*8*

2K 120 19
                                    

Erka ternyata masih di apartemen ku ketika aku memasuki apartemen. Aku melihat dia sedang menonton tv.

"Kau masih disini, Ka?" Tanyaku seraya menuju lemari es untuk mengambil minuman.
"Seperti yang kau lihat, aku masih disini." Jawabnya tanpa lepas dari memandang tv layar datar.
"Kau sudah makan malam?" Tanyaku menghampiri Erka dan duduk disebelahnya.
"Sudah, tadi aku memasak bahan-bahan yang ada di lemari es mu." Jawabnya.
"Tapi peralatan kotornya belum aku bersihkan. Kau yang bersihkan ya." Lanjutnya. Aku baru pulang dan disuruh membersihkan peralatan kotor? Erka kau ini benar-benar.

Dengan terpaksa aku berjalan ke dapur untuk membersihkan peralatan kotor yang telah digunakan Erka. Erka memang tipikal yang kadang malas kadang tidak. Tapi aku lebih sering menemukan Erka yang malas. Hhuh.

Setelah selesai membersihkan peralatan kotor, aku masuk ke kamar untuk membersihkan tubuh ku dan berganti pakaian dengan piyama. Aku sempat melihat kearah Erka yang masih menonton tv.
.
Aku melucuti semua pakaianku dari atas sampai bawah. Hingga tidak ada sehelai benangpun menutupi tubuhku.

Aku menyalakan kran shower dan berdiri tepat dibawah shower. Membiarkan tubuhku disiram dengan air-air yang turun seperti hujan. Hhah~ segarnya.

Aku teringat kejadian hari ini. Kejadian yang membuat aku tidak bisa berhenti tersenyum. Lana, semoga ini adalah awal untuk kita menuju hubungan yang lebih. Berbicara itu justru membuat pipi ku memerah. Lana Lana Lana. Nama itu seperti candu buatku.

Aku membayangkan bagaimana Lana tadi menciumku yang bilangnya dia membersihkan ice cream yang ada di bibirku. Aku menyentuh perlahan bibirku. Kyaaa~ mau yang lebih bisa kali ya. Mulai mesum lagi kan yang aku pikirkan. Kalau aku mesum, bagaimana dengan Authornya? Dewa mesum kah? *Arva beneran minta dikebiri*

Aku membayangkan bagaimana Lana menggenggam tanganku dan mencoba meyakinkan aku dengan segala ucapannya. "Aku ingin mengenalmu lebih dalam, Ar." Kata-kata Lana itu terngiang-ngiang ditelingaku bagaikan senandung yang mampu membawa aku ke alam mimpi.

Tanpa sadar, aku merasakan keanehan lagi dari tubuhku. Perlahan aku melihat kearah bawah. Astaga! Lagi?! Buset dah ini bangun!!! Aku histeris dalam hati. Hanya memikirkan Lana bisa membuat kelaki-lakianku, kegagahanku bereaksi seperti ini. Apa lagi Lana menyentuh kedalam-dalam. Sungguh maafkan aku terlalu mesum.

Tanpa pikir-pikir lagi, aku langsung mengarahkan tanganku ke Arva Junior yang sudah menegak dengan hebatnya. Nak, nanti kalau calon papa menyentuhmu, jangan bereaksi terlalu cepat ya. Malu-malu aja dulu.

Aku memaju-mundurkan tanganku seraya memijat-mijat junior. "Annh.. hhmmhh." Aku mendesah pelan. Lanaaa..aahh..mmhhh.

"A..A-rva!!! Apa yang kau lakukan??!!" Aku mendengar suara yang sudah sangat aku kenal ketika aku sedang mencoba menidurkan kembali juniorku.

Aku menoleh kearah suara di pintu kamar mandiku, aku melihat Erka sudah berada disana melihat kearahku yang sedang bermain.

"ERKAAA?!! NGAPAIN KAU MASUK-MASUK????" Jerit ku histeris seraya membalikkan tubuhku agar tidak terlihat Erka. Tapi sepertinya percuma. Erka sudah mempergokiku melakukan yang iya-iya. Matilah! Erka bodoh! Ngapain segala masuk ke kamar mandi! Jelas-jelas aku sedang mandi dan sedikit bermain.

Aku seperti mendengar suara langkah kaki mendekat. Jangan bilang Erka mendekatiku. Jangan, aku mohon!

Aku merasakan sebuah tangan memegang pinggangku, semakin maju dan tepat memegang pergelangan tanganku yang sedang meremas juniorku. Tangan itu berusaha menggenggam tanganku dan perlahan memaju-mundurkan tangan kami yang sudah bersatu.

Give me your love...Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang