"Cewek yang pernah jenguk mamah, sama pernah nyisir rambut mamah?" Ragnala terus bertanya.

Bu Marina menggeleng. "Mamah gak kenal La. Emang siapa? Teman kamu?"

"Iya, dia temen Nala." Lirih Ragnala.

"Mamah bener-bener gak inget. Maafin mamah ya? Tapi bilangin ke temenmu makasih ya udah jenguk mamah." Ujar Bu Marina.

"Iya nanti Nala sampein." Balas Ragnala seraya melirik Zenara.

"Bilang makasih sama Zenara, berkat dia mamah inget semuanya lagi loh." Suruh Bu Marina.

"Makasih ya Zen"

Zenara mengangguk.

"Emm Zenara mau ke toilet dulu ya." Ijin Zenara dianggukan oleh Bu Marina.

Ragnala terpelongo sejenak, tatapannya kosong kearah depan.

"Zenara baik ya La?"

****

"Baboy makan dulu ya, supaya cepat besar."

Alana sedari tadi tak ada henti-hentinya mengoceh seraya memberikan makanan kepada Penyu peliharaannya. Dia tidak membeli penyu itu di Bali, tapi Alana mendapatkan penyu itu dari Saga. Saga sangat baik sekali memberikan penyu yang Alana inginkan.

"Alana, kasian atuh Baboynya. Masa dikasih makan terus daritadi, nanti dia cepet mati loh karena kekenyangan." Tegur Bu Sarah.

Alana melirik Bu Sarah sinis. Sebenarnya mereka berdua sedang tidak baik-baik saja karena masalah pindahan kemarin. Alana terus menghiraukan Bu Sarah setiap Bu Sarah berkata apapun kepadanya.

"Daripada kasih baboy makan terus. Lebih baik kamu yang makan, kamu kan belum makan siang nak?" Tawar Bu Sarah.

"Gak laper!" Jutek Alana.

"Kamu gak kasian sama Buna? Buna rela ninggalin nonton drakor, demi masak ayam suwir kecap kesukaan kamu loh." Ujar Bu Sarah membujuk Alana.

"Alana gak nyuruh Buna untuk masak. Jadi jangan salahin Alana!" Ketusnya lagi.

Bu Sarah menghela nafasnya saat anaknya itu beranjak pergi masuk kedalam kamarnya.

"Alana! kalo kamu gak mau makan, Buna gak akan masakin apapun untuk kamu!" Seru Bu Sarah.

Alana menutup telinganya dengan bantal, malas mendengar teriakan ibunya itu.

Drttt drttt!

Alana melihat ponselnya yang berdering menandakan ada seseorang yang menelfon dirinya. Ragnala.

"Hay cantik?"

Alana dapat melihat jelas Ragnala menyapanya dengan tersenyum. Karena mereka melakukan video call.

"Kenapa? Kok cemberut?"

"Gapapa. Tumben lo video call gue? Ada apa?"

"Kangen" Ucap Ragnala dengan tersenyum.

"Aneh lo, baru juga kemarin ketemu udah kangen aja. Pasti ada maunya kan lo telfon gue?" Tebak Alana.

"Tau aja baby." Ringis Ragnala.

Alana memutarkan bola matanya malas. Dia sangat tau sekali tentang gerak-gerik pacarnya itu.

"Apa?"

"Emm jadi gini. Waktu itu kan gue pernah kasih lo dress dusty selutut---"

"Yang lo bilang hadiah untuk adek lo?"

Ragnala mengangguk.

"Kenapa?"

RAGNALA [END]Where stories live. Discover now