Keesokan harinya, sepulang sekolah Orion disuruh Mamanya pergi ke sebelah rumah untuk mengantar kue.

Dengan antusias, Orion langsung menyanggupi dan berlari kecil ke rumah sebelah.

"Halo... Ada orang??" Seru Orion sambil memencet tombol interkom.

Beberapa saat kemudian seorang wanita dewasa yang cantik keluar dan membukakan gerbang untuknya.

Untuk sesaat Orion tidak mengedipkan mata, terlalu terpana dengan visual wanita di hadapannya yang terlihat cantik dan misterius di matanya.

"Ada apa ya dek?" Tanya Violetta heran, melihat bocah laki-laki di depan rumahnya dengan mulut terbuka melihatnya.

"Anu kak.. itu.. disuruh Mama." Orion tergagap sambil  mengangkat box kue yang tadi disiapkan Mamanya dengan salah tingkah.

"Oh... Kamu anaknya Bu Lintang, ya?" Tebak Violetta dengan senyum lebar. Tadi pagi sebenarnya dia sudah menyambangi tetangga kanan kiri untuk memperkenalkan diri dan memberi oleh-oleh dari Surabaya. Karena itulah dia sudah sedikit mengenal bocah kurus di depannya dari cerita Bu Lintang.

"Masuk, yuk. Tante kenalin sama anak tante." Kata Violetta dengan antusias.

Orion tertegun dengan fakta yang baru di dengarnya. Tante? Anak?

Sepertinya cinta pertama Orion harus pupus dalam waktu tidak labih dari 5 menit. Sungguh tragis.

Orion hanya bisa meringis dalam hati sambil mengikuti langkah Violetta masuk ke dalam rumah.

"Sayang... Ada anak tetangga nih. Katanya mau main bareng." Seru Violetta ceria. Di ruang keluarga yang cukup luas, seorang anak perempuan dan Ayahnya sedang asik memainkan lego.

Keduanya mendongak memerhatikan orang asing yang tiba-tiba di bawa Violetta.

"Orion, Om." Ucap Orion merasa perlu memperkenalkan diri, apalagi pria yang sedang memegang potongan lego terlihat menatapnya dengan ekspresi curiga.

"Kenapa harus cowok sih?" Sahut Rimba tidak berusaha menyembunyikan nada tak sukanya.

"Kenapa sih? Kan nggak papa. Orion ini rumahnya di sebelah loh." Kata Violetta santai, lalu mendorong punggung Orion untuk mendekati Raline yang kembali asik dengan legonya.

"Raline sayang... Ini namanya Mas Orion." Mas? entah kenapa Orion merasa aneh dengan panggilan itu.

Raline meletakkan mainannya, lalu bangkit dan mengulurkan tangannya yang mungil lebih dulu.

"Raline."

"Orion."

Keduanya berjabat tangan dengan kaku. Raline tersenyum, menampakkan gigi kelincinya yang lucu.

"Raline suka Mas Orio . Warnanya orange kayak buah jeruk." Ucap Raline memberitahu kedua orang tuanya.

Violetta dan Rimba saling berpandangan. Sedetik kemudian Rimba hampir saja bangkit menjauhkan Raline dari bocil bernama Orion namun ditahan oleh istrinya.

"Mas Orion mau kan, jadi temennya Raline?" Tanya Raline dengan mata berbinar terang. Seakan terhipnotis, Orion mengangguk. Warna biru di mata Raline sekali lagi membuat seseorang tersesat di kedalaman birunya.

***

"Siapa tuh?" Tanya Rio saat melihat Orion dibuntuti makhluk kecil berambut panjang.

"Tetangga baru sebelah rumah. Kenalin, namanya Raline." Orion mencoba melepaskan cengkraman tangan Raline dari kaos belakangnya, namun gagal. Gadis cilik itu malah memeluk perutnya dengan begitu erat. Bersembunyi dari tatapan ingin tahu teman-teman Orion.

"Lucu banget sih tetangga lu, Yon." Rio tertawa kecil melihat sahabatnya kesulitan melepas belitan si gadis cilik.

"Nggak tahu nih, jadi nempel terus ama gua." Orion menyerah. Dia membiarkan Raline terus bersembunyi di belakang tubuhnya.

"Emangnya nggak dicariin emaknya tuh, lu ajak main jauh ke sini?" Sahut Igoy menimpali. Teman sekelas Orion itu ikut menyimak meski fokusnya tetap tertuju pada game di ponselnya.

"Raline udah izin kok." Kata Raline dengan suara pelan. Namun suaranya yang merdu itu membuat teman-teman Orion tertarik.

"Imut banget sih deek... Sini sama Abang Rio." Rio berusaha mengintip ke belakang tubuh Orion, namun Raline malah mengubur wajahnya di punggung Orion.

"Jangan bikin dia takut deh." Decak Orion menghalangi tatapan penuh penasaran dari teman-temannya.

"Ya udah deh... Gua pulang aja. Ntar gua mabar dari rumah aja." Putus Orion akhirnya. Bocah laki-laki itu lalu berjongkok, membiarkan Raline menaiki punggungnya.

"Kapan-kapan bawa Raline ikut lagi ya Yon.."

"Pengen denger suaranya lagi."

"Gemes banget" Seruan dari teman-teman Orion saling bersahutan saat Orion berbalik pergi dari taman, tempat mereka janjian untuk main bareng.

"Temennya Mas ada yang mau meninggal loh. Warnanya udah item." Bisik gadis dalam gendongan punggung Orion.

Orion berhenti berjalan, cukup kaget dengan apa yang barusan ia dengar dari tetangga sebelah rumahnya.

***
TBC.



TERSESAT (Terdampar Season II) (END_revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang