[22] TERBONGKAR

14.8K 1.8K 395
                                    

Jangan lupa untuk vote dan coment!

Dari mana datangnya kecewa?Dari dia yang aku anggap istimewa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dari mana datangnya kecewa?
Dari dia yang aku anggap istimewa.
—Leandra Jingga—

WAJIB SPAM KOMEN DI SETIAP PARAGRAFNYA.

Sekitar sudah seminggu Lea tidak masuk sekolah, kini gadis itu kembali masuk sekolah dengan penampilan yang sangat berbeda dari sebelumnya.

Jika biasanya rambut panjangnya dikuncir kuda atau dikepang, kini rambut Lea tergerai indah dengan ujungnya yang sedikit bergelombang. Lea juga memoleskan make up natural di wajahnya. Tak lupa juga Lea memakai penjepit rambut berwarna pink menambah kesan feminim.

Seragam yang dikenakan oleh Lea pun tampak pas di tubuhnya. Tidak seperti dulu, seragamnya cukup kebesaran karena atas paksaan Fathur yang menyuruhnya memakai seragam tersebut.

Lea melangkahkan kakinya menuju ke kelas Leo. Niatnya Lea akan memberikan bekal yang telah dibuatnya sebelum berangkat. Cukup sederhana, hanya ada dua potong sandwich beserta satu kotak susu.

Ketika sampai di kelas Leo, tidak ada si empunya. Para sahabat Leo pun tidak ada. Pada akhirnya Lea pun berinisiatif bertanya pada salah satu siswi yang sedang mengobrol bersama temannya.

"Permisi, hari ini Leo sekolah nggak?" tanya Lea dengan ramahnya pada siswi yang Lea ketahui bernama Silvi.

Silvi mengangguk. "Tadi gue liat dia sama temen-temennya naik tangga ke rooftop."

Lea manggut-manggut. "Makasih ya," ucapnya pada Silvi lalu berjalan menuju rooftop.

Baru saja Lea sedikit membuka pintu rooftop, gadis itu mendadak terdiam saat mendengar perkataan yang dilontarkan oleh David.

"Ini udah dua bulan. Sesuai tantangan yang gue kasih ke lo waktu itu, hari ini lo udah boleh putusin Lea," ucap David membuat Leo yang sedang memainkan ponselnya beralih menatap ke arah David.

David memicingkan matanya saat tidak ada balasan dari Leo. "Gue tebak, lo udah cinta beneran sama dia, kan?"

Leo menggelengkan kepalanya. "Nggak. Mana mungkin gue suka sama cewek kayak dia," elaknya. "Gue putusin kalo dia udah masuk sekolah."

Lea tersenyum kecut. Dengan langkah pasti, Lea menghampiri Leo membuat mereka yang ada di sana terkejut dengan kehadiran Lea.

"Lea, gu–gue bisa jelasin," ucap David dengan wajah paniknya.

Lea tersenyum tipis ke arah David lalu menggelengkan kepalanya. "Nggak perlu."

"Terimakasih untuk dua bulannya walaupun Lea hanya dijadiin bahan tantangan kamu sama sahabat kamu," ucap Lea dengan mata berkaca-kaca.

"Maaf, kita putus." Setelah mengatakan itu, Lea berlari menuruni tangga.

Leo sempat ingin mengejar Lea, tapi David menahannya dan berkata, "Nggak usah dikejar. Biarin aja, toh lo nggak cinta sama dia."

Leo mengangguk. Laki-laki itu duduk di tempatnya semula. Bukannya merasa senang karena berhasil melewati tantangan dari David, justru Leo gelisah memikirkan keadaan Lea.

Dilain tempat, Lea duduk di kursinya lalu menelungkupkan wajahnya diatas tas yang Lea taruh diatas meja. Tubuhnya bergetar, sebisa mungkin Lea menahan tangisnya. Tapi usahanya sia-sia, perasaan sedih dan kecewa membuat Lea tak dapat menahan tangisnya.

Stella dan Zia yang baru saja masuk ke dalam kelas pun dibuat kaget saat mendengar suara isak tangis Lea. Buru-buru keduanya menghampiri Lea.

"Lea, lo kenapa?" tanya Zia khawatir dengan keadaan Lea.

Lea langsung memeluk tubuh Zia dengan erat. "Hiks... Zia, dia jahat sama Lea."

Zia mengelus bahu Lea, mencoba menenangkannya. "Coba jelasin pelan-pelan."

Lea pun mulai menjelaskan semuanya. Stella dan Zia yang mendengar cerita Lea pun kaget bukan main sekaligus geram terhadap Leo dan teman-temannya. Bisa-bisanya mereka menjadikan Lea sebagai bahan taruhan.

"Udah, berhenti nangis Lea. Cowok masih banyak yang lebih baik dari Leo," ucap Stella diangguki oleh Zia.

Perlahan-lahan Lea mulai meredakan tangisnya. Stella dan Zia pun terus menyemangati Lea agar segera melupakan Leo.

▪️▪️▪️

Jam istirahat kali ini Lea dan kedua sahabatnya pergi ke kantin. Awalnya Lea sempat menolak dan memilih untuk menghabiskan bekal yang dibawanya di kelas, tapi Stella dan Zia membujuknya agar ikut pergi ke kantin.

"Lo pesen apa?" tanya Stella pada Zia.

"Gue pesen mie ayam sama es teh," balas Zia menyerahkan beberapa lembar uang pada Stella.

Stella pun pergi memesan makanan. Kini tersisa Lea dan Zia yang duduk saling berhadapan.

Suasana kantin yang tadinya sangat berisik menjadi hening saat kedatangan Leo dan teman-temannya.

Lea menundukkan kepalanya. Enggan rasanya Lea untuk menatap wajah Leo yang telah mempermainkan perasaannya.

"Tenang, ada gue," ucap Zia seraya meremas tangan Lea yang ada diatas meja untuk memberikan kekuatan pada Lea.

Tak berselang lama Stella pun datang. Gadis itu menyerahkan semangkuk mie ayam dan es teh pada Zia.

Ketiganya pun mulai makan-makanan mereka masing-masing. Sesekali diselingi canda dan tawa membuat Lea sedikit melupakan kesedihannya.

Setelah pulang sekolah, Lea berdiri di depan gerbang. Menunggu kedatangan Fathur yang akan menjemputnya.

Lama menunggu, akhirnya pun Fathur datang. Laki-laki itu membuka helm yang dikenakannya. Mata Fathur memicing curiga pada Lea. "Kamu habis nangis?" tanyanya.

Tubuh Lea menegang. "Enggak kok. Ini mata Lea habis kelilipan, kena serangga jadinya bengkak."

Fathur menggelengkan kepalanya, tidak percaya dengan apa yang diucapkan oleh Lea. Pada dasarnya Fathur tidak dapat dibohongi dan Lea tidak pandai berbohong.

"Pasti Leo yang buat kamu nangis, kan?" tanya Fathur dengan nada datarnya membuat Lea mengigit bibirnya, merasa takut jika nantinya Fathur berkelahi dengan Leo.

Lea yang terdiam membuat Fathur menyimpulkan bahwa Leo penyebab utama adiknya menangis.

Fathur tak sengaja saat melihat Leo yang berjalan sendirian menuju gerbang. Tanpa sepatah katapun Fathur turun dari motornya lalu membogem wajah Leo hingga jatuh tersungkur di tanah.

"Itu buat lo yang udah buat adik gue nangis," desis Fathur. Laki-laki itu pergi menjauh dari Leo, menghampiri Lea yang terdiam kaku.

"Ayo pulang," ucap Fathur seraya mengenakan helmnya.

"Ta-tapi, itu Leo—"

Fathur menatapnya tajam membuat nyali Lea menciut. "Jangan membantah!"

TBC

Bakalan double update kalo aktif komen, vote mencapai 400.

NEXT?

ANTALEO [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang