4. Hello Goodbye

431 71 5
                                    

Sunoo itu nekat, cenderung ceroboh kalau Sunghoon boleh berkomentar.
Dengungan suara berisik dan rengekan kekanakan yang ia suarakan sudah cukup membuat Sunghoon mengerti apa yang tengah dilakukan bocah nakal itu.

Ia dengan tergesa menyaut jaketnya. Jake yang tengah fokus dengan gamenya bahkan langsung memberi atensi padanya.

"Ada apa? "

"Menjemput Sunoo" Jawaban singkat itu menjadi akhir, tubuh jangkung nya sudah berlari tak beraturan. Meninggalkan Jake yang mendengus tak peduli.

"Jay bodoh, sebentar lagi dua sahabat itu akan kembali dengan dunia mesra mereka" Komentarnya sambil lalu.
.

.

.

.

"Sunghoonie yang terbaik! " Pekikan nada gemas itu dilontar Sunoo yang kini dengan tak tahu malunya bersandar dipunggung Sunghoon yang harus menggendongnya.

Sunoo mabuk, fakta bahwa Sunoo memutuskan minum tanpa seseorang yang menemani sudah jadi poin paling besar untuk alasan Sunghoon memarahinya.

Namun bahkan melihat tingkahnya yang tidak terkontrol ini, Sunghoon akhirnya memilih menyimpan amarahnya untuk esok hari.

"Sunghoniee! Sunghoniee!! " Kini dia bahkan menepuk punggungnya seakan ia adalah sebuah drum.

"Kendalikan dirimu, aku jadi sulit berjalan- kau itu berat tahu"

"Jahat! Sunghoon jahat"

Sunghoon mendengus memilih menurunkan Sunoo.

Kini mereka berhadapan dengan Sunghoon yang setia memegang bahu itu agar tidak jatuh, Sunoo sendiri tersenyum, dengan pipi bulat memerah dan mata sayu.

"Kalau begitu jadi anak baik, dan Sunghoon akan berlaku sama baiknya" Ucapnya menegaskan

Sunoo mengangguk cepat, menyodorkan kelingkingnya membentuk janji. Sunghoon lagi-lagi menghela nafas- tapi menerima uluran kelingking itu.

"Nah sekarang biarkan aku menggendongmu dengan benar, tidak peduli seringan apa pun kamu- jika kamu terus bergerak itu menjadi sulit, oke"

Sunghoon melepas jaketnya.

"Buka tanganmu"

Sunoo patuh, membiarkan Sunghoon memberikan pakaian hangat itu untuknya.

"Sunghoon cepat sekali datangnya, apa Sunghoon terbang?"

Mendengar pertanyaan itu membuatnya mendengus, menresleting jaketnya ia kini beralih menangkup pipi bulat itu.

"Tidak noo, aku dari rumah Jake"

Sunghoon kembali berjongkok, dan Sunoo secara otomatis menubrukan dirinya pada punggung itu.

Fakta bahwa ia berlari seperti orang gila dan bahkan meninggalkan kunci mobilnya adalah hal bodoh yang tentunya masih dirinya rutuki.

Jake pasti akan sangat puas sekali mengolok nya bodoh.

Tapi bahkan meskipun begitu Sunghoon bersyukur karena tempat Sunoo mabuk tidak begitu jauh dari tempat tinggal Jake. Dan itu sedikitnya membuat Sunghoon lega- dan teramat lega sekarang karena bocah nakal itu kini ada di gendongannya dengan gumaman nya yang tidak jelas.

"Sunghoon-nie, apa Sunoo membosankan? " Lontaran tanya itu tiba-tiba disuarakan.

"Tidak, bagaimana mungkin kamu membosankan- aku bahkan rela terjatuh berkali-kali hanya untuk dekat denganmu" Ucapnya sambil lalu, pikirnya Sunoo mabuk dia toh tak akan ingat jika Sunghoon melantur tidak jelas begitu atau yang lebih terdengar seperti menyatakan perasaannya.

"Kamu tidak bodoh, Jay saja yang brengsek" Ucapnya kembali menegaskan

"Jay... Sunoo rindu"

Gumaman itu membuat Sunghoon menghentikan langkahnya, terdiam untuk beberapa saat.

"Sekarang aku tahu kamu bodoh" Ucapnya enteng, lalu kembali berjalan membawa tubuh itu pulang.

.

.

.

.

Pagi menjelang siang Sunoo terbangun, menatap sekitar dan sadar bahwa ini adalah kamar Sunghoon.

Lalu mengingat kekonyolan nya kemarin.

"Sudah bangun? " Pertanyaan retorik dengan pandang datar itu membuat Sunoo berjengkit.

"Aduhh!! Kepalaku pusing sekali, kenapa kamarmu seperti berputar-putar--"

"Kau sudah sadar" Lontaran kata itu membungkamnya, Sunoo tidak jadi menyelesaikan perkataannya.

"Maaf" Pada akhirnya hanya kata itu yang terpikirkan.

"Mandilah, setelah itu makan sup pereda pengar- aku harus kerja"

Sunoo mengangguk patuh, membiarkan Sunghoon yang sudah menyelempangkan tasnya.

"Ahh... Dan ponselmu berbunyi semalaman, katakan padanya untuk tenang dan tidak mengganggu malam seseorang" Terakhir sebelum Sunghoon benar-benar pergi

"Dan juga, tegaskan padanya aku tidak main-main tentang ancaman ku satu tahun yang lalu"

Sunghoon benar-benar pergi sekarang.

Meninggalkan Sunoo yang bahkan tidak sempat mencerna perkataan pria itu.

Tubuhnya secara otomatis lebih peduli pada keberadaan ponselnya- bahkan tidak peduli pada kepalanya yang rasanya nyaris pecah karena bergerak mendadak.

Tidak peduli. Karena Jay nya lebih penting.

SAY HELLO - GOODBYE√Where stories live. Discover now