Nia menaikkan satu alisnya melihat tingkah Faisal yang tiba tiba.

"Kamu kenapa?"

"Ical hampil ketlabak mobil tadi!"

"Apa?!"

Nia segera menghadap ke samping memegang kedua bahu Faisal. Menatap putranya dari atas ke bawah berkali kali.

"Ical nggak papa Bunda!"

"Alhamdulillah... Lain kali hati hati ya sayang..."

Nia segera membawa Faisal ke dalam pelukannya. Faisal tersenyum merasakan kehangatan dari Bundanya.

"Kamu pulang sendiri?"

"Enggak diantar om Dick!"

"Om Dick? Siapa?"

"Enggak tau!"

Nia menatap bingung Faisal sedangkan Faisal tersenyum tipis.

"Ical ketemu anak pelempuan yang mirip kayak Bunda!"

"Dia yang udah nyelametin Ical!"

"Dia keren!"

"Dia juga punya banyak mobil!"

"Dia bisa ngomong bahasa ingglis!"

...

Nia mengusap usap kepala Faisal yang sudah terlelap di sampingnya. Setelahnya dia menyelimuti tubuh Faisal lalu keluar dari kamar Faisal.

Nia melihat kearah jam dinding yang ternyata sudah menunjukan pukul sembilan malam.

"Assalammualaikum sayang!"

"Waalaikumsalam Mas!"

Nia segera mendekat pada Zalen lalu mencium punggung tangan Zalen. Zalen mengucap kepala Nia lalu mengecup pucuk kepala Nia.

Cup!

"Kamu belum tidur?"

"Belum, habis nidurin Faisal tadi!"

Mereka berdua melangkah menuju kamar. Nia mengambil alih tas dan jas yang Zalen pegang.

Nia menyuruh Zalen untuk mandi lebih dulu sebelum dirinya akan menceritakan sesuatu.

Setelah Zalen duduk di samping Nia yang bersandar di tempat tidur barulah Nia bercerita tentang Faisal.

"Faisal hampir ketrabak mobil!"

"Astagfirullah tapi Faisal nggak papa kan?"

"Enggak papa anak kita kan kuat, tapi Mas..."

"Kenapa?"

Zalen menatap wajah Nia lalu Nia mengulurkan sebuah kalung entah milik siapa. Zalen mengambil alih kalung itu.

"Ini kalung siapa?"

"Anak perempuan yang nolongin Faisal!"

"Kalung itu menyangkut di kaos Faisal!"

"Sepertinya ini mahal!"

Nia dan Zalen saling bertatapan sebenarnya siapa yang telah menyelamatkan Faisal?

...

Faisal menatap Zahra dari balkon kamarnya yang sedang bermain dengan anak anak komplek lain. Terlihat sangat menyenangkan tapi Faisal tak berniat untuk menyusul.

Faisal memenunduk menatap kalung yang dia pegang. Faisal merengek ingin menyimpan kalung ini.

Jadi Nia dan Zalen memberikan kalung nya dengan janji Faisal akan menjaganya dengan baik.

"Aku akan jaga ini dengan baik sampai waktu aku kembaliin sama kamu..."

"Aku bahkan belum tau siapa nama kamu..."

H.

Hanya huruf depan anak perempuan itu yang Faisal tau. Karena liontin kalung ini berbentuk huruf 'H'.

...

Faisal melangkah bergandengan tangan bersama Zahra. Mereka berdua baru saja pulang membeli mie ayam di depan komplek.

"Ical!"

"Ya?"

"Jangan pelnah tinggalin Zahla ya?"

Langkah mereka terhenti lalu mereka saling bertatapan.

"Kenapa ngomong gitu?"

"Kita cahabat celamanya kan?"

Faisal menggercapkan matanya beberapa kali lalu dengan ragu menganggukkan kepalanya. Faisal tersenyum menenangkan membuat Zahra tersenyum juga.

"Kamu cahabat telbaik aku Faical!"

"Kamu juga cahabat telbaik aku Ala!"

Zahra segera mendekat memeluk Faisal dan dibalas oleh Faisal. Faisal mengusap usap punggung Zahra membuat senyum Zahra semakin lebar.

Sungguh Zahra tak ingin kehilangan sahabat sebaik Faisal. Faisal itu selalu menjaga dan juga melindungi Zahra.

Zahra sangat bersyukur Tuhan mempertemukan dirinya dengan Faisal.

Tanpa mereka berdua sadari ada seseorang yang sedang memperhatikan mereka bahkan mengambil foto mereka.

Setelah mendapatkan foto Faisal dan Zahra orang dengan pakaian serba hitam itu pergi dengan mobilnya.













Jangan lupa tinggalkan jejak!
Vote and komen!!
Jangan pelit ya...

Love you all♥

Complicated (End)Where stories live. Discover now