MR part 49

3.1K 217 21
                                    

Sebelum membaca diwajibkan menekan tanda ⭐ untuk membayar kerja keras penulis.
Happy reading!

**********************************

Dua hari kemudian...

Jane tertidur pulas dengan nafas teratur setelah dua jam berada di ruang operasi untuk mengembalikan tulang kaki yang retak akibat hantaman karang.

Semua pengobatan satu persatu berhasil dijalani, dilalui tanpa ada kendala meski hingga tiga hari ini keadaannya masih sama. Selalu menatap jendela dan membiarkan orang yang ada di dekatnya bergunjing tentang nasibnya.

"Kau yakin Jane akan segera bangun?" tanya Castela pada suaminya.

Anggukan dari Lorenzo takan membuatnya tenang jika bukan dokter yang memberi pernyataan.

"Aku akan ke ruang dokter untuk memastikan keadaannya,"

"Castela,"

Lengan sang istri dicegah ketika wanita itu akan keluar menemui dokter,

"Ini sudah lebih dari satu jam dan Jane belum juga bangun."

"Iya, kita tunggu sampai dokter datang."

"Sampai kapan? Aku tidak bisa menunggu."

Tok.. Tok.. Tok...

Dokter tiba-tiba muncul bersama ketiga suster dan asistennya.

"Selamat siang,"

"Dok, ini sudah lebih dari satu jam kenapa Jane belum juga bangun?"

"Operasi yang dilakukan Jane termasuk golongan operasi besar, sehingga obat biusnya juga bekerja cukup lama. Nona Prada tenang saja sebentar lagi juga pasien akan sadar."

Castela sedikit lebih tenang dengan helaan nafas pelan. Ia menggandeng tangan suaminya menatap wajah khawatir bercampur lelah.

"Maafkan aku,"

"Hmm." Lorenzo tersenyum menangkap wajah sang istri.

Dan benar ucapan dokter, tidak lama Jane menggerakan jemarinya. beberapa detik ia juga membuka mata meski masih samar-samar.

Tatapan yang sama seperti beberapa hari lalu, gadis itu hanya menunjukan lirikan pada srlemua orang yang ada disana. Lirikan itu berhenti pada sepasang suami istri.

Jane tersenyum samar tidak begitu terlihat. Castela cukup jeli memperhatikan raut wajah itu. Ia melirik suaminya yang mungkin merasakan hal yang sama.

"Apa kau melihat Jane tersenyum?" lirih Castela sedikit menempelkan badan.

Lorenzo hanya menggeleng sedikit membawa tubuh Castela untuk diam.

Mendapat senyuman tersebut, Castela melepas pegangan pada tangan suaminya lalu berjalan ke ranjang. Ia duduk di kursi sambil memegang tangan lemah itu.

"Kau sudah sadar hmm?"

Lirikan beserta senyuman yang tadi diberikan kembali menjadi wajah seperti biasa. Jane menatap ke arah jendela dengan helaan nafas kasar.

Wajahnya seperti menahan kesakitan saat dokter memberi suntikan melalui cairan infus.

"Apanya yang sakit?" tanya dokter melatih sensor otaknya dengan rangsangan suara.

Jane menggeleng,

"Bagian ini?" dokter menekan sedikit kaki kanan yang di beri gip.

"Aaaaaaaahhh."

"Bagus," dokter tersenyum

Sedang Jane hanya bisa meringis menahan sakit,

"Kondisinya lumayan membaik, dia bisa berteriak itu berarti otaknya tidak mengalami gangguan serius."

Monochrome Romance 2 (After) EndWhere stories live. Discover now