Bunyi deringan telepon mengejutkannya, membuatnya bangun dari khayalan. Dia mengerling ke arah di mana telepon berada, kemudian melangkah ke sana dengan lemah untuk meraihnya.

"Kyuhyun-ah?"

Tidak sempat menyahut, suara di seberang sudah membuatnya diam seketika dan memilih hanya akan mendengarkan saja.

"Eo?"

"Kau baik-baik saja?"

"Aku sehat, Noona."

"Bodoh. Heechul meneleponku dan dia bilang kau bertingkah lagi di kantor." Suara cerewet yang berasal dari mulut kakak perempuannya, membuat Kyuhyun ingin segera memutuskan sambungan telepon saat itu juga. Dia lelah untuk beradu argumen. Tidak untuk sekarang.

"Noona, aku lelah."

"Berhenti berkelakuan bodoh kalau begitu! Jangan mempermalukan Keluarga Cho dengan tingkah tidak pantasmu, kau mengerti maksudku, kan?"

"Iya, aku mengerti dan berhentilah memarahiku, Noona."

"Aku akan berhenti memarahimu kalau kau juga berhenti bersikap bodoh, Cho Kyuhyun."

***

Heechul menatap intens wanita di hadapannya tanpa berniat meninggalkan mata itu walau hanya sebentar. Sementara wanita itu merasa grogi mendapatkan tatapan seperti yang sedang Heechul berikan padanya, dia hanya bisa mengepalkan kedua tangannya dengan erat. Keringat mengucur perlahan-lahan dari balik punggungnya.

"Song Hyerin," Heechul memulai, kali ini tatapannya berpindah pada kopi di tangan kanannya. Menyesap kopi itu pelan-pelan, kemudian melanjutkan. "Aku ingin meminta bantuanmu."

Hyerin diam untuk beberapa saat. Dia menatap keluar jendela, trotoar kota Gangnam dipenuhi dengan pejalan kaki yang sedang berlarian menghindari hujan. Ada sedikit rasa lega ketika dia menyadari bahwa dirinya tidak berada di antara kerumunan pejalan kaki tersebut, beruntung dia sedang berada di dalam kedai kopi. Namun sial karena harus berhadapan dengan orang asing di hadapannya saat ini, Kim Heechul.

"Aku tidak mengerti kemana arah pembicaraan ini, Tuan-"

"Kim Heechul." Heechul menambahkan.

"Tuan Kim." Hyerin memberanikan dirinya untuk menatap Heechul. Saat dia berhasil melakukannya, wanita itu hanya memperlihatkan wajah tanpa ekspresi kepada Heechul.

"Kau tahu, Nona Song, kau bisa bertanya apa saja atau minta apa saja dariku jika kau mau, asalkan kau mau membantuku." Heechul membeberkan secara gamblang.

"Maksudmu imbalan? Asal kau tahu Tuan Kim, aku bukan wanita seperti itu."

Heechul menyeringai, "Kau salah menanggapiku, Nona Song. Aku hanya ingin agar sahabatku kembali seperti sedia kala."

"Sahabatmu? Pemilik Cho Corporation, maksudmu? Pria yang tadi pagi meronta-ronta dengan menyebutku 'Han Baram'?" Heechul mengangguk. "Aku lebih ingin tahu jika kau memberitahu apa yang sebenarnya terjadi pada pria itu sebelum aku mendengar permintaanmu."

"Ini." Heechul menyodorkan secarik foto untuk wanita itu lihat.

Hyerin mengambil foto tersebut dengan ragu, kemudian mulai memerhatikannya. Sepasang yang sedang duduk di bawah pohon maple di musim gugur. Mereka berdua tersenyum sambil memamerkan sepasang cincin di masing-masing jari manis mereka. Pria di dalam foto itu... Hyerin tahu pria itu adalah direktur Perusahaan Cho. Kemudian, di sampingnya adalah wanita yang tidak asing lagi di matanya. Matanya, hidungnya, bibirnya, dan wajahnya. Semua sama. Itu seperti dirinya sendiri.

Heechul menyeringai melihat keterkejutan pada wajah wanita di hadapannya ketika dia melihat foto tersebut.

"Itu aku. Tapi-"

A Wedding Ring (Kyuhyun Fanfiction)जहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें