali berdering dan ia biarkan lagi, seterusnya hingga dipanggilan ketiga. Dan pesan dari Jay selanjutnya yang membuatnya sedikit tersenyum miring.

Dari: Jay Hyung Brengsek
Tolong angkat!

Sunoo mendengus, sedikit bertingkah menyebalkan tidak masalahkan? Lagipula itu penghargaan cukup setimpal untuk kekasih brengsek yang tidak mengabari selama tiga minggu penuh, apalagi tentang kepindahannya yang tidak beralasan itu.

Ponselnya berdering lagi, kali ini ia mengangkatnya pada deringan pertama.

"Syukurlah kau mau mengangkatnya!"

"Ini siapa yah? "

"Yak! Sayang kamu tahu kan Hyung tidak bermaksud begitu, jangan mengabaikan Hyung begitu- hampir saja aku kena serangan jantung karena pesan suara terakhir yang kamu kirimkan"

"Cih berlebihan! "

Terdengar helaan nafas dari sebrang sana, tentunya Sunoo tahu dirinya sungguh amat menjengkelkan saat ini. Tapi apa pedulinya, dia tidak akan mengalah meski sebenarnya mulutnya ingin mengatakan rindu tepat mendengar suara kekasihnya.

"Sedang apa? Kenapa baru ada kabar pagi ini, Hyung menghubungimu semalaman"

Suara Jay sudah lebih halus lagi.

"Bermain game dengan Sunghoon Hyung, tidak tahu kau menelpon"

"Sunghoon? Berdua saja? "  Ada nada cemburu pada tanya itu, Sunoo mengulum pipinya gemas-

"Hem, berdua saja" Katanya membenarkan

"Kalau begitu, bisa sekarang kau keluar dari apartemen-nya? Aku tahu aku yang sedang bersalah disini- tapi aku tidak sudi menyentuh lantai lorong apartemen-nya sekalipun! "

Ucapan ketus itu dan sambungan telepon yang terputus membuat Sunoo mengerjap.

Huh! Dasar bedebah itu.

"Tentu saja mana mau dia mengalah padaku! Jay brengsek! "

Tunggu Jay bilang apa? Keluar dari sana sekarang? Dia tidak mau menyentuh lantai lorong tempat tinggal Sunghoon? Itu tandanya Jay ada dibawah sana kan?

Sunoo berdiri dari duduknya, membereskan makanan yang tidak sempat disentuhnya, lalu berlari ke arah kamar mengambil tasnya dan berlari kembali sepanjang lorong setelah memastikan pintu apartemen Sunggoon terkunci sempurna.

Dia Sungguh hanya memikirkan Jay saat ini, memang dia sebucin itu kok.
.

.

.

.

Bolehkah Sunoo secara gegabah berlari dan memeluk pria yang menyender di mobilnya dengan keren? Sungguh dia ingin melakukannya, tapi kembali- dia sedang dalam acara ngambeknya sekarang. Tidak boleh secara murahan memberikan dirinya begitu saja.

SAY HELLO - GOODBYE√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang