"Part 4"

9.6K 1K 37
                                    

"Part 4"













Karena Han itu sayang banget sama sahabatnya dan lihat sahabatnya yang tiba-tiba menangis, Han berinisiatif untuk membawa sahabatnya yang tak lain adalah Haechan pulang ke rumah lebih dulu dan mereka bolos pelajaran ke 3 dan 4 di hari ini.

"Sering-sering gini napa Chan, kan enak gak usah kucing-kucingan sama guru" ucap Han setelah sampai di kamar Haechan dan mereka sedang berbaring santai di atas ranjang.

Yang di ajak bicara tak merespon dan hanya diam diam dengan ke pala menunduk.

"Chan" panggil Han.

"Woe Chan lu gak mati cuma gara-gara nangis kan" ucap Han dengan mata yang masih tertutup.

Tetap tak ada respon membuat Han membuka matanya dan menoleh kearah Haechan yang duduk di sampingnya.

"Chan lu kenapa sih?" tanya Han yang baru sadar ada yang aneh dari sahabatnya itu.

"Cium" ucap Haechan lirih.

"Hah!?"

"Cium hiks"

"Chan, lu kan tau gw itu pihak bawah, mana mungkin gw cium lu yang juga pihak bawah, tapi kalau lu mau ya gak apa-apa sih daripada lu nangis gini bikin gw bingung" ucap Han panjang lebar tapi gak jelas.

Han, membenarkan posisinya dan meraih dagu Haechan agar Haechan mendongak menatapnya.

"Chan ini lu yang minta ya"

Han, mulai memiringkan kepalanya yang perlahan maju dengan mata tertutup.

Plak!

Awww~

"Jangan bercanda napa Han, gw lagi galau ini" ucap Haechan dengan raut wajah sedih.

"Lah mangkanya cerita, diem bae sih lu nya udah kek orang mau di perkosa aja" celetuk Han yang juga bingung sama kelakuan aneh Haechan sejak keluar dari ruang guru tadi.

Haechan, menoleh kearah Han dan lagi-lagi matanya mulai berkaca-kaca membuat Han mengedipkan matanya beberapa kali karena bingung.

"K-kenapa?"

"Hiks, tadi pas di ruang pak Jaemin hiks, dia... dia..."

"Chan stop!" teriak Han lalu mendorong Haechan hingga tengkurap dan Han akan melepas celana Haechan.

"Njiirrr lu mau ngapain begok"

"Lihat lubang lu" jujur Han.

Plak!

"Dengerin gw ngomong dulu begok, pak Jaemin belum sampek merkosa gw, cuma hampir merkosa tapi dia berhasil ngambil firs kiss gw hhuuuaaaa" jelas Haechan panjang lebar sebelum dia kembali menangis karena teringat ciuman pertamanya di ambil guru baru gak punya ahklak.

- - -ooOoo- - -

Sedangkan di sekolah pak Jaemin terus melihat kebarah bangku Haechan dan Han yang kosong.

"Kemana penghuni bangku itu?" tanya Jaemin.

Seisi kelas melihat ke arah bangku Haechan sesaat dan kembali fokus ke depan.

"Pulang pak" ucap mereka bersamaan.

Jaemin, mengerutkan dahinya bingung karena dia tak mendapat laporan apapun kalau Haechan dan Han pulang lebih awal.

"Siapa yang mengizinkan mereka pulang?"  tanya Jaemin pada muridnya tapi tak satu pun yang menjawab pertanyaanya sampai...

Tok!

Tok!

Seisi kelas melihat ke arah pintu masuk di mana seorang guru lainnya berdiri di ambang pintu.

"Maaf mengganggu, saya guru dari kelas sebelah ingin mengantarkan surat izin dari Haechan" ucap orang itu yang ternyata wali kekas dari kelas sebelah.

Tanpa harus di perintah ketua kelas Haechan segera berdiri dan berjalan mengambil surat itu lalu memberikannya pada Jaemin.

"Terimakasih pak, maaf merepotkan anda" ucap Jaemin sambil membungkuk sopan.

"Sama-sama pak, saya permisi"

Setelah kepergian guru itu, Jaemin kembali duduk dan menatap heran surat yang ada di tangannya.

"Ada apa sih?"

"Gak tau kan tadi Haechan nangis"

"Beneran nangis?"

"Uumm... dia datang-datang nangis"

Dahi Jaemin semakin mengerut heran saat indra pendengarannya tak sengaja mendengar bisikan para murid yang berkata bahwa Haechan menangis.

"Ada yang tau rumah Haechan?" tanya Jaemin yang malah membuat para muridnya saling memandang satu sama lain.

"Tak tau pak, Haechan itu misterius jadi gak ada yang tau alamat dia kecuali Han dan anak kelas X bernama Sungchan" ucap ketua kelas yang mewakili semua murid.

Jaemin, membereskan buku-buku yang ada di mejanya setelah mendengar ucapan sang ketua kelas.

"Bapak ada urusan kalian bisa belajar sendiri" ucap Jaemin sebelum melangkah keluar kelas yang mana itu membuat para muridnya kebingungan.

- - -ooOoo- - -

Sesuai aplikasi ehhh bukan, maksudku sesuatu informasi dari ketua kelas, Jaemin menuruni tangga menuju kelas X yang di maksud muridnya untuk menemui siswa bernama Sungchan.

Tok!

Tok!

Seisi kelas X yang ternyata sedang free itu menatap ke arah pintu di mana Jaemin berdiri di ambang pintu kelas.

"Ada yang namanya Sungchan?" tanya Jaemin tanpa basa-basi.

"Saya pak" ucap salah satu siswa sambil mengangkat tangannya.

"Bisa ikut saya?"

Siswa itu meligat ke arah para sahabatnya yang duduk di sekitarnya dengan tatapan seolah bertanya ada apa yang padahal sahabat juga gak ada yang tau.

"Bisa ikut saya?" tanya Jaemin sekali lagi "kelas kalian free kan?" lanjut Jaemin.

"Bisa pak" jawab Sungchan dan dia langsung berjalan ke arah Jaemin.

Dan setelahnya mereka berjalan bersama atau lebih tepatnya Sungchan mengikuti Jaemin dari belakang tanpa tau guru baru itu akan membawanya kemana.

Sedangkan di kamar Haechan, Han di buat bingung setelah Haechan menceritakan semua yang terjadi di ruang guru tadi.

"Lu kenapa sih?" tanya Haechan yang heran melihat ekspresi Han.

"Lagi mikir"

Emang dasar otak mereka sebelas duabelas, akhirnya Haechan ikutan mikir apa yang Han pikir tanpa tau Han mikirin apa. (Kan goblok 😑)

- - -ooOoo- - -

Hayolohhh Jaemin, Chocoball mu nangis....

"SPECIAL" {JaemHyuck} || END Where stories live. Discover now