01

15.2K 819 22
                                    

"si culun ngapain coba kesini"ucap salah satu siswi dikantin

"harka adek nya maraka kan? tapi beda banget hahaha"

"iya woi maraka ganteng, pinter, kaya tapi dia malah sebalik nya"

"denger-denger si dia pembawa sial"

"loh pantes maraka ga mau punya adek kayak dia orang pembawa sial"

harka membalikan tubuh nya dan melangkahkan kaki tidak ingin mendengar itu semua, harkara duduk di bawah pohon besar belakang sekolah ia menyenderkan tubuh dan kepalanya di pohon.
sudah menjadi kebiasaan harka seperti ini melamun di bawah pohon dan menikmati angin.

"semua orang ga tau rasa nya jadi gue gimana"

belakang sekolah ini sepi, tidak ada yang mau kesini karna terbilang bahwa tempat ini angker tapi harka tak peduli disini nyaman untuk ia menenangkan pikiran.

"berat ya bun, harka juga mau kayak maraka yang disayang ayah punya banyak teman harka juga mau bun dapet pelukan ayah kayak maraka kenapa harus harka bun?"ucap harka kemudian mengambil bungkus rokok dan mengambil satu batang rokok ia ambil korek disaku celana nya untuk menyalakan rokok kemudian menghisapnya.

waktu istirahat itu dijadikan harka untuk menenangkan diri. setelah ia mendengar bunyi bel, itu artinya istirahat sudah selesai kemudian ia kembali lagi ke kelas.

saat sudah sampai di kelas harka duduk di kursi tempat duduknya. ia  menaruh kepala nya di atas meja sambil mendengarkan teman-teman sekelas nya yang sedang mengobrol sambil menunggu guru datang.

setelah guru datang dan mulai belajar, harka harus fokus kembali pada pelajaran yang sedang dijelaskan oleh sang guru. menurut nya belajar bukan hal yang mengasikkan, tapi mau bagaimana lagi ia harus belajar agar tidak mengecewakan ayah dan kakak nya.

_

harka sekarang sedang menunggu angkutan umum lewat, ia akan pergi bekerja selesai sekolah karna ia harus membayar keperluan nya, harka tidak pernah diberi uang oleh ayah nya, ia hanya diberi makan itu pun jika diizinkan oleh sang ayah.

"harka mau gue anter?"tanya jino

jino adalah ketua basket yang dikenal karna ketampanannya.

harka menggeleng sebagai jawaban nya. takut jika jino terkena ejekan karna mau mengantar harka.

"kenapa? gue ga gigit  ka"ucap jino

"nanti kena ejek no udah sana nanti ketauan yang lain terus lo kena ejek"

"ngapain peduliin omongan sampah mereka ayo gue anter ka"ucap jino

harka diam enggan mengiyakan tawaran jino karna bukan pertama kali nya jino mengajak nya untuk diantar dan mengajak harka untuk berteman tapi harka menolak karna ia takut jino terkena sial

jino menarik tangan harka menyuruh untuk cepat naik ke motor nya

"naik ka atau gue paksa"

mendengar itu harka langsung naik tidak mau mempunyai masalah dengan jino

jino melajukan motornya setelah harka melihat harka yang sudah naik di jok motor miliknya.

"rumah Lo dimana?"

"no kita ke cafe 127 ya"

"ngapain Lo mau ngajak gue ngopi?"tanya jino

"engga gue kerja"ucap harka

"lah ngapain Gilak bapak Lo kan kaya"

"jangan banyak tanya no langsung ke cafe 127"ucap harka

setelah sampai harka turun dari motor jino dan mengucapkan terimakasih.

harkara dan luka Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang