"Chapt 20"

4.6K 456 6
                                    

"Chapt 20"














Hachan, menopang dagu dengan kedua tangannya dan tersenyum melihat ke arah kedua orang tuanya yang sedang menikmati makan malam mereka.

"Kau ini kenapa Hah?!" tanya eomma yang heran dengan tingkah Haechan.

"Enggak" jawab Haechan singkat dengan posisi yang masih sama.

Eomma, yang melihat itu menoleh ke arah Appa "kenapa dah anakmu itu?" ucapnya.

"Chan kau ini kenapa?" tanya Appa setelah mendapat pertanyaan dari eomma.

"Enggak, echan hanya baru sadar kalau ketampanan echan itu dari eomma dan ap-"

Tuk!

Eomma, memukul kepala Haechan menggunakan sendok yang masih bersin yang ada di sebelahnya membuat upacapan Haechan terhenti.

"Kenapa echan di pukul sih"

"Lagian omongan kamu random banget, udah senyum-senyum kayak sikopat" ucap Eomma yang malah membuat Appa tertawa melihat pertengkaran anak dan istrinya.

"Uumm.. Chan~aaa" panggil Appa mengalihkan perdebatan antara emak dan anak.

"Iya?" jawab Haechan.

"Sebenarnya Appa dan eomma pulang karena ingin memberi tau sesuatu padamu" ucap Appa membuat Haechan mengerutkan dahinya penasaran.

"A-ada apa?"

Eomma dan Appa saling menatap sebelum akhirnya mereka sama-sama mengangguk dan kembali menatap Haechan.

"Kami menjodohkanmu" ucap Appa.

Haechan, yang mendengar itu tak bisa mengucap sepatah kata bahkan dia merasa sulit untuk menggerakkan tubuhnya karena begitu terkejut dengan ucapan orang tuanya.

"Sayang jangan salah paham dulu, eomma dan Appa punya alasan untuk ini" ucap Eomma yang merasa bersalah saat melihat reaksi Haechan.

"Ini semua salah Appa, kau bisa marah pada Appa" ucap Appa yang ikut merasa bersalah.

Haechan, masih terdiam tak percaya dengan apa yang di katakan orang tuanya yang bilang dirinya sudah di jodohkan padahal dia masih belum lulus sekolah.

"Sayang?" panggil eomma sambil menyentuh lengan Haechan.

"I-iya?" terkejut Haechan yang langsung menoleh ke arah eommanya.

"Apa kau tak keberatan jika eomma dan Appa menjodohkanmu?"

Haechan, melihat ke arah Eomma dan Appa nya secara bergantian "apa echan harus menjawabnya sekarang?" tanya balik Haechan.

Appa, menggelengkan kepalanya "tidak, kau bisa pikirkan ini dan beri tahu kami setelah kau putuskan menerima atau tidak perjodohan ini" ucap Appa yang paham apa yang Haechan.

"Makasih Pa" ucap Haechan sambil tersemyum dan merekapun lanjut makan dengan canggung.

Haechan, yang biasa terlihat sangat aktif, over atif malah tapi itu hanya berlaku di luar rumah atau saat dia bersama teman-temannya, nyatanya Haechan anak yang penurut dan baik dia juga selalu mikirin perasaan orang tuanya mangkanya dia bingung saat orang tuanya berkata menjodohkannya sedangkan dia masih memiliki banyak cita-cita dan masih ingin bebas layaknya remaja lain. Dan sebenarnya Haechan sudah tau ini saat dia tak sengaja mendengar obrolan eommanya dengan sang Appa lewat telfon kemarin sebelum Appanya pulang.

- - -ooOoo- - -

"Han" panggil Haechan berdiri di samping Han yang sedang nyalin pr dari buku anak baru yang duduk di bangku belakang mereka.

Han, mendongak dan meligat mata Haechan memerah dan sedikit bengkak yang mana itu membuat Han bingung sekaligus khawatir.

"C-Chan ada apa?" tanya Han sambil berdiri.

Brugh!

Bukan jawaban yang Han dapat, melainkan pelukan dari Haechan yang langsung menangis.

"Chan ada apa?" tanya Han lagi karena dia benar-benar bingung sekarang ada apa dengan Haechan.

"Jadi lu di jodohin?" tanya Han setelah mereka hampir satu jam duduk di atap sekolah dan Haechan menceritakan kejadian semalam di rumahnya.

"Huffttt... syukur dech lu gak jomblo lagi dan bakal tobat jadi cabe-cabean" ucap Han tanpa dosa.

Plak!

"Jahat banget sih lu, temen lagi sedih bingung juga malah di kata-katain" kesal Haechan.

"Hehehe... ya maaf, soalnya lu gak cocok sedih-sedih gitu" ucap Han membuat Haechan sedikit menarik sudut bibirnya.

"Eh! ya, lu udah tau siapa orang yang di jodohin sama lu? ganteng gak? tajir gak?" tanya Han membuat Haechan terdiam menatapnya.

"Yak! di lihat dari tatapan lu jodohlu pasti aki-aki ya? sabar Chan namanya jodoh"

"Han"

"Hhhmmm"

"Dorong temen dari atas gedung dosa gak sih?"

Han, menatap Haechan yang masih setia menatapnya "ya tergantung, kalau yang lu dorong mati ya lu dosa, kalau gak mati ya mungkin lu di jauhin"

"Oh! gitu ya"

"Uumm" Han mengangguk "emang mau dorong siapa lu?" lanjut Han.

"DORONG LU HAN JISUNG..!!!" teriak Haechan membuat Han seketika menutup kedua kupingnya.

Haechan, melipat kedua tangannya di depan dada dan membuang muka dari Han setelah meneriaki Han karena kesal, tadinya Haechan ingin curhat pada Han tentang permohonan itu siapa tau Han bisa membantunya untuk menentukan harus menerima atau menolak perjodohan itu tapi malah berakhir seperti ini.

- - -ooOoo- - -

Karena masih kesal dengan Han, Haechan memilih keluar kelas lebih dulu setelah bel pulang berbunyi.

"Haechan kenapa Han?" tanya anak baru itu yang merasa heran melihat Haechan yang biasanya nempel mulu sama Han sekarang kok malah cuekin Han.

"Oh! Biasa ciwik kalau lagi pms mah gitu" jawab Han yang malah membuat siswa itu tertawa.

"Kau ini ada-ada aja, cowo emang bisa pms?"

"Harusnya sih enggak, tapi ya siapa tau embul bisa" jawab Han dan seketika mereka berdua tertawa sampai tak menyadari kedatangan Hyunjin yang ingin jemput pacar barunya dan pulang bersama.

- - -ooOoo- - -

Pengen cepet end... tapi bingung gimana endingnya 😣😣😣

"SPECIAL" {JaemHyuck} || END Where stories live. Discover now