Our room

11.4K 1K 66
                                    

Attention please! Kalau suka boleh di vote dan komen biar akunya tambah semangat nulisnya. Happy reading, Hope enjoy it! Typo bertebaran!

 Happy reading, Hope enjoy it! Typo bertebaran!

Ups! Ten obraz nie jest zgodny z naszymi wytycznymi. Aby kontynuować, spróbuj go usunąć lub użyć innego.

"na, Gue pulang ya. Jaga diri lo baik-baik kalau Jevano mainnya kasar laporan aja KDRT." ucap Haikal.

"kasar apaan?"

"ya gitu deh, yaudah flight gue bentar lagi gue pulang ya, Woy Nadira ayo." Teriak Haikal memanggil Nadira yang sedang berbincang sama Jevano.

"aku pulang dulu ya, semoga kamu sama Nadir sukses ya." Ucap Nadira menyemangati Jevano, Jevano tertawa mendengarnya.

Haikal dan Nadira naik ke dalam mobil meninggalkan pekarangan resort menuju bandara, kini hanya tersisa Jevano dan Nadir, Jevano mendekati Nadir dan merangkul pinggngnya membuat Nadir teperejat kaget.

"ayo masuk." ajak Jevano, Nadir mengangguk dan ikut masuk ke dalam.

Haikan menatap Nadira yang fokus pada pemandangan di luar selama perjalann. "are you okay?" tanya Haikal, Nadir mengapus air matanya dan Haikal menyadari itu.

"yeah, i'm okay." Jawab Nadira sembari tersenyum.

"fisik lo emang okay, but nor with your heart. Right?" ucap Haikal, Nadir menggelengkan kepalanya berusaha menyangka ucapan Haikal walaupun benar adanya.

"enggak, aku baik-baik aja. Kan aku udah bilang bakal lepas Jevan buat Nadir." ucap Nadira, Haikal memberikan tisu pada Nadira.

"lo ikhlas lepas Jevano buat Nadir?"

"gue ikhlas kal, gue ikhlas banget. Gue ngerasa punya salah besar sama Nadir kalau gak lakuin ini, gue pengen liat dia bahagia —hiks!" Nadira menghapus air matanya dengan tisu.

"udah, banyak cowok modelan Jevano di luar sana kalau type lo kayak Jevano. Atau mau gue kenalin?" Nadira yang tadinya menangis jadi tertawa mendengar ucapan Haikal.

"Ih, gue serius malah ketawa." ucap Haikal.

"gue mau sendiri dulu, rasanya menikmati waktu sendiri gak buruk. Gue mau fokus ngembangin usaha keluarga juga."

"betul tuh, biasanya jodoh gak jauh dari tempat kerja, siapa tau pelanggan lo jadi jodoh lo." Nadira tersenyum.

"terus lo?"

"gue kenapa?"

"after pulang ke jakarta, mau gimana sama Kak Marvin?" Haikal mendelikan bahunya, ia bingung harus bagaimana. Marvin terlalu pasif untuk di dekati.

Rumah Raga [ Nomin ] || ✅Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz