1O. the most wanted girl.

5 4 0
                                    

@ MELLIFLUOUS

####

Ruangan gelap yang tidak terdapat pencerahan dari lampu maupun lilin hanya dari gorden yang sengaja dibuka lebar. gorden yang terbuka menjadi satu satunya pencerahan ruangan di malam hari yang gelap, hanya penerangan bulan namun sudah bisa menerangi seorang gadis yang terduduk manis di atas kursi menghadap piano.

Gadis cantik berambut blonde dengan balutan dress hitam tengah memainkan piano dengan jari jemari yang lihai menekan tutsnya dengan cepat namun tetap terlihat elegan dan menawan membuat siapa saja yang melihatnya ingin terus tersenyum.

Tapi itu tidak seperti lelaki yang melihatnya dengan raut wajah biasa saja cenderung datar seperti bosan dan muak dengan gadis itu yang menekan tuts piano berulang kali dengan instrumen yang sama.

Chopin - etude op. 25 no. 5 "wrong note"

Suara instrumen dari piano itu perlahan menghilang. tangannya yang sudah tidak menekan tuts lagi, kakinya yang sudah tidak menginjak pedal dan wajahnya yang tidak lagi tersenyum namun cemas, takut dan kesal. Berusaha terus agar tangannya menyentuh piano tapi semakin ia memaksa tangan itu semakin menghindar melawan arah. seakan enggan untuk bermain piano.

Kesal akan tangannya yang tidak bisa ia gerakan atas kemauannya, tangan yang bergerak sendiri seakan memiliki kendali. membuat gadis itu menghantam tangannya di atas jejeran tuts piano yang menghasilkan suara yang sangat nyaring.

JENGGG

Tangan putih nan mulus itu lecet bahkan kulitnya mengelupas, darah yang terus menetes jatuh mengenai tuts piano berwarna putih. gadis itu meringis. tangannya sudah tidak bergerak namun sudah mati rasa..

"Lo tau? kemarin dia nanya tentang tangan ini" ucap gadis itu kepada lelaki yang sedari tadi berdiri di ambang pintu, menyaksikan semua yang dilakukan gadis itu kepada tangannya. tanpa niat untuk membantu.

"Dia?" lelaki itu awalnya mengernyit namun setelahnya ia tertawa keras.

"Aktingnya hebat bukan?" lanjut lelaki itu diakhiri kekehan.

"hebat banget" gumam gadis itu, sambil terus melihat darah mengalir dari tangannya.

"Waktu itu kenapa lo gak nelpon gua?" gadis itu bertanya tanpa menoleh.

Lelaki itu diam.

"Kalo lo nelpon gua, adik gua gak bakal masuk penjara brengsek" gadis itu menoleh menatap nyalang lelaki tersebut namun dibalas tatapan datar.

"gak usah lebay, nanti juga bebas" jawab lelaki itu santai.

"Lo tau kalo gua malah bawa dia ke uks bukan ke rumah, kenapa gak lo aduin jiejie?" tanya lelaki itu diselingi seringaiannya yang cukup mengerikan.

"itu misi lo, bukan urusan gua" gadis itu menahan kesal.

"Lo sengaja kan gak nelpon gua, biar dia selamat?" lanjut gadis itu.

"Entahlah" lelaki itu menatap langit langit atap. ia juga bingung mengapa membiarkan siswa yang harusnya ia bawa ke rumahnya untuk dihabisi. namun ia malah membawanya ke uks untuk menyembuhkannya. membuatnya terkekeh geli.

Mengingat siswa itu membuatnya geram dan marah, membenci kenyataan bahwa dulu ia sangat menyayanginya. namun lagi lagi ia menyelamatkan nyawanya. ia jadi lebih membenci dirinya sendiri.

MELLIFLUOUS, NominWhere stories live. Discover now