campus

11.8K 1.4K 212
                                    

Attention please! Kalau suka boleh di vote dan komen biar akunya tambah semangat nulisnya, happy reading hope enjoy it! Typo bertebaran!

Attention please! Kalau suka boleh di vote dan komen biar akunya tambah semangat nulisnya, happy reading hope enjoy it! Typo bertebaran!

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Lho yang ini salah, Kalau kayak gini nanti kamu bakal di cecer sama dosen pas sidang nanti." Ucap seorang pria berumur dengan kacamata melorot dan rambut yang sudah ubanan.

"Perbaiki, jangan sampe salah lagi." Ucap pria itu yang ternyata seorang dosen pembimbing bagi mahasiswa bernama Nadir.

—Nadir Raga Haya, mahasiswa semester akhir yang sedang pusing-pusingnya mengajukan skripsinya, ia ingin cepat lulus dan mendapat gelar S.E atau sarjana Ekonomi di belakang namanya. Berperawakan tinggi dengan wajah manis membuat beberapa orang selalu terpesona padanya namun istilah tidak ada yang sempurna di dunia ini memang benar, walau fisiknya seperti orang normal Nadir memiliki kekurangan, ia seorang yang tuli. Nadir tidak bisa mendengar dan berbicara jelas layaknya orang normal Nadir tuli kogenital sedari lahir.

"Terimakasih." ucap Nadir menggunakan bahas isyaratnya lalu keluar dari ruangan dosen pembimbingnya setelah ia konsul soal skripsinya, nyatanya ia harus merubah dati banyaknya kesalahan bahkan skripsinya banyak coretan sekarang.

"Gimana? Di Acc ga?" tanya seorang pria dengan kulit tan menghampiri Nadir sembari tersenyum.

"Belum, masih harus perbaikan." pria kulit tan itu menepuk pundak Nadir.

"Sabar, semua butuh proses semoga setelah ini di acc." Nadir mengangguk.

"Haikal gimana?"

"gue udah di acc sama dosennya, tinggal sidang aja nanti." Nadir tersenyum sembari menepuk tangannya.

"selamat." Haikal tersenyum.

"kita ke kantin kampus yuk, gue pengen cari makan laper nih." Nadir mengangguk tanda setuju.

Teman Nadir selama kulih di kampus ini hanya —Haikal Pangestu, pria kulit tan yang memiliki wajah kecil dan manis walau memang semuanya bertemn baik dengan Nadir tapi hanya Haikal yang mengerti dan bisa berkomunikasi dengan mudah, Haikal mengerti bahasa isyarat karena anggota keluarganya ada yang seperti Nadir juga Haikal mengerti cara berkomunikasi dengan mereka selain memakai bahasa isyarat.

Mereka sampai di kantin Kampus, banyak mahasiswa dari beragam fakultas berkumpul disini untuk mengisi perut mereka atau sekedar nongkrong bareng teman-temannya, Nadir mendudukan dirinya di bangku dekat dengan taman.

"gue pesen makanannya dulu ya, kayak biasa kan?" tanya Haikal, Nadir mengacungkan jempol. Haikal meninggalkannya, Nadir mengambil ponselnya yang ada di saku dan memainkannya.

Splash!

Nadir membelakan matanya melihat segelas minuman tumpah tepat di lembaran skripsinya, Nadir segera menoleh melihat siapa pelaku yang menumpahkan minuman tersebut.

Rumah Raga [ Nomin ] || ✅Where stories live. Discover now