1 - JEMPUT AKU

183 133 30
                                    

November 2020..

"halo kak bisa jemput runa ngga?"

"Ngga bisa run, Kaka lagi ada tugas."

"Oyaudah deh."

"Kamu minta tolong sama pacar kamu aja sana."

Tutt... Tiba-tiba telfonpun mati begitu saja

Aruna mengusap lengannya yang basah karena air hujan yang mengenainya, hujan begitu deras di sertai angin yang lumayan kencang. Tubuhnya sudah menggigil kedinginan dan wajahnya sudah terlihat pucat.

Aruna sedang terjebak hujan di salah satu toko buku di daerahnya, dan sejak tadi ia tidak bisa pulang karena tidak ada satupun kendaraan umum yang lewat, padahal jam sudah menunjukkan pukul sembilan lebih, jadi satu-satunya cara ia harus meminta tolong orang terdekatnya.

Aruna kembali mengutak-atik ponselnya, mungkin ia ingin menelfon Bagas untuk dimintai tolong untuk menjemputnya. Bagas adalah kekasih Aruna.

Namun berkali-kali Aruna menelfon Bagas, tetap saja tidak ada jawaban sama sekali.

"Oke, satu kali lagi ngga di jawab gue bakal nerobos hujan nih."

"Kenapa?" Tanya orang di sebrang sana.

"Huh" Aruna pun menghela nafas lega, akhirnya telfonnya terjawab juga.

"Bisa jemput aku ngga?" Tanyanya

"Dimana?"

"Di toko buku Deket sekolah kita"

"Maaf ya aku lagi ngga bisa, lagi ada urusan."

"Rhea lagi?"

"Maaf" singkatnya, dan tiba-tiba telfonnya terputus begitu saja.

Aruna kembali menunjukkan wajah kecewanya.

"Sampe kapan Lo kaya gini, yang pacar Lo gue atau Rhea si cewe brengsek itu." Aruna terisak, lagi-lagi ia di buat menangis untuk kesekian kalinya karena perlakuan Bagas pada dirinya.

Tanpa pikir panjang Aruna langsung berlari meninggalkan toko buku itu dan ia pun menerobos hujan yang saat ini sedang turun dengan derasnya.

Entah keberuntungan sedang berpihak pada Aruna atau memang kebetulan, seseorang baru saja mengajak Aruna untuk ikut pulang bersamanya. Ia adalah Devan, teman sekelas Aruna yang memang cukup akrab dengan dirinya.

"Na, Lo lagi ngapain ujan-ujanan disini. Udah malem loh ini, liat jam berapa sekarang." Ucapnya dengan raut wajah yang khawatir melihat cewe itu menangis dan dalam kondisi Aruna yang sudah kacau.

"Cepet naik, gue anterin pulang."

Tanpa mengucapkan sepatah kata apapun, Aruna langsung saja naik ke atas motor Devan. Dan Tanpa berpikir panjang Devan pun langsung melajukan motornya. Ia harus terlebih dahulu mengantarkan Aruna pulang daripada bertanya ada apa dengan cewe itu.

Tanpa membutuhkan waktu lama, mereka berdua pun Sampai di rumah Aruna.

"Bagus, jam segini anak perempuan baru pulang, udah gitu sama cowo, hebat ya kamu." Ucap pria itu sambil tangannya menampar pipi kanan Aruna.

Look at MeWhere stories live. Discover now