[42] TEMAN PALSU

Mulai dari awal
                                    

Fathur berdiri di depan pintu, tampaknya laki-laki itu sudah siap mengantar Lea menuju rumah Lala. Dia pun mengetuk pintu kamar adiknya. "Dek, udah siap?" tanyanya.

"Sebentar," balas Lea. Buru-buru Lea mengambil tasnya, kemudian gadis itu membuka pintu kamarnya.

"Ayo," ucap Lea setelah menutup pintu.

Lea dan Fathur pergi menghampiri Arka dan Vira yang berada di ruang tamu untuk berpamitan.

"Yah, Bun, Lea sama Abang pergi dulu, ya," ucap Lea seraya menyalami tangan kedua orangtuanya, begitupun dengan Fathur.

"Iya, hati-hati di jalan, kalo ada apa-apa telepon Bunda atau Ayah," nasihat Vira.

"Iya, Bun," balas Lea.

"Naik apa?" tanya Arka pada Fathur.

"Mobil, Yah. Kasian Lea kalo Fathur bawa motor."

Arka mengangguk. "Pelan-pelan bawa mobilnya, jangan ngebut."

Setelah berpamitan, Lea mengikuti langkah kaki Fathur menuju garasi. Kemudian keduanya masuk ke dalam mobil milik Fathur. Sesudah memastikan Lea memakai sabuk pengaman, Fathur langsung tancap gas menuju rumah Lala.

"Sebentar lagi kamu bakalan menghadapi Ujian Nasional, kan?" tanya Fathur memulai pembicaraan diantara mereka.

"Iya, Abang. Minggu-minggu ini banyak banget tugas sekolah buat Lea cape," keluh Lea.

Fathur terkekeh mendengar keluhan Lea. Dia mencubit pipi tembam adiknya dengan gemas. "Sabar, Lea pasti bisa lewatin prosesnya. Kalo ada yang Lea nggak ngerti mengenai tugas-tugas sekolah Lea, jangan sungkan buat tanya sama Abang. Pasti bakalan Abang bantu, kok."

Lea tersenyum, lalu mengangguk. Walaupun posesif, Fathur sangatlah perhatian dan selalu memotivasinya dalam segala hal. Maka dari itu Lea merasa beruntung memiliki kakak seperti Fathur.

Tidak lama kemudian, mereka telah sampai di tempat tujuan. Lea keluar dari mobil diikuti oleh Fathur.

"Abang, Lea masuk ke dalam, ya?"

"Iya, jaga diri baik-baik. Jangan lupa telepon, nanti pulangnya Abang jemput."

Setelah berpamitan pada Fathur, Lea melangkahkan kakinya menuju pintu masuk untuk menyerahkan undangan. Fyi, bila tidak ada undangan, tidak boleh mengikuti pesta.

Lea dibuat terpukau setelah masuk ke dalam rumah Lala. Pesta yang dibuat oleh Lala benar-benar mewah. Sepertinya hampir seluruh murid SMA Garuda Lala undang ke pesta ini. Terbukti dari banyaknya orang yang sedang berlalu-lalang ataupun sedang mengobrol dengan temannya.

"Lea," panggil Zia yang tampak cantik dengan balutan dress berwarna merah.

"Zia udah lama di sini?" tanya Lea.

"Nggak, kok. Beberapa menit yang lalu gue baru dateng."

"Stella mana?"

"Tadi gue liat dia lagi ngobrol sama Lala."

Lea manggut-manggut. Dia mengedarkan pandangannya ke sekitar. Tidak sengaja Lea melihat Raskal yang sedang memandanginya. Menyadari bahwa dia tertangkap basah, Raskal memalingkan wajahnya ke arah lain. Kemudian laki-laki itu lanjut mengobrol bersama Raka, Alvin dan Aji.

"Gue mau nemuin Lala, lo mau ikut?"

"Iya, Lea ikut."

Lea dan Zia berjalan beriringan menuju ke tempat Lala yang sedang mengobrol bersama Stella dan kedua temannya.

"Hai, Lala. Selamat ulang tahun, ya," ucap Lea seraya menyerahkan kado yang dibawanya pada Lala.

Lala tersenyum tipis, kemudian menerima hadiah pemberian Lea. "Thank you, gue seneng lo dateng ke acara gue."

ANTALEO [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang