Bubu

8.4K 1.1K 103
                                    

Attention please! Kalau suka boleh di vote dan komen biar akunya tambah semangat nulisnya, happy reading hope enjoy it! Typo bertebaran!

Jevano baru saja sampai di kantor, ia segera mendudukan dirinya di kursi meja kerja miliknya ia menarik nafasnya sebelum memulai pekerjaannya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Jevano baru saja sampai di kantor, ia segera mendudukan dirinya di kursi meja kerja miliknya ia menarik nafasnya sebelum memulai pekerjaannya.

"Pagi Jev." Sapa teman kantornya.

"pagi." sapa Jevano.

Namun baru saja ia membuka laptopnya, ia merasa ada yang kurang entah apa tapi perasaanya ikut resah juga, Jevano membuka ponselnya dan mendial nomor seseorang.

"Halo, bu? Lagi sibuk ga?" tanya Jevano pada Tio, Tio yang sedang memasak kue sempat mengalihkan atensinya pada ponselnya.

"kenapa jev? Bubu lagi buat kue, rencananya hari ini mau ke rumah kamu, Nadir ada di rumah kan?"

"kebetulan banget, tadinya Jevan mau minta Bubu buat ke rumah."

"emangnya kenapa?"

"Nadir lagi sakit, Jevan gak bisa jagain Nadir soalnya jevan kerja, bisa ga bubu ke rumah buat jagain nadir."

"lho? Nadir sakit? Ya ampun, kok kamu gak bilang bubu dari semalem? Terus tadi pagi keadaanya gimana?"

"semalem jevan telfon bubu sampe tiga kali gak di angkat-angkat, kata Sekala bubu sama daddy lagi ya gitu deh. Tapi tadi pagi kayaknya udah agak mendingan."

"ekhem. Yaudah bubu kesana sekarang."

"oke."

"yaudah matiin telfonnya bubu lagi angkat kue."

"oke." Jevano mematikan sambungan telfonnya dan kembali fokus bekerja, nah. Sekarang ia mulai fokus bekerja.

Sementara itu, Nadir terbangun dari tidurnya ia merasa ada yang mengetuk pintu dan memanggil namanya, sempat beberapa saat befikir bahwa itu hanya mimpinya tapi terasa nyata, kepalanya masih sedikit pusing terpaksa Nadir bangkit dari tidurnya.

"Nadir? Sayang? Kamu di dalem? Ini bubu." Ucap orang di luar, dengan tubuh lemas Nadir membukakan pintu rumah.

"ya ampun, sayang kamu sakit apa? Kata Jevano kamu sakit." Ucap Tio, Nadir mengangguk kecil.

"cuma demam aja." jawab Nadir, Tio mengiringnya untuk duduk di sofa ruang keluarga.

"kok bisa? Kita ke dokter ya?" Nadir menggelengkan kepalanya.

"gak usah bubu, aku baik."

"yaudah, ini bubu bawain kue sama sup kamu pasti belum makan ya. Udah duduk disini jangan banyak aktivitas." Ucap Tio, Tio segera bangkit ke dapur untuk menaruh makanan yang ia bawa ke dalam wadah, ia memanaskan sebentar supnya dan menempatkannya di mangkuk lalu kembali dengan semangkuk sup dan segelas air.

Rumah Raga [ Nomin ] || ✅Where stories live. Discover now